Bagian 23. KASUS VILLA PUNCAK 2

246 20 1
                                    

Reyhan menghela nafas, kemudian membereskan miliknya biar nanti senin langsung bisa pindah, satu persatu dia memilah barang yang mana dibuang dan disimpan. Reyhan sesekali tersenyum ia ingat semuanya berita pertama ia liput hanya bagian kecil di bagian akhir koran. Tapi itu suatu kebanggaan tersendiri baginya. Dan dia mempunyai potongannya.

Tiba-tiba hp berdering Reyhan terkejut dan membukanya dia tertegun. Kemudian dia memutuskan untuk menelponnya.

"Elu serius bro ?" Tanyanya.

"Kapan ? Tadi malam ?" Reyhan terdiam, "Sorry bro, gue sekarang bukan wartawan lapangan lagi !" Ujarnya sangat menyesal padahal ini berita yang sangat besar. Tetapi kemudian dia ingat seseorang yang akan menggantikannya.

"Eh bro sudah dulu ya ? Nanti gue hubungi elu lagi, oke ? Dan terima kasih infonya !" Reyhan menutup telponnya.

"Oi elu tahu bang Oscar engga ?" Tanya kepada temannya. Ada yang menggeleng tapi ada juga sedang meliput.

"Elu telpon aja, kan gampang !"

"Masalahnyz dia tuh suka ganti-ganti no hp !"

"Iya juga sih !"

"Gue lihat tadi dikantin, emang ada apa bro ?" Jawab seseorang.

"Engga gue mau memberitahu dia ! Eh tolong jagain dulu ya !" Reyhan pun bangun dan pergi ke kantin.

Di kantin cukup ramai, banyak teman-teman yang menyapanya dan juga melihat perubahan menjadi rapi, ia hanya tersenyum saja. Reyhan bertanya tentang seseorang dan mereka menunjuk suatu tempat dan benar saja. Bang Oscar termasuk senior, bagi Reyhan dia sosok yang di hormatinya karena dia telah mengajarkan semua ilmu kewartawanan kepadanya dulu ia masih mentah dan hijau harus mulai dari nol untuk bekerja di yang masih baru.

Ilmu kuliah berbeda jauh dengan yang ada dilapangan, hanya berbekal ilmu fotografi yang di pelajarinya secara sendiri dan belajar kepada seseorang yang bisa dipakai. Sisanya dipelajari dan diajari oleh bang Oscar yang berdarah Papua, sudah menikah dan 6 tahun menjadi wartawan lapangan.

"Bang, aku cari kemana-mana ternyata ada disini ?" Reyhan akhirnya bertemu dengannya di kantor satpam gedung sedang mengobrol.

"Mau apa kau cari-cari aku ?" Tanyanya. Reyhan tersenyum dan menyampaikan sesuatu dia tahu bang Oscar tidak suka bertele-tele. Bang Oscar terkejut.

"Wah hebat kamu bro !" Dia tersenyum dan mereka melakukan tos. Dan kemudian merangkul pundaknya.

"Gini bang, tempatku kan kosong ! Aku pengen abang menggantikan posisiku di kepolisian ! Aku rasa cocok buat abang ! Bagaimana, kalau mau aku minta si bos tentang hal ini ?" Ujarnya sambil melirik bang Oscar.

"Kamu yakin ?" Tanyanya tak percaya, Reyhan mengangguk.

"Bahkan ada kasus baru yang besar loh ?" Jawabnya, Bang Oscar tertegun.

"Tahu dari mana ? Kamu punya mata-mata ya ?" Tanyanya tertegun, Reyhan tertawa.

"Bang kita ini harus tahu dan mengenal orang dalam dimana pun itu supaya beritanya cepat ! Tapi tidak boleh di telan bulat-bulat ! Istilahnya buat clue berita kita ! Nanti gue kenalin ke abang kalau mau !" Jelas Reyhan, bang Oscar mengangguk tanda setuju.

"Oke, terima kasih ya ! Kapan pindahnya ?"

"Senin bang, abang juga mulai kerja senin ! Jadi siap-siap aja ya !" Jawab Reyhan pamitan dahulu untuk pergi, kini ia lega.

-------------

Sementara itu di sebuah apartemen. Bahar mendapat telpon dari atasanya, ia terdiam. Bahar baru saja menerima kabar kalau dia ingin yang menyelidiki kasus ini adalah dirinya. Dia melirik ke arah Restu yang sedang mengganti baju. Dengan pakaian dinasnya. Yap mereka sedang bersiap ke kantor pagi ini, setelah sarapan pagi.

"Siapa yang nelpon bang ?" Tanyanya, karena mendengar kelihatannya penting.

"Ada kasus untuk kita !" Katanya. Bahar pun juga sudah rapi, Restu tertegun.

"Kasus apa, bang ?"

"Villa di puncak !" Jawabnya, Restu terkejut.

"Itu kan ..." dia terdiam.

"Betul, penangkapan serta pembunuhan bandar narkoba! Sebenarnya ini ada hubungan dengan misi yang sebelumnya sudah di incar dan di selidiki! Tapi ketika akan di lakukan penyergapan dan penangkapan mereka melawan dan terjadilah tembak menembak antar keduanya! Dan sang bandar narkoba tewas! Yang jadi masalah .... ada kemungkinan oknum polisi tetlibat! Karena di temukan sebuah ponsel yang memberikan bukti itu !" Jelas Bahar.

"Dan parahnya media sudah mencium ini! Sehingga akan memperburuk citra polisi !' Katanya. Restu terdiam.

"Giliran yang begini, di lempar ke tim kita !' Katanya menghels nafas, Bahar tersenyum.

"Kita harus bersyukur sayang! Ini berarti bahwa mereka sudah mengakui kinerja kita yang terbaik! Sudah, kita akan ke TKP sekarang !" Ujarnya, sambil memeluk Restu dan mencium bibirnya. Restu mengangguk.

Bahar pun kemudian menghubungi rekan tim yang lain untuk meluncur ke TKP di sebuah Villa di puncak. Walau sudah ada penyelidikan sebelumnya, tapi ini kan baru di alihkan ke tim mereka jadi kasus ini tetap teliti lagi, tanpa mengabaikan, temuan yang sudah di lakukan.

Tim Bahar sudah tiba di lokasi kejadisn, dan masih di segel dengan pita khusus polisi. Agar tidak ada seorang pun masuk. Kasus ini sudah berjalan sekitar 3 atau 4 bulan lalu. Dan entah kenapa tim penyelidik yang lalu tidak menuntaskan kasus ini. Apa ada sesuatu, Bahar sudah menelpon atasannya untuk di berikan keleluasaan untuk menyelidikinya, apa pun hasinya ini hanya hasil yang di dapat oleh mereka sendiri.

Atasannya pun setuju, semua tim sudah berkumpul sebelum melakukan penyelidika ulang dia memberikan penjelasan dahulu.

"Teman-teman kita di sini hanye menyelidiki kasus ini, bukan menangkap pelaku atau meninterogasi! Cukup hanya itu, sedang yang lain di serahkan nanti tim khusus yang sudah di bentuk !" Jelasnya, Restu dan lainnya tertegun, tapi tak membantah.

"Maaf sir! Kalau penyelidikan kita sama ?" Tanya Bondan.

"Itu artinya sesuai dengan BAP tim yang lain! Tapi setap tim mempunyai pandangan berbeda-beda! Itu tergantung kemampuan kita, mungkin saja ada hal yang terlewat oleh yang lain sehingga di serahkan kepada kita! Tapi tidak menutup kemungkinan itu sama !" Jawab Bahar dan semua mengangguk.

"Oke, kita mulai bekerja! Di tangan kalian ada foto-foto dari BAP tim yang lalu sebagai panduan kita dan untuk menarik kesimpulan buat kita nanti !" Ujarnya.

"Siap sir !" Jawab semuanya.

Dan tim Bahar pun mulai bergerak dan menyebar. Semua mulai mereka ulang kejadian yang lalu. Sekaligus menyelidiki semua yang ada di TKP.  Ada di halaman, di dalam villa, di lantai satu dan dua di atas. Restu sendiri sedang berada di lantai dua bersama Bahar, tapi di lokasi kamar berbeda. Mereka menggunakan peralatan penyelidikan khusus, dari mulai sarung tangan, senter dan lainnya.

Restu memperhatikan antara foto dengan yang riil di dalam kamar. Di dalam keterangan, kamar ini adalah kamar utama yang di tempati bandar narkoba itu. Tiba-tiba Restu tertegun, karena menemukan kejanggalan.

"Ada apa ?" Tiba-tiba Bahar sudah berada di sampingnya.

"Coba perhatikan lemari ini dan juga lukisannya! Apa kamu melihat sesuatu yang aneh dan janggal ?" Tanya Restu kepada Bahar, sambil memperlihatkan foto, dan dia tertegun kemudian saling tatap ....

Bersambung ....

JAKARTA UNDERCOVER !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang