.
.
."Mon, kamu mau bawa aku kemana? " Sudah berkali kali Pluem melontarkan pertanyaan itu, sementara Chimon tetap diam tidak menanggapi pertanyaan Pluem.
Mereka memakai Lift menuju lantai 4 dengan tetap tanpa sepatah katapun keluar dari mulut Chimon.
Begitu pintu lift terbuka, Chimon langsung main narik tangan Pluem mengikutinya.
Sampai mereka tiba didepan sebuah kamar. Dengan cepat Chimon mengeluarkan kartu dan menggesekkannya pada pintu kamar tersebut. Lalu dilanjutkan dengan pindai retina. Barulah pintunya bisa dibuka.
"Mulai hari ini lo tinggal disini! " Kalimat pertama yang diucapkan Chimon setelah beberapa saat itu meresap ke pendengaran Pluem. Awalnya Pluem ragu, tapi setelah melihat wajah serius Chimon, itu meyakinkan Pluem bahwa dia tidak salah dengar " Btw, kamu nggak mau lepas tanganku ni? "Tanya Pluem yang memperhatikan tangan Chimon yang masih setia memegang pergelangan tangannya itu. Setelah mendengar perkataan Pluem, Chimon langsung saja melempar tangan Pluem ke sembarang arah.
Dengan begitu senang Pluem lompat kegirangan memeluk Chimon " Wahh makasi banyak Mon, P' makin sayang deh jadinya! " Mendengar itu wajah Chimon menjadi panas dan sangat merah bagai tomat, untung saja Pluem tidak bisa melihat itu.
Chimon segera saja mendorong Pluem dengan kasar " Yang bilang lo tinggal disini gratis siapa? Lo disini dengan syarat Lo harus masakin gue, bersih bersih dan nyuciin pakaian gue ngerti! "Dengan sangat mantap Pluem mengangguk. Pluem tidak ingin melewatkan kesempatan ini.
" Sekarang gue laper! Jadi cepet lo masakin makan malem. Gue mau mandi dulu" Ucap Chimon yang lalu pergi meninggalkan Pluem disana.
Pluem menuju kedapur, melihat lihat apa yang akan dia masak kali ini. Sebenarnya Pluem memang jago dalam memasak, ketika di cafe Pluem beberapa kali belajar memasak dengan chef disana. Dulu waktu kecil juga dia sering dapat latihan memasak.
Pluem mulai melihat kulkas mencari bagan bahan untuk dimasak, tapi tampaknya kali ini Pluem tidak bisa memasak apapun. Bagaimana tidak, Chimon baru pertama kali menginjakan kaki di condo miliknya ini. Jadi tidak ada bahan makanan apapun disini.
Ketika hendak berbalik dan mencari Chimon, orang yang hendak dicari Pluem itu sudah muncul di belakangnya. "Mon... "
"E e gue tau, gak ada apa kan buat dimasak? Sama nggak ada peralatan mandi juga di kamar mandi. Mumpung baru jam 9 Lo anterin gue ke mall buat beli perlengkapan hidup disini sekarang! " Chimon langsung pergi kebawah dengan Pluem yang mengekor dibelakangnya
🧤🧤🧤
Sementara itu di kediaman Joongcheveevat. Ohm sedang termenung di teras depan kamarnya. Hal yang dipikirkan Ohm kali ini tampak sangat berat. Ohm memikirkan perkataan Drake beberapa hari lalu. "Gue suka sama Nanon? " Semakin keras memikirkannya, Ohm merasa akan gila dibuatnya."Oooui" Kini Ohm mengacak acak rambutnya. Dia sangat stress memikirkan itu.
Sebuah hal terlintas di benak Ohm. Ohm mengambil ponselnya mencari cari sebuah foto.
Sampai sebuah foto terlihat di layar ponsel Ohm. Mata Ohm terfokus pada seseorang disana, tentu saja itu Nanon. "Ehh kenapa jantung gue cepet banget njir! Gue sakit apa ya?" Ohm melempar ponsel kesampingnya, dia semakin bingung dengan keadaannya sendiri.
Gulf memasuki kamar Ohm, berusaha mencari Ohm untuk diajak makan malam. Ketika melihat keluar Gulf melihat anaknya seperti sedang kesusahan, alhasil Gulf menghampiri Ohm "kamu kenapa Ohm? " Ohm segera mengambil ponsel miliknya jaga jaga jika Gulf akan duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Fate
De Todo"Kenapa takdir selalu mempermainkanku" - Pluem "Kebenaran pasti akan merubah segalanya" - Chimon "Terkadang diam saja lebih baik" - Nanon "Bacot! " - Ohm ⚠️ Bxb Mpreg Indonesia Bahasa nonbaku Little bit angst Karya pertama author mohon dimaklumi jik...