"Betul, seperti ada yang merubah atau di rubah sedikit ?" Ujar Bahar heran.
"Apa ada yang datang kesini, sebelumnya ?" Tanya Restu.
"Tidak ada, garis polisi juga masih ada !" Jawab Bahar. Keduanya terdiam.
"Maaf, sir !" Tiba-tiba yang lain datang.
"Ada apa ?" Tanya Bahar tertegun karena baru sebentar sudah berkumpul kembali.
"Anu ... "
"Katakan saja !" Ujar Bahar sambil menatap semuanya.
"Sir, kami menemukan banyak perbedaan antara di foto dan juga di TKP nya sekarang !" Jawab Bondan, mewakili yang lain, kemudian di angguki oleh semuanya.
"Begitu ya, baik! Kita tak usah menyimpulkan dahulu apa pun itu! Semua harus menbuat foto terbaru yang di rasa berbeda dan satu lagi, tidak boleh ada yang menyentuhnya dahulu! Cukup di dokumentasikan semuanya! Mengerti ?" Perintah Bahar.
"Baik sir !" Semua menghormat dan kembali bertugas.
"Kamu juga Restu! Bila ada yang janggal, foto saja semuanya !" Pinta Bahar kepada Restu dan dia mengangguk. Setelah itu Bahar pun melakukan hal sama di kamar lain, untuk membuat dokumentasi foto yang terbaru.
Setelah itu semua berkumpul dan Bahar meminta mereka kembali ke markas. Semua mengangguk. Ketika sampai, mereka melihat kerumuna para awak media. Bahar memberi kode lewat jalan lain, agar tidak bertemu, semua pun mengikuti. Karena mereka sedang melakukan tugas, tidak boleh memberikan keterangan apa pun juga ke awak media.
Setelah semua selesai, anggota tim Bahar berkumpul di ruangan khusus mereka, untuk membahas penemuan mereka di TKP hari ini.
"Selamat malam, kenapa aku mengumpulkan kalian malam ini? Supaya lebih tenang, di banding siang atau sore! Karena kasus kita kali ini cukup kompleks, melibatkan oknum dari pihak kita! Walau kita tak mencari tersangka, hanya penyelidikan tapi ini sangat penting! Untuk mengambil keputusan di masa depan !" Bahar membuka pertemuan, semua mengangguk.
"Aku terkejut, karena ternyata semua barang bukti yang berada di TKP sudah berubah, tidak sesuai lagi dengan BAP atau berkas acara penyelidikan oleh tim lain! Kenapa hanya cukup di dokumentasikan saja? Itu untuk melihat sejauh mana besar perbedaannya dan juga hal yang penting dengan kasus ini! Karena ada barang bukti yang tidak begitu penting dan juga sangat penting !" Jelasnya dan semua mengangguk mengerti.
"Kita akan memilah mana yang di anggap bukti penting dan tidak! Walau tidak penting itu tetap kita bahas, karena akan menimbulkan pertanyaan kok bisa berubah? Dan itu akan menaikan statusnya di penyelidikan selanjutnya !" Ujar Bahar sambil menatap semuanya.
"Oh iya, kalian tak keberatan kan untuk lembur ?" Tanya Bahar.
"Tidak sir !" Seru semuanya.
"Bagus, ayo kita kembali bekerja !" Perintahnya.
----------------------
Sementara itu, Reyhan sudah mulai bekerja di tempat barunya. Walau hanya di balik meja sebagai produser acara, tapi tak masalah. Dia tahu, dia di rekrut karena antar media televisi saat ini persaingannya cukup ketat untuk meraih jumlah penonton, kadang acara yang sama tapi penontonnya pasti memilih menonton sesuai favoritnya sendiri, atau bisa jadi di pindah ke televisi lain yang bukan menayangkan berita informasi tapi ke hiburan.
Ada beberapa faktor, mungkin sudah bosan atau penat dengan berbagai masalah, maka mereka sebagian penonton untuk melihat acara hiburan untuk menghilangkan semuanya. Toh berita itu bisa di lihat kemudian walau hanya kesimpulan saja.
Dan itulah tugas Reyhan sekarang, yang di rasa cukup berat. Pertama harus mengemas berita dengan baik, akurat dan tidak berpihak serta apa adanya, disisi lain juga menghadirkan nara sumber yang sesuai dengan beritanya.
Karena perusahaan media tempat dia bekerja, mempunyai berbagai bagian, ada televisi hiburan dan juga khusus berita seperti yang di tempatinya. Media televisi dan koran atau majalah tentu berbeda. Disini ada gambar, dan juga langsung di saksikan oleh mata penonton sendiri, tidak berimajinasi lagi ketika membaca berita.
Pagi-pagi Reyhan sudah rapi. Bangun pagi-pagi sekali. Ini adalah rapat pagi yang pertama bersama anggota baru. Sebagai produser dia harus memperkenalkan diri dan juga langsung bekerja. Dia malas bangun pagi, tapi berita pagi harus segeea disiarkan pukul 6 pagi, jadi Rey harus bangun pukul empat pagi. Dan berangkat setengah lima pagi.
Di apartemen hanya minum kopi sebagai penghangat badan saja. Tak lama dia sudah berada di jalanan. Tadi malam dia mendapat telpon dari bang Oscar bahwa kasus villa di puncak sedang di tangguhkan sementara. Pihak kepolisian sedang kembali menyelidikan ulang di TKP. Dan ini pun akan masuk berita pagi ini, hanya saja dia tak bebas meliput berita seperti dulu. Semuanya di kumpulkan dari karyawan lapangan.
Tak lama dia tiba di gedung stasiun televisi, sebagai produset program berita tentu gajinya tiga kali lipat dibanding ketika menjadi wartawan koran dan majalah. Dan kini Reyhan memakai seragam khusus televisi, badge di lehernya. Ada kebanggaan tersendiri baginya.
"Oke Rey, ini adalah tantangan baru bagi lo! Sekarang lo harus tunjukan kemampuan lo sesungguhnya !" Ujarnya berbicara kepada dirinya sendiri di cermin sebelum berangkat,
"Pagi sir !" Sapa seorang satpam.
"Pagi, maaf ruang produser berita di mana ?" Tanya Reyhan, dia memang belum pernah menginjakan kaki ke stasiun televisi yang gedungnya berbeda. Satpam bertubuh tegap dan gagah itu melirik ke arah badge yang tergantung di leher.
"Oh mas, produser baru ya ?" Tanyanya, Reyhan mengangguk. Pak satpam tersenyum, dia menunjukan ruangan priduser berita di lantai 5. Reyhan mengucapkan terima kasih dan pamitan dan menuju lift ke lantai yang di tuju. Ketika lift membuka dan keluar, ada sudah banyak orang di sana, karena akan bersiap akan siaran pagi.
"Mas Reyhan, anu maaf! Maksud ... saya pak Reyhan ?" Tanya seorang perempuan berbadan agak gemuk datang menghampiri. Pemuda itu mengangguk.
"Maaf, semua sudah menunggu di ruang rapat! Barusan ada telpon dari pak satpam, bahwa bapak sudah datang! Dan saya juga sudah mendapat surat dari HRD bahwa bapak adalah pengganti pak Anwar yang di pindah ke program hiburan !" Jelasnya.
"Iya, betul! Oke !" Jawab Reyhan, dan keduanya pun menuju ruang rapat. Tak lama mereka memasuki, semuanya berdiri dan Reyhan memberi kode untuk duduk.
"Pagi semua !" Sapa perempuan tadi.
"Pagi !" Jawab semuanya.
"Hari ini, kita kedatangan produser program berita terbaru kita! Namanya pak Reyhan, dia bukan orang asing bagi perusahaan kita! Karena dulu sebelum bergabung kesini! Beliau wartawan koran dan majalah, dari freelance kemudian di angkat menjadi tetap! Terakhir dia menjabat manajer liputan lapangan! Bisa di sebut sudah tak aneh lagi mengangkat berita-berita teruntama kriminal! Beliau ini selalu mengangkat berita viral yang terjadi di kepolisian !" Jelas wanita ini di hadapan para peserta rapat.
"Nama saya Dewi! Direkur bagian pemberitaan !" Reyhan tertegun. Tak menyangka di sambut langsung oleh pimpinannya.
"Silahkan pak Reyhan! Kita berharap bisa bekerja sama! Karena sebenarnya stasiun televisi berita kita masih baru! Jadi perlu tenaga yang profesional! Sebenarnya dulu kami bersatu dengan manajemen bagian televisi hiburan! Kemudian, kenapa engga di pisah menjadi bagian khusus untuk berita dan informasi ?" Ujarnya dan menjelaskan sedikit tentang sejarahnya.
"Terima kasih bu, maaf saya tidak tahu tentang anda sebelumnya! Maklum, saya jarang masuk ke bagian televisinya! Baik bu, kita saling bekerja sama! Walau saya cukup lama di koran dan majalah! Tapi tentu ini baru dan berbeda antara media cetak dan televisi! Dan saya akan bekerja keras! Dan juga bekerja sama dengan kalian semua! Salam kenal semuanya!" Reyhan pun memperkenalkan dirinya. Kepada semuanya.
"Baik pak Reyhan! Selamat bekerja !" Ujar Bu Dewi dan pamitan pergi. Reyhan mengangguk dan menunduk hormat.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
JAKARTA UNDERCOVER !
Misterio / SuspensoAda satu lagi cerita kosong jadi harus diisi, slow update ... karena yang lain belum beres 😁 ... ceritanya tentang kasus pembunuhan seorang wanita kaya yang melibatkan Suami, Selingkuhannya... dan kasus-kasus lainnya yang melibatkan seorang polisi...