Tim 8 harus mulai dari awal lagi melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap barang bukti, para saksi yang terlibat dalam kasus ini, walau semua pernah dilakukan tapi seiring waktu hal itu menjadi tidak berlaku, mungkin saja pernyataan para saksi berubah tapi barang bukti yang ada tetap berlaku.
Apalagi barang bukti di kasus Dalgona tidak banyak, jadi motif pelaku dan korban lah yang menjadi paling utama dalam kasus ini. Ada 5 saksi utama termasuk korban, semua yang ada di cafe termasuk pelayan, manager dan para pengunjung di tambah saksi tambahan yang ternyata adik korban.
Saat ini Restu dan Bondan sedang ada di kediaman korban di sebuah apartemen. Mereka sudah melakukan hal sama di rumah keluarga korban. Semuanya pernah disambangi oleh tim sebelumnya. Tapi kali ini untuk memeriksa kembali sesuai bukti yang ditemukan. Dan mungkin saja ada yang terlewat.
Pemeriksaan kali ini dengan sang adik korban bernama Vini usianya bedanya 2 tahun dengan kakaknya.
"Setahun lalu kak Vina sangat senang bisa pindah dan mempunyai tempat tinggalnya sendiri setelah cukup lama tinggal di kos an, walau sebenarnya rumah kami masih di jakarta ! Tapi kak Vina orang nya gitu pengen mandiri katanya !" Jelas Vini.
"Oh bagaimana sehari-harinya kakak kamu ?" Tanya Restu sambil melihat kamar pribadi korban.
"Dia memang agak tertutup orangnya, tidak semua rahasia di ungkap termasuk pada aku sendiri adiknya !" Jawab Vini.
"Boleh aku bertanya, pada laporan sebelumnya pernyataan anda tidak ada di berkas sebelumnya ?" Tanya Restu lagi.
"Itu karena aku tidak tinggal disini, di Australia bersama suamiku, aku memang menikah duluan dibanding dia ! Waktu kudengar dia meninggal aku sangat sedih tapi tidak bisa cepat pulang butuh waktu !" Jelas Vini. Restu mengangguk.
"Kamu tahu dia bertunangannya dengan siapa ?" Tanya Restu sambil melihat foto figura kecil di meja, terlihat seorang lelaki dan korban.
"Kalau yang ku dengar dia sudah berpacaran sejak kuliah tapi putus nyambung gitu deh !" Jawab Vini. Restu dan Bondan memeriksa lemari dan meja korban. Terlihat buku harian tapi yang mengherankan buku itu tidak masuk ke barang bukti sebelumnya.
Restu mengambil buku itu setelah sebelumnya menggunakan sarung tangan khusus. Di bukanya buku itu sekilas tapi akhirnya dia mengerti. Tapi kali ini buku itu menjadi barang bukti.
"Bang foto album ini harus di foto engga ? Soalnya engga ada tuh di sebelumnya ?" Tanya Bondan, Restu mengangguk.
"Aku heran deh kenapa album ini tidak dimasukan ! kerja apa aja sih mereka ?" Bondan merasa heran. Restu mendekat dan melihat album foto dari kecil sampai sekarang ! Tapi yang paling banyak waktu SMU dan Kuliah.
"Ini kakakmu ?" Tanya Restu sambil menunjukan foto pada Vini, dan dia mengangguk.
"Dia memang culun pakai kaca mata, sering dijuluki si kutu buku !" Ujar Vini.
"Kamu kenal dengan para sahabatnya kakakmu ?" Tanya Restu.
"Tidak banyak tapi kakak sering cerita bila melihat foto album itu !" Vini melihat album foto. "Kakak pernah cerita kalau dia pernah suka sama kak Beni ! Tapi hanya dalam hati soalnya dia pemuda paling populer di sekolah dan kampus dan cewek yang suka padanya banyak !".
"Termasuk yang ini bernama Rini katanya sih mereka pernah pacaran !"
"Emang persahabatan seperti itu boleh pacaran ?" Tanya Bondan.
"Entahlah, cerita kak Vina seperti itu !" Jawab Vini.
"Kalau melihat bukti wawancara mereka juga masuk universitas yang sama walau beda jurusan ?" Tanya Restu, sambil membuka lemari pakaian.
"Iya, betul ... kak Vina satu jurusan dengan kak Ferry dulu dia bad boy suka bikin ulah ... sementara yang lain jurusan lainnya !" Jawab Vini.
Restu melihat sebuah surat ketika diambil seperti surat cinta ? Dia membukanya ...
"Si Ferry pernah suka pada kakakmu !" Ujar Restu.
"Hmmm jadi benar ini cinta segi banyak ?" Tanya Bondan.
"Belum tentu motifnya itu, masih banyak yang harus kita gali dari temuan ini !" Jawab Restu. "Untuk saat ini cukup, terima kasih mba Vini, nanti kalau ingin tahu maka kami akan bertanya lagi pada anda !" Ujar Restu pada Vini, dan perempuan itu mengangguk.
-----------
Restu dan Bondan sedang berada diruangan khusus mereka, sementara Bahar ada tugas lain.
"Bang, bagaimana cincin itu ? Apa kita periksa juga ?" Tanya Bondan, Restu mengangguk dan meminta mengambilnya di laci meja dan memberikan kunci. Bondan berdiri dan keluar untuk mengambil bukti cincin meja kerja Restu.
Bondan membuka laci dan mengambil sebuah amplop tanpa di duga Bondan melihat sesuatu, dia tertegun dan terdiam tapi kemudian ditutupnya laci itu dan kembali ke ruangan.
"Ini bang !" Ujar Bondan sambil menyerahkan amplop pada Restu.
"Buka aja !" Perintahnya, karena dia sedang membaca buku harian milik korban. Bondan mengangguk dan membuka amplop disana ada cincin dibungkus kantong dan juga berkas mengenai cincin dan dia membacanya.
"Wah bang ini mengejutkan !" Bondan menatap tak percaya. "Coba deh abang lihat !" Sambil menyerahkan hasilnya pada Restu. Dan Restu membaca hasil itu.
"Jadi apa dia tersangkanya ?" Tanya Bondan. Restu menggeleng.
"Ini bukti penting tapi harus dibuktikan dulu !" Jelas Restu.
"Aku engga tahu mereka melalukan apa saja selama ini mengenai kasus ini !" Ujar Bondan ngedumel, Restu hanya tersenyum.
"Hmmm... ini yang namanya Shinta ya ko disini kurus ya engga gemuk bahkan menurutku cantik sekali lebih dari si Rini !" Ketika Bondan melihat sebuah foto.
"Emang foto waktu kapan ?" Tanya Restu. Bondan membalik foto.
"Waktu kuliah ni katanya sebulan sebelum lulus kuliah !" Jawab Bondan.
"Mungkin karena sudah menikah dia jadi gemuk !"
Bondan mengambil sebuah file dan membukanya dan membacanya.
"Si Shinta ini memang menikah tapi tidak lama kemudian bercerai ... tunggu dulu ... bang ini sama engga dengan yang ini ..!" Ujar Bondan kemudian membandingkan satu foto dengan foto yang satunya pada Restu. Dia terdiam.
"Sama memang ada perubahan !" Jawab Restu. Bondan mengambil cincin dan mengeluarkan cincin dari kantong untung saja dari tadi mereka menggunakan sarung tangan khusus.
"Ada inisialnya !" Bondan memperlihatkan cincin pada Restu.
"Kamu hebat Bondan !" Restu memuji.
"Ah abang bisa aja ! Aku belajar banyak dari abang kok !" Bondan tersipu.
"Tapi ini belum final bisa dia atau ada yang lain ! Masih menunggu ! Tapi ini suatu kemajuan !" Jelas Restu.
"Siap bang !" Jawab Bondan, "Apa ada sesuatu di buku harian itu bang ?" Tanya Bondan. Restu mengangguk.
"Ini semakin kompleks, karena ada banyak motif ternyata !"
"Maksud abang ?"
"Semua terlibat dengan korban !" Jawab Restu.
"Bukankah sesuai bukti ini sudah cukup ?" Tanya Bondan.
"Bukti adalah hanya satu dari motif, kita lihat dari wawancara dengan mereka !" Jawab Restu.
"Kita kan punya file wawancara dengan mereka dan sudah kita dengarkan juga kan ?"
"Entahlah ada sesuatu yang tidak mendetail dari wawancara tersebut ya seperti membenarkan korban bunuh diri ada rasa cemburu hanya itu fokusnya ... !" Restu terdiam.
"Benar juga kata abang ! Mereka seperti menginterogasi pengedar yang harus ngaku ! Padahal ini beda !" Ujar Bondan, Restu mengangguk setuju.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
JAKARTA UNDERCOVER !
Детектив / ТриллерAda satu lagi cerita kosong jadi harus diisi, slow update ... karena yang lain belum beres 😁 ... ceritanya tentang kasus pembunuhan seorang wanita kaya yang melibatkan Suami, Selingkuhannya... dan kasus-kasus lainnya yang melibatkan seorang polisi...