03

1.2K 276 27
                                    

kelas perlahan-lahan mulai terisi, lebih banyak yang datang ketika waktu bel masuk hampir berbunyi. jujur saja, aku selalu berangkat paling awal, namun keluar kelas paling akhir. aku tidak suka menjadi pusat perhatian, itu sebabnya aku berusaha untuk menjaga batas nyaman ku itu.

kulihat trisno baru saja datang, tepat sepuluh menit sebelum bel berbunyi. tapi, dia di mana? biasanya selalu bersama trisno.

omong-omong, kue madunya sudah aku habiskan sendirian. sedikit merasa bersalah pada gadis kemarin, gadis itu susah-susah membawa bingkisan untuk dia, tapi dia memberikannya padaku.

jangan bilang pada siapapun, karena aku memakan kue madunya dengan memeluk erat buku catatan yang ia pinjamkan padaku sambil guling-guling di atas tempat tidur, bahkan hampir tersedak karena tidak bisa berhenti tersenyum. gemaaas sekali! ku pikir kalian juga akan seperti itu ketika berada di posisi ku. ya, sebesar itu pengaruhnya pada jantung ku.

trisno sudah duduk di bangkunya, jika aku tidak salah lihat, dia sedang memegang buku catatan ku. tiba-tiba dia membalikkan badan.

"selamat pagi rara." sapanya dengan tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit. manis sekali.

aku tersenyum, namun enggan membalas. aku sedang dalam mode malas berbicara.

"aku mau tanya boleh? yang ini." dia menunjuk suatu bagian dari buku catatan ku yang sekarang disimak oleh ku maupun trisno.

baiklah, mode malas berbicara off.

"yang ini?" ulang ku.

dia mengangguk. "aku ngerjainnya sudah seperti tawaf. putar-putar tujuh kali, aku tambahin jungkir balik sambil salto padahal, tapi gak ketemu juga jawabannya."

aku tertawa kecil mendengar dia berceloteh, mirip bocah tk yang disuruh menghafalkan huruf alfabet.

"aku hitung pakai kakulator juga jawabannya gak bisa sama seperti punya kamu. ini soalnya yang susah, atau aku yang parah? heran aku." kini dia menunjukkan hasil coret-coretan jawaban yang dia kerjakan.

kemudian aku geleng kepala. "trisno, tambah sama bagi itu yang dikerjakan bagi dulu." jelasku. padahal ini hanya soal mengingat dasar matematika.

"tuh kan, dari awal aku sudah yakin kalau otak ku gak sampai."

aku kembali tertawa, maksud dia apa? bahkan diri sendiri pun dia jadikan guyonan. sekali lagi, aneh.

"terimakasih ya rara." ucapnya, kemudian berbalik untuk memperbaiki pekerjaannya, setelah aku mengangguk mengiyakan.

lalu aku teringat dia. "trisno." panggil ku.

dia berbalik. "apa?"

aku mengulum bibir sebentar, sempat ragu untuk menanyakan. "kamu gak bareng rean?" ku tanya.

mendengar pertanyaan ku, dia memasang ekspresi seperti cie-cie khawatir.

"b-bukan. biasanya dia sama kamu kan?" protes ku yang sedang mencoba untuk terlihat biasa saja.

dia tersenyum. "dia lagi dipanggil pelatih. dasar pelatih pilih kasih, padahal aku juga satu tim. tapi cuma rean yang dipanggil." trisno tiba-tiba curhat.

lagi-lagi aku tersenyum karena kalimat protesnya. "mungkin memang cuma ada perlu sama rean, yasudah kamu lanjut saja." tutur ku mempersilahkan dia  untuk kembali belajar.

hingga bel sudah berbunyi, dan ulangan harian pak agus sudah di mulai sejak dua puluh menit ini pun dia belum muncul juga. sebenarnya dia kemana? harus selama itukah ketika berdiskusi dengan pelatih?

aku tinggal kurang enam soal dari dua puluh lima soal. berhenti sejenak, sekedar memainkan pulpen dan menatap benda itu bosan. mungkin jika dia di sini, aku lebih bersemangat mengerjakan ulangan. bagaimana tidak? aku kan belajar langsung dari buku catatannya.

ku dengar pintu kelas di ketuk, secepatnya aku mendongakkan kepalaku, dan menemukan keberadaannya. aku tersenyum tipis. berbeda dengan jantung ku yang tidak baik-baik saja.

"maaf saya terlambat pak. tadi ada perlu dengan pelatih klub sepak bola." jelasnya pada pak agus, dan aku tak mengubah sedikit pun arah pandang ku darinya.

pak agus mengangguk. "tidak ada perpanjangan waktu." beliau menyerahkan lembaran soal dan jawaban kepadanya.

aku tidak terkejut dengan syarat yang pak agus berikan, aku yakin dia bisa mengerjakan seluruh soal dan selesai lebih cepat dari yang lain.

"e - rean." interupsi pak agus. rean berhenti melangkah, dan menghadap beliau.

"kamu tukar tempat duduk dengan kirara." ucap beliau— apa?!

rasa bosanku lenyap tak bersisa, dan terganti dengan rasa gugup luar biasa ketika mendapati dia menatapku.

"baik pak." dia menunduk hormat, kemudian berjalan ke arah ku.

ya tuhan, terasa seperti dijemput oleh pangeran berkuda putih. sadar kirara!

aku berdiri, dan keluar dari bangku ku. berjalan melewatinya menuju bangku di samping trisno.

tanpa menyapa trisno, dengan cepat aku mendudukkan diri, dan segara menyelesaikan semua soal. aku berpikir bahwa aku memiliki kegiatan lain.

yaitu,

melipat kedua tangan di atas meja, dan menidurkan kepalaku. tidur di bangkunya. kapan lagi?? aaaaaaa!!

mungkin beberapa teman sekelas ku, sedang menatap ku iri. biarlah.

aku sering kok duduk di bangkunya, waktu pulang sekolah tapi. aku tahu ini sedikit gila, tapi dulu aku jarang sekali berbicara dengannya, jadi berbicara dengan bangkunya adalah salah satu cara ku menyenangkan diri, seolah-oleh sedang mengobrol dengan dia.

kurasakan seseorang menekan-nekan lenganku. saat ku membuka mata, ternyata trisno.

"sudah selesai?" tanya nya tanpa bersuara. aku mengangguk tanpa mengangkat kepala.

"nomor tiga bagaimana?" tanya nya lagi, masih tanpa bersuara.

aku menggeleng sebagai jawaban. dia menatap memohon padaku. dan aku tetap kukuh menggeleng.

lantas trisno memasang wajah cemberut, dan ketika ku tengok; dia menuliskan sesuatu di lembar jawabnya di bagian nomor tiga.

maaf pak, trisno yang tampan ini lupa bagaimana caranya.

aku terkekeh pelan membacanya. dia manis sekali.

tanpa sadar bahwa seseorang yang duduk di belakang ku juga ikut tersenyum melihat interaksi ku dengan sahabatnya.

tanpa sadar bahwa seseorang yang duduk di belakang ku juga ikut tersenyum melihat interaksi ku dengan sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________

mas trisno lucu banget sih.

gimana? hehe.

vote !!!

°secret admirer : kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang