Setelah hari itu

270 13 1
                                    

Dua minggu setelah kejadian hari itu, sifat dan hidup Naya berubah. Kini tidak ada lagi orang yang menganggu ataupun menghukum Naya lagi. Jesi dan Selyna sudah kembali ke kehidupan sebagaimana mestinya. Mereka pindah dari rumah Naya dan hidup bersatu dengan Anggara. Sedangkan Angga ayah Naya kini sedang menjalani masa hukumannya di penjara sana. Naya membiarkannya karena ia ingin ayahnya sadar apa yang ia lakukan itu salah, dirumah Naya hanya tinggal bersama Leon, Bi Isah dan Pak Tomo.

Hari-hari berganti, Saat ini tibalah pembagian rapot untuk kelas X dan XI. Tidak seperti anak-anak lain yang ditemani oleh orang tuanya, Naya hanya ditemani oleh Leon.

Leon memperhatikan wajah Naya yang sedang menatap seorang pria dengan kedua orang tuanya. Tanpa bertanya pun Leon sudah tau.

"Naya!" Panggilan dari Naira membuat Naya langsung menolehkan kepalanya. "Lo rangking berapa? Ah pertanyaan gak bermutu, tanpa bertanya harusnya gue udah tau pasti lo rangking satu kan." Ucap Naira.

Naya hanya tersenyum tipis, sedetik kemudian ia menundukkan kepalanya untuk mengusap air mata yang tiba-tiba saja turun tanpa bisa ia cegah. Naira memegang pundak Naya, ia meraih wajah Naya agar Naya menatapnya. "Nay, gue ngerti perasaan lo gimana saat ini. Gue tau lo gak baik-baik aja saat ini. Apapun keadaannya lo harus tetap tersenyum. Lo harus tetap bahagia."

Naya memeluk Naira dan menumpahkan kesedihannya. Naira balas memeluk Naya, ia mengusap halus rambut Naya untuk menenangkannya. Dari kejauhan Naira melihat Nathan yang sedang berjalan menuju ia dan Naya. "Nay, ada Nathan," Naya melepaskan pelukannya lalu berbalik menghadap Nathan. "Habis acara ini, lo ada waktu?" Tanya Nathan.

Baru saja Naya mau menjawab, Leon sudah lebih dulu memotongnya. "Gak ada! Naya mau pergi sama gue."

Nathan mengangguk. "Oke. Nanti malam gue jemput lo dirumah,"

"Mau kemana?" Tanya Naira.

"Kepo lo." Ujar Nathan membuat Naira mendelik. "Sok rahasia lo." Balas Naira.

"Gue duluan," pamit Nathan kepada mereka bertiga.

"Nay, nyokap gue udah nunggu di parkiran. Gue duluan yaa, kalo ada apa-apa lo hubungin gue aja," Naya mengangguk.

"Bang, Naira duluan ya."

"Iya, silahkan."

"Kalian pulang hati-hati," pesan Naira.

🍀

Sebelum pulang, Leon membawa Naya menuju salah satu resto siap saji untuk merayakan keberhasilan Naya menjadi siswi di kelas yang mendapatkan peringkat pertama. "Terserah lo mau pesen apa aja,"

Naya meraih buku menu dan menyebutkan makanan dan minuman yang ia pesan. "Burger cheese satu, fruit pizza ukuran medium satu, eskrim blubery satu sama jus mangga nya satu."

"Saya, burger cheese sama jus alpukat satu,"

"Baik, silahkan ditunggu."

Sambil menunggu menu mereka datang, Naya meraih ponsel dan membukanya. Ia masuk kedalam apk berwarna hijau. Disana banyak sekali notif dari sahabat maupun teman-temannya yang mengucapkan selamat untuk dirinya. Naya tersenyum tipis.

"Nanti malam lo gue izinin buat keluar sama Nathan dengan syarat jangan pulang terlalu larut." Ujar Leon membuka percakapan.

"Sejak kapan kalo gue mau pergi kemanapun dan sama siapapun harus dapat izin dari lo?" Tanya Naya.

Leon menatap adiknya dengan pandangan yang sulit ditebak. "Lo adik gue satu-satunya. Lo wanita yang harus gue jaga layaknya berlian. Kalo ada apa-apa yang terjadi sama lo, gue gak akan pernah bisa maafin diri gue sendiri."

|falling In Love With You|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang