"Kenapa kamu membencinya ? Padahal kalian berteman ?" Tanya Bahar heran.
"Karena aku iri !" Jawab Shinta. Bahar mengeluarkan foto lagi di taruh di atas meja.
"Apa yang kamu iri kan Shinta ?" Lihatlah kedua foto ini ?" Shinta hanya diam.
"Lagi pula kau tak membunuhnya, sesuai penyelidikan awal dia meninggal karena bunuh diri, meminum racun yang seharusnya untukmu ! Dari orang yang sangat mencintainya !" Tak lama Shinta menangis tersedu-sedu.
"Cincin itu diberikan oleh Vina bukan ? Tapi kamu membuangnya, ketika mendengar korban akan menikah ! Tapi kamu salah faham dia menikah bukan dengan Agung tapi dengan Ferry !" Jelas Bahar dengan menatap Shinta dengan tajam.
"Dia orang baik bukan ! Teman sejati yang rela mati untukmu karena kasihan kamu masih mempunyai 3 orang anak ! Padahal Vina pun sudah memiliki anak dari hubungannya dengan Ferry !"
"Vinaaa maafkan aku !" Ucap Shinta di sela tangisannya.
"Ferry akan menjalani hukuman untuk sementara atas dugaan perencanaan pembunuhan anda yang mengakibatkan korban tewas !"
"Saya tidak mau mengetahui kebencian anda terhadap korban, kami hanya ingin tahu motif kenapa korban sampai terjadi seperti itu !"
"Kasus ini saya tutup kembali !" Ujar Bahar kemudian keluar meninggalkan Shinta yang masih menangis.
"Benar-benar kasus berat ...!" Bondan menghela nafas. Restu mengangguk saja.
---------------
Kasus Dalgona pun sontak menjadi pembicaraan di media setelah di ungkap oleh tim 8, berita ini sangat berbeda ketika dulu di lakukan oleh tim lain.
Rey tentu saja senang, tapi kasus itu menjadikannya teringat masa lalunya yang kelam. Ketika masih bad boy sampai ada seseorang yang merubahnya seperti sekarang.
Dia sedang berada di sebuah club malam untuk bersenang-senang sedikit. Sampai dia melihat seseorang masuk dan dia mengenalnya, dan orang itu melihatnya kemudian mendatangi dirinya.
"Hallo bang !" Sapanya ternyata Bondan. Rey hanya mengangguk.
"Selamat ya tim mu kembali menyelesaikan kasus lagi !" Ujar Rey.
"Terima kasih ! Abang juga sudah menelpon mama, dia sangat senang sekali !" Bondan menatap abangnya.
"Biasa aja, lagi pengen kok nelpon ! Syukurlah !" Jawab Rey, Bondan memesan minuman.
"Jadi bang Restu ya ?" Ujar Bondan tiba-tiba, Rey menatap Bondan.
"Yang ditolong abang waktu itu !"
"Ngomong apa kamu Bondan !" Jawab Rey sambil meminum minumannya.
"Aku melihat sesuatu benda yang milik kakak di laci meja bang Restu dan itu sama yang abang sering make !"
"Barang apaan sih ! Perasaan engga ada yang hilang ?" Tanya Rey terlihat masih cuek.
"Kalung tengkorak !" Jawab Bondan, Rey terlihat terkejut. Dia agak sedikit batuk setelahnya.
"Maaf bang, bukannya ingin mengungkit hal itu !" Bondan terdiam.
"Dia tahu kok, tapi aku memang belum mengakuinya !" Ujar Rey.
------
Sementara itu malam itu Restu dan Bahar menghabiskan waktu berdua saja. Mereka berciuman dan berpagutan sambil bergulingan di tempat tidur. Tubuh keduanya hanya menyisakan sehelai cd saja.
"Mmaasss ... !" Desah Restu ketika Bahar melepas ciuman dan mulai menyelesuri telinga lehernya.
Setelah itu menuju dada Restu, dan mulai bermain di kedua putingnya di hisap dan menjilatinya membuat tubuhnya mengejang menggeliat. Tangan Restu hanya bisa meremas rambut kekasihnya itu.
Ciumannya terus berlanjut, menuju ke benda keras yang sudah tegak berdri, Bahar mulai mengulumnya sesekali menghisapnya. Restu hanya bisa mendesah dan merintih tubuhnya menggelinjang. Bahar melepas kuluman dan kembali ke atas kini ia menghimpit tubuh Restu mereka berciuman dan berpagutan.
Restu sekarang mengambil alih ia berada di atas tubuh Bahar, bibirnya berciuman sementara tubuhnya menggesek tubuh Bahar kedua sudah telanjang bulat, kedua benda keras milik mereka saling bergesekan. Restu melepas ciumannya dan mulai menciumi leher, dada dan perut Bahar. Sementara Bahar hanya mengerang dan menggeram kenikmatan. Akhirnya Restu kini mengulum kontol Bahar dan menjilatinya.
"Oooohhh ... sssaaayyyaaanngg ... !" Erang Bahar pinggulnya di goyangkan dan meremas rambut Restu.
Tak tahan Bahar bangun dan menarik Restu ke pangkuannya mereka berpagutan dan berciuman tangan Restu melingkar di leher Bahar. Tangan Bahar meremas pantat Restu.
"Mas masukin ya ?" Pinta Restu dengan nafas terengah.
"Kamu yakin ?" Tanyanya Restu hanya mengangguk. Restu melepaskan pelukannya dan Bahar meminta Restu mengambil gel untuk melumasi kejantanannya. Setelah semua selesai, Restu mulai mengangkang dan memegang kejantanan Bahar yang sudah mengeras dan licin mengarahkan ke lubang anusnya.
"Aaaahhhh ... mmmaasss !" Restu mengerang ketika benda keras itu mulai masuk ke anusnya.
"Ooohhh ... sssaayyaanngg sseemmpiit dan enak sekali lubang mu !" Bahar menggeram dan mencekram pinggul Restu yang sudah masuk seluruhnya.
Restu memeluk leher Bahar dengan erat, mereka berciuman dan berpagutan sementara bagian bawah mulai bergerak naik turun. Desahan erangan terdengar suara dari bawah pun mulai terdengar. Bahar mulai membalik tubuh Restu dan membaringkannya kaki restu di bawa ke pundaknya dan Bahar mulai mengerakan pinggulnya makin lama makin cepat.
"Maaasss lleebbiihh cceeppaatt ... aaazhhhh mmmaass ... !" Desah Restu tubuh bergerak seiring gerakan Bahar.
"Aaahhhh ... eennnaakkl sseekkallii !" Erang Bahar mereka berciuman.
Akhirnya keduanya sampai ke puncak kenikmataan, gerakan Bahar makin cepat tubuh mereka sudah basah oleh keringat.
"Maaasss aakkkuu mmmaauu kkkeeluuasrr !"
"Aaakkkuuu jjjuugggaa ssaayyaanngg !"
Keduanya makin lama makin cepat, sampai tubuh Restu mengejang kontolnya menyemburkan cairan kental tanpa menyetuhnya anusnya mengikat erat kontol Bahar dan menyedotnya sehingga Bahar pun memuntahkan laharnya di dalam. Keduanya mencapai puncak kenikmatan dan ambruk.
Restu memeluk erat tubuh Bahar, dan keduanya berciuman dan berpagutan, kontol Bahar lepas dari lubang kenikmatan Restu. Nafas mereka memburu.
"Kamu suka ?" Tanya Bahar. Restu mengangguk dan mencium bibir Bahar.
"I love you !" Bisik Restu.
"I love you too !" Jawab Bahar. Dia mencium Restu dan memeluknya erat begitupun sebaliknya keduanya bergulingan dan berpelukan. Keduanya main dua kali lagi setelah itu. Dan kemudian tertidur.
-------
Bondan sekarang berada di sebuah klub malam, dia duduk sambil meminum minumannya. Matanya melirik kesekeliling sampai ia melihat sesuatu yang membuatnya marah.
"Dasar cewek brengsek ! Begitu rupanya berbagai alasan putus ternyata ia sama cowok lain !" Ujarnya. Dia mengambil hp dan memotret ketika dua pasang cewek dan cowok berciuman. Setelah itu dia bangkit dan berjalan ke arah mereka. Dan menyenggol keduanya dengan cukup keras. Kedua pasangan itu terkejut.
"Hallo Diandra ! Kita putus !" Ucap Bondan dan langsung pergi sementara cewek itu menatap tak berkedip dan hanya diam saja.
Bondan merasa hatinya hancur, tapi dia lega bisa lepas dari perempuan itu. Kepalanya terasa pusing dia terlalu banyak minum beralkohol tadi. Tubuhnya agak terhuyung beberapa kali menabrak dan meminta maaf.
Kali ini dia bertubrukan dengan seseorang dan hampir jatuh, tapi sebuah tangan menariknya dan memeluknya erat. Ia menatap lelaki itu ingin mengatakan sesuatu tapi setelah itu ia tak ingat apapun lagi.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
JAKARTA UNDERCOVER !
Mystery / ThrillerAda satu lagi cerita kosong jadi harus diisi, slow update ... karena yang lain belum beres 😁 ... ceritanya tentang kasus pembunuhan seorang wanita kaya yang melibatkan Suami, Selingkuhannya... dan kasus-kasus lainnya yang melibatkan seorang polisi...