12

777 196 10
                                    

[ bgm : andmesh — ku mau dia ]

dia diam, hanya tersenyum dan mengacak pelan pucuk kepala ku.

"trisno sudah cerita, dia bilang nova ganggu kamu. aku kasih tahu, nova gak jahat, kalau kamu sudah dekat."

meski aku tercenung akibat perlakuan tangannya, namun mendengar kalimat itu; lantas membuat cara ku memandang dia pun berubah.

apa dia baru saja secara tak langsung memintaku untuk lebih dekat dengan nova?

pandangan ku turun, entah mengapa aku merasa bahwa dia yang tadi mencari kemana hilangnya senyum ku, bukanlah sosok yang tulus. ya, dia hanya sedang mencoba menghiburku karena kesalahan adiknya.

aku menghela napas pelan, kembali menatapnya. "a-aku gak suka dia, mau bagaimanapun juga, akan tetap sama."

dia menyimak sembari menatap ku, tapi aku tak tahu arti dari tatapannya. kemudian, ku dapati dia tersenyum; hanya tersenyum, dan tak membalas apapun.

membuatku berpikir— tunggu. aku baru sadar, ini berarti setiap harinya dia tahu jika aku selalu tersenyum bahagia ketika dia datang dan masuk ke kelas. itu sama saja..

aku sungguh ingin menangis sekarang. "k-kamu, udah tahu ya soal aku?" ucapku menahan sesak.

dia mengernyit. "soal kamu? apa?"

aku merasa sakit dan lega secara bersamaan. sepintar itu kah aku menyembunyikan rasa ku? atau dia yang tak terlalu peduli?

hey, kirara! memang dari awal kamu ingin seperti ini bukan? kamu menyukainya, dan masa bodoh dengan rasa yang tak terbalas.

aku melengos, sempat ragu kalau ia benar-benar tak tahu. tapi terserah, sekalipun dia tahu, setidaknya dia pasti sedang berpura-pura tidak tahu sekarang; itu cukup membuatku merasa tak begitu memalukan.

"bukan apa. a-aku duluan ya?"

kala kaki ku hendak melangkah, dia justru mencekal pergelangan tangan ku.

"ayo pergi sama-sama." pintanya.

aku diam, tak mengiyakan, juga tak menolak. namun, dia tetap menuntunku menuju lab. bahasa.

hingga di tengah perjalanan, aku yang tak lagi mampu menahan sesak— entah karena alasan apa, memutuskan untuk menarik tanganku darinya.

aku berhenti, dia berhenti.

"r-rean." disitu aku mulai menangis. sesak sekali, dan aku sungguh tak tahu apa penyebabnya!! ku lihat dia jadi bingung.

"kamu kenapa ra?" tanya nya, selangkah mendekat.

aku semakin terisak, mendengarnya menanyakan keadaan ku. "a-aku, aku kesel sama kamu."

ku usap mata ku dengan punggung tangan, dan melanjutkan,

"nova itu udah jahatin kamu, dia bikin tangan kamu sakit. tapi, k-kamu, kamu malah bilang dia baik, dan minta aku buat dekat sama nova. padahal a-aku gak suka sama dia." jelas ku, kembali terisak.

dan padahal lagi, bukan itu tepatnya alasan aku menangis. aku ingin memberitahunya bahwa aku suka dia, ralat! aku sangat suka dia, jadi dia tak perlu menjelaskan sesuatu tentang orang lain; karena aku tak peduli. aku hanya ingin tahu tentang dia.

"a- oh. hehehe." dia terkekeh.

"maaf, kalau kamu berpikir begitu. aku gak minta kamu buat dekat sama nova, aku cuma, ya— biar kamu gak salah paham tentang sikapnya."

aku mengakhiri tangis, meski masih sesenggukan. "terserah kamu mau membela dia, intinya aku tetap di kubu trisno, sama-sama tidak suka nova." jelas ku, lantas mendahuluinya dengan langkah yang ku hentakan kesal.

°secret admirer : kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang