DUA PULUH TIGA

28.7K 954 37
                                    

Happy reading.....

Bekerja dengan perasaan khawatir bukanlah sebuah hal yang mudah. Bayangkan saja saat ini viona yang sedang berbaring lemah sendirian dengan keadaan tubuh yang kurang baik seakan menghantuinya.

Kini fokusnya benar-benar hilang, ia bagaikan seorang amatir yang bekerja begitu tergesa-gesa dan tidak melakukannya dengan benar. Seperti ada yang mengejarnya, dan itu membuat andrian berlari secepat mungkin tanpa terkendali.

Ia memiliki rasa khawatir yang begitu kuat kepada viona. Seharusnya ia lebih tenang, bukannya malah terburu-buru seperti ini dan itu membuatnya memakan waktu yang lebih lama lagi. Bukan mempercepatnya, lagipula viona sudah menghubunginya bahwa ia akan baik-baik saja, hanya tidak enak badan saja.

Dan hingga akhirnya andrian bisa sampai ke rumah sedikit telat dari waktu pulangnya karena macet dijalan dan kekacauan yang ia buat tadi di kantor. Ia kemudian menyusul viona di kamar, melihat kondisi viona. Saat ini kondisi di kamar sangat gelap, pendingin ruangan yang tidak dinyalakan membuat keadaan kamar terasa sangat panas dan pengap.

Andrian duduk di tepian ranjang mengusap keringat viona dengan telapak tangannya lalu mengambil beberapa tisu dan lanjut mengelapnya.

" maaf, saya pulangnya telat. " gumam andrian.

Viona menggeliat, bergerak perlahan dan membuka matanya. " pak? "

" iya, saya disini. Sudah makan? " tanya andrian, kemudian ia membungkuk lalu mencium dahi viona cukup lama. " hm?? "

" saya lupa bawa obat kamu dan juga makanan. Maaf karena saya telat, "

" udah, gak papa kok pak. " jawab viona lemas.

" sebagai gantinya saya yang akan masak buat kamu " ucap andrian.

" yang spesial ya? " lanjut viona.

Andrian terkekeh lalu menatap sinis ke arah viona.

" tentu saja, saya akan memberi kamu kejutan " sahutnya.

" kalau berhasil, hm.. Gue juga akan kasih kejutan buat bapak. " balas viona.

" jangan panggil saya bapak lagi, berasa kamu anak saya. "

" jadi gue panggil apa dong? "

" mas, aja. " jawab andrian singkat.

" ok. " ucap viona sambil mendekatkan wajahnya ke wajah andrian.

" jangan bilang kamu sedang menggoda saya, viona? "

" iya. Emang kenapa? Tergoda ya?? Mau dicium gak nih? Coba aja cium kalau berani " tantang viona.

" kamu jangan tanyakan keberanian saya, vio! "

" sorry, gue gak takut tuh! Bwlek.. " viona menyahuti perkataan andrian.  Kemudian ia mendorong tubuh andrian hingga andrian segera menyingkir dan mempermudakan viona untuk bangkit.

" kamu mau kemana? "

" ya mau masak lah. "

" tunggu!! " andrian mencekal tangan viona.

" biarkan saya yang melayani kamu, " sambungnya lagi.

" ya udah sana cepatan masak, udah lapar nih. " jawab vio ketus sembari berjalan meninggalkan andrian yang terkekeh dengan tingkah laku istirinya itu.

Percaya atau tidaknya, ketika andrian telah selesai mengganti setelan kantornya dengan pakaian yang biasa ia gunakan untuk tidur.

Saat ini andrian tengah berbaring di tempat tidur, sementara viona ke kamar mandi untuk menyiapkan kejutan istimewa yang tentu saja tidak andrian ketahui. Ketika pintu kamar mandi dibuka, betapa kagetnya andrian melihat viona mengenakan sebuah gaun tidur tipis yang berwarna merah muda.

BabySitter Is Mother Of My Son [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang