15

726 162 9
                                    

[ change your background
into black ]


bgm : fiersa - pelukku untuk
pelikmu


kepada bumantara biru yang menjadi saksi bisu, sudahkah pilu ini karam di antara keduanya? jika iya, maka aku bahagia. tak lagi peduli pada apa yang terjadi selanjutnya.

kami berjalan bersama menuruni tangga untuk sampai di lapangan sepak bola. nova bilang, bahwa dia mungkin memang perlu bertanya sesuatu kepada saudara sambungnya. aku senang mendengar keputusan itu. ku harap dia dan nova menjadi baik-baik saja, begitu juga dengan ayahnya.

"kenapa kamu mau ikut campur?" tanya nova padaku ketika menuruni tangga menuju lantai satu.

ku tatap dia sekilas. "widya bilang aku harus dengar cerita dari kamu."

kemudian dia berhenti melangkah tepat di lantai dasar. "kalau bukan karena widya, kamu gak akan dengar penjelasan aku?"

"mungkin. tapi aku sedikit berubah pikiran waktu rean bilang kalau kamu baik, cuma caranya kasar. juga, kalau kamu mau tahu, rean berpikir kalau kamu benar-benar benci dia, terus aku dengar dari widya kalau kamu bisa terima rean. karena aku gak mau punya kesimpulan yang hanya bisa aku pahami sendiri, itu sebabnya aku tanya ke kamu." jawab ku panjang lebar, ku pikir dia akan terkesan karena aku memiliki banyak informasi, tapi tidak.

"kamu bisa jawab iya atau enggak, kenapa malah pidato?" dia tersenyum tipis, dan terlihat geli pada ku.

"bisa cerewet juga ternyata." kemudian berjalan mendahului.

wah, aku jadi malu.

ku susul punggung tegapnya, dia tak seburuk yang aku pikirkan dulu.

hampir sampai di lapangan, dari arah berlawanan ku lihat ada tiga orang laki-laki dengan seragam sma sebelah, berjalan menuju tempat sama yang kami tuju.

nova merentangkan tangan kanannyanya rendah, mungkin bermaksud meminta ku berhenti berjalan. ku turuti saja.

kemudian ku perhatikan lagi mereka. hingga salah satu yang berada di depan menepuk pundak dia yang berdiri di samping trisno; ketika dia menengok, tepat saat itu juga laki-laki tadi meninju rahangnya sampai-sampai dia mundur beberapa langkah.

mata ku membulat menyaksikan itu, ada masalah apa mereka? ku alihkan tatapan ku pada nova yang diam di sisi, seolah tak terjadi apapun.

"weits. apaan nih?!" ucap trisno, yang kembali menarik perhatian ku. bahkan beberapa adik kelas ikut berhenti berlatih.

"gak ada urusannya sama kamu." ucap laki-laki tadi.

selang setelahnya, nova berjalan tergesa ke sana, meninggalkan ku yang berdiri tak jauh dari tempat kejadian.

"ya gak bisa, apa masalah---

ucap trisno tak berlanjut. sebab,

hal selanjutnya, seolah meniru; nova menerobos dua laki-laki lainnya, menarik pundak kiri laki-laki yang berada di depan; sejurus kemudian memberi tinju yang ku rasa tak kalah sakit, bahkan bibir laki-laki tadi sampai mengeluarkan darah.

aku meringis menyaksikan, pantas trisno pernah berdarah-darah waktu itu.

"pakai wawancara, tinggal balas tinju apa susahnya?" ucap nova sinis, aku yakin itu ditujukan pada trsino.

baik, ini cukup membuatku terkejut. ku pikir dia dan trisno pun sama terkejutnya. kalian lihat? nova baru saja membela dia!

"apa masalah mu sampai pukul dia?" tanya nova pada laki-laki itu.

"alya putusin aku karena dia, va!" jawabnya menggebu-gebu.

mendengar laki-laki itu memanggil nama nova, menjadikan ku berpikir jika ketiga siswa itu mengenal nova. eh, tapi tunggu----

apa katanya? alya? siapa?

"itu salah cewek kamu, kenapa marah ke dia?" ucap nova tenang.

"nova apaan sih?! aku pikir kamu bakal bela aku, karena aku tahu kamu gak suka dia! kita temanan berapa lama nov?!" ucapnya marah.

"gak perlu bawa-bawa pertemanan. kamu juga tahu kalau dia abang aku, se gak suka apapun aku sama dia."

hening. aku yakin, sebagian orang sedang mencerna fakta yang baru saja nova ungkapkan.

lantas tak berapa lama, nova menoleh pada kakaknya dari balik punggung laki-laki tadi. "kalau sakit, minta tolong kirara buat obatin."

lalu beralih menatap trisno. "tolong jadi anjing baik, lain kali kalau tuan mu kena pukul langsung balas."

aku mengulum bibir mendengar penuturan sarkastik nya. nova sangat tak menyukai trisno.

kemudian nova merangkul pundak laki-laki tadi, dan menuntunnya pergi. "ayo pulang." ucap nova, diikuti dua laki-laki lainnya.

nova sempat menatapku, dan lagi-lagi aku tak mampu menangkap maksudnya. melenggang pergi, dan aku tak tahu harus melakukan apa.

mengapa jadi seperti ini?

saat sosok nova sudah menghilang di balik dinding koridor, saat itu juga dia berlari menyusul. sekilas menatapku datar, dan berlalu ke arah adik tirinya.

ku hela napas, aku berhasil membuat kedua saudara itu menunjukkan simpati masing-masing. apalagi yang aku harapkan?

pandangan ku turun. aku jadi berpikir kemana-mana. nova bilang aku cukup menjadi temannya, itu sama saja nova menyerah terhadap rasanya. sementara dia, sangat ingin bahwa aku bersikap baik dan dekat dengan nova; itu sudah terjadi hari ini, tapi dia bahkan hanya menatapku datar dan berlalu. iya aku tahu dia ingin menyusul adiknya yang sudah mau mengakuinya, tapi----

mengapa aku merasa bahwa aku akan ditinggalkan?

"kirara!" ku dapati trisno.

"kamu gak apa-apa?" tanya nya.

"kalau aku bilang gak apa-apa, itu berarti aku bohong." jawab ku.

trisno tertegun.

"aku antar pulang ya?" tawarnya.

aku menggeleng. "aku p-pulang sendiri."

berjalan melewati area parkiran, ada mereka di sana. keduanya terlihat berpelukan, dan aku tersenyum pada nova. berlalu keluar gerbang, menepis segala rasa yang tak seharusnya ku rasa disaat mereka berbaikan seperti ini.

mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan. bukankah rasa yang paling tulus itu persaudaraan? tentu mereka rela untuk melepas apapun kan? termasuk orang asing yang berarti.

 bukankah rasa yang paling tulus itu persaudaraan? tentu mereka rela untuk melepas apapun kan? termasuk orang asing yang berarti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kala dua pasang netra bertemu dalam makna tanpa utuh.  antara rasa dan asa yang perlahan luruh.

____________________________________

aku kasih spoiler nih. nova lepas kirara buat rean yang lepas kirara buat nova.

paham gak?

hehe.

dan khusus satu bagian selanjutnya, aku bakal pakai sudut pandang trisno. so, siap-siap buat tahu.

vote !!!

°secret admirer : kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang