13

728 186 22
                                    

bgm : the overtunes - sayap pelindungmu.

bulan sudah bertengger di sunyinya langit malam. hanya bulan, tak ada bintang, tak ada awan. kasihan. tapi, dia tetap cantik walau sendirian.

ku tengok jam sudah pukul delapan malam. aku urung belajar, hanya menata jadwal esok hari, duduk di kursi belajar yang ku hadapkan ke jendela kamar. mendengar siaran radio, sembari menatap bulan; berharap bahwa kita bisa saling menemani.

ku hembuskan napas berulang kali, memang bukan aku yang menjalani kehidupannya, namun di sini aku justru terus khawatir akan keadaannya.

terus bertanya apakah dia benar-benar merasa baik-baik saja selama ini?

ku angkat kaki ku di kursi, memeluknya erat; masih menatap bulan di sana.

aku rindu. rasanya sesak sekali saat aku sadar bahwa aku tak mampu mengatakan kenyataan, tentang diriku yang terlalu kagum akan sosoknya. mengenai diriku yang sebenarnya mau menjadi rumah untuknya. tentang diriku yang diam-diam menaruh harapan besar untuk bersama.

ku sembunyikan wajah di atas lutut. ingin kembali menangis, namun kurasa sudah cukup bagiku menangis hari ini. karena pulang dari sekolah tadi, aku langsung menuju kamar dan menangis selama hampir tiga puluh menit. berhenti, saat berpikir bahwa wajahku harus terlihat baik untuk pergi ke rumah kakek.

mendongak, lantas menghela napas perlahan. hingga ku dengar pintu kamar di ketuk. dengan cepat aku melepas earphone dan berjalan ke arah pintu kala suara ibu memanggil.

"ada apa bu?" tanya ku pada ibu. "kenapa ibu belum tidur?" lanjut ku, karena aku tahu ibu pasti lelah setelah seharian bekerja.

"tadi ada yang ketuk pintu, terus ibu bangun. abang lagi keluar, jadi ibu yang buka." jelas ibu. aku mengangguk mendengarkan.

"siapa bu?" tanya ku lagi.

"teman kamu, laki-laki. rean namanya." ucap ibu.

aku terkejut, namun aku mencoba terlihat biasa saja. "yaudah, kirara turun sekarang. ayo bu." ajak ku pada ibu.

"kamu temuin, ibu ke dapur dulu."

aku setuju dengan perintah ibu, dan berlalu ke depan. aku harap aku tidak mimpi sekarang, karena ini terasa nyata sekali.

sampai di luar, ku dapati dia tengah duduk, dengan wajah menunduk. lantas mendongak dan tatapan kami berada dalam satu garis lurus.

aku duduk di sana. "r-rean kenapa kemari?" ku tanya.

dia tersenyum tipis, "aku pikir, aku perlu jelasin sesuatu ke kamu." jawabnya.

tanpa sadar, aku menutup mata sebentar. mengatur diri, juga deru dalam dada. "k-kalau begitu, aku mau dengar semuanya."

biarlah, kalian bisa menyebutku lancang atau terlalu percaya diri. mungkin dia hanya ingin menjelaskan sesuatu yang kecil, bukan hal besar yang selama ini ku pertanyakan. memangnya aku siapa?

dia hendak membuka mulut, bersamaan dengan ibu yang datang dari dalam membawa suguhan.

"ini, ibu buatkan teh hangat sama ada kue kering." ucap ibu.

ku lihat dia tersenyum menyambut, dan aku tertegun sebab ulasan bibirnya yang sangat tulus.

"terimakasih bu, maaf merepotkan."

"enggak. yasudah, ibu masuk ya?"

kami mengangguk. dan aku mulai kembali menatapnya ketika ibu sudah masuk.

"a-aku gak ditawari minum dulu?"

"he? oh, i-iya, boleh diminum."

aku sangat gugup, ingin cepat-cepat mendengar penjelasannya. apapun itu.

°secret admirer : kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang