Untuk part ini, khusus cerita Naya dan keluarga yaa tidak ada teman ataupun sahabat.
🍀
Naya terdiam dengan fikiran yang melayang-layang. Apa yang sudah ia perbuat hingga membuat Jesi seperti ini? Bagaimana jika ada orang yang melihatnya? Apa ia terlalu keras mendorongnya sampai membuat Jesi tak sadarkan diri? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengisi fikirannya. Naya mendudukkan dirinya disampint Jesi, ia meneliti wajahnya apa benar jika Jesi tak sadarkan diri atau hanya main-main?
"Naya!" Panggilan suara bariton itu membuat mata Naya membulat, jantungnya berdetak kencang. "Apa yang sudah kamu lakukan Naya?!" Angga melangkahkan kakinya menuju Naya yang masih berdiam duduk tanpa tahu harus melakukan apa. "Nay-Naya gak lakuin apa-apa," ucap Naya.
"Jangan bohong sama ayah! Apa yang sudah kamu lakukan sampai membuat Jesi seperti ini?"
"Naya gak lakuin apa-apa."
"Mau buat ayah marah lagi? Jujur atau kamu akan ayah beri hukuman?!"
"Naya hanya membela diri Naya apa itu salah?"
"Apa maksudmu?"
"Dia menjambak rambut Naya terus Naya berusaha buat melepas apa itu salah?"
"Dia siapa maksudmu?"
"Jesi."
Plak
Sebuah tamparan melayang keras di pipi Naya. "Dasar anak tidak tahu sopan santun, dia itu orang tuamu harusnya kamu bersikap sopan santun bukan menjadi anak yang tidak memiliki ahlak."
"Dia bukan orang tua Naya! Naya gak sudi mempunyai orang tua seperti Jesi. Sampai kapanpun Naya gak akan menganggap Jesi sebagai orang tua Naya!"
Angga mengepalkan tangannya. Ia berdiri dan memaksa Naya untuk bangkit, "bangun kamu."
"Bangun Naya! Jangan buat ayah marah padamu."
"Satu, ayah hitung sampai tiga jika kamu tidak bangun juga maka jangan salahkan ayah jika ayah akan menyeretmu secara paksa."
"Dua."
"Tig-,"
"Ayah!" Leon datang dengan langkah sedikit berlari, ia bingung apa yang terjadi. "Tiga! Kamu yang membuat ayah jadi seperti ini Naya!" Angga menggeram tertahan, dan tanpa aba-aba langsung saja Angga meraih kedua tangan Naya dan menyeretnya hingga tubuh Naya terseok-seok diatas lantai. Naya meronta meminta dilepaskan tetapi Angga tak perduli. Sedangkan Leon ia hanya diam dan tak berbuat apa-apa.
Naya dibawa paksa oleh Angga memasuki kamar mandi yang ada dilantai bawah tepatnya di dekat samping gudang. Angga menduduk paksakan Naya agar dirinya duduk dibawah shower. Dengan tidak berperasaan Angga mengikat lengan Naya menggunakan Dasi yang ia pakai, lalu menyalakan air dari shower yang langsung saja membasahi tubuh Naya. Belum sampai disitu Angga juga mengeluarkan sabuk yang selalu ia bawa kemana-mana dan mulai mencambuk tubuh Naya tanpa belas kasihan. Naya berusaha sekuat tenaga menahan air mata yang akan keluar membasahi pipinya.
Sakit, nyeri, ngilu semua bercampur aduk. Bagaimana tidak, luka yang kemarin saja belum sembuh lalu ditambah lagi dengan luka baru. Apa karena masalah sepele Naya sampai harus dihukum seperti ini?
Setelah puas bermain-main Angga meninggalkan Naya seorang diri di dalam kamar mandi dan tak lupa menguncinya dari luar. Naya tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menunduk dan memejamkan matanya rapat-rapat. Naya berharap ini hanyalah mimpi dan saat ia terbangun semua akan berubah.
🍀
Malam harinya selepas makan malam bersama Leon pergi memasuki kamar Naya untuk menemuinya. Berkali-kali ia mengetuk pintu, berkali-kali ia memanggil tak ada tanda-tanda kehadiran Naya akan keluar. Akhirnya Leon membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci, ia pun berjalan memasuki kamar Naya memeriksa dimanakah Naya berada? Nihil! Leon tak menemukan keberadaan Naya dimanapun. Saat makan malam tadi, Naya juga tidak berada disana yang membuat Leon berifkir jika Naya sedang berada dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
|falling In Love With You|✔️
RomansaNaya ketua osis cantik dengan sifat yang baik,ramah,murah senyum,dan tegas ia juga irit bicara kepada orang-orang selain keluarga dan sahabatnya. meskipun begitu Naya menjadi sosok gadis yang diidolakan oleh kaum adam. Sikapnya tiba-tiba saja beruba...