Suara langkah kaki menggema dari arah kirinya, lalu ia duduk di depan Esther yang terlihat gugup. "Makasih ya, udah di anterin pulang. Saya sudah suruh orang buat ambil motornya." Esther menatap wajah orang di depannya dengan senyuman kikuk.
Keadaan sangat canggung karena ia lupa bahwa Kelvin memiliki alergi kacang. "M-maaf kak, ngerepotin. Saya... lupa kalo Kelvin alerginya sama kacang," ucap Esther agak terbata. Naomi hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya pelan.
"Gapapa kok," balasnya. "Oh, silahkan di minum tehnya!" Esther menganggukkan kepalanya dan menyeruput teh yang dibuatkan olehnya.
"Jadi... Anda adalah guru BK Kelvin?" Tanyanya.
Esther menganggukkan kepalanya. "Benar, s-saya adalah guru BK Kelvin. Anda siapanya Kelvin ya?" Naomi hanya menghela napasnya.
"Saya adalah kakak kandungnya Kelvin. Gak usah panggil ibu, lah! Terlalu tua! Santai aja. Kelvin udah cerita kok ke gue." Naomi mengusap hidungnya dan menghela napasnya. "Lagian umur kita sama kok," ucap Naomi dengan senyuman tipis menghiasi wajahnya.
Esther menghela napasnya dan mengangguk-anggukan kepalanya. Keadaan terasa sangat canggung. Di tambah dengan keteledorannya melupakan jika Kelvin memiliki alergi. "M-maaf sebelumnya, orang tua Kelvin kemana ya? Kok rumahnya sepi?" Raut wajah Naomi yang awalnya tersenyum tipis, kini menekuk ke bawah.
"Kelvin dari kecil sering di tinggal orang tuanya ke luar negeri karena urusan bisnis. Paling-paling mereka pulang cuman 1-2 hari aja, paling lama 8 hari. Ada apa? Apa Kelvin sering buat masalah?" Tanya Naomi.
Esther hanya terdiam. Ia ingin sekali mengutarakan niatnya, tapi kali ini lidahnya seakan-akan terkunci. Ia tidak tahu harus menajawabnya dengan jujur atau tidak. Keringat bercucuran sangat deras di dahinya tatkala Naomi memandangnya dengan satu alisnya yang ia angkat.
Esther menghela napasnya. Keheningan mereka di putuskan dengan suara ketukan pintu dari luar. Reflek, kedua wanita yang tadinya duduk langsung berdiri dengan beberenga. "Biar saya aja yang buka." Naomi langsung bergegas menuju pintu depan.
Esther diam dan mengerutuki dirinya sendiri. Ia berjalan menuju sebuah meja yang memperlihatkan banyak sekali foto Kelvin dan Naomi dari kecil hingga dewasa. Esther tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya jika mengingat kelakuan Kelvin di sekolah.
"Lucu banget kamu, ya?" Gumamnya. Esther tersenyum sembari mengamati foto-foto tersebut.
"Emm... permisi?" Esther langsung menaruh kembali foto tersebut dan menengok ke belakang. Terlihat wanita dengan rambut pendek seperti artis Cina yang ia kenal. "Anda cari siapa?" Jantung Esther berdegub dengan kencang.
"S-saya..." Esther berusaha menetralkan detak jantungnya.
"Dia gurunya Kelvin. Perkenalkan ini... istri gue namanya Alexa Kim." Ucap Naomi dengan agak ragu.
Esther membalas jabatan tangan Alexa dengan agak ragu. "Gapapa kok! Gue ngerti," ucap Alexa dengan nada santai. Ia mempersilahkan Esther untuk duduk, lalu ia menghembuskan napasnya kasar.
"Kalau boleh tau... kalian.. berdua?" Alexa menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis.
"Kenapa? Kaget?" Alexa menatap Esther dengan menaikan alisnya.
Esther menggelengkan kepalanya. "Gue udah sering ngehandle hubungan kaya gini, cuman ya... gak sampe ada yang nikah. Bahkan di sekolah ada beberapa pasang kekasih kaya kalian." Naomi dan Alexa menghela napasnya lega, dan mereka mengulas senyum.
Suara pintu terbuka membuat ketiga orang wanita yang sedang duduk menengok, "Kak Naomi? Kak Alex?" Kelvin muncul dengan wajah pucat sambil memegang perutnya yang sakit. "Loh, Bu Esther belom pulang?" Kelvin mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bu Esther
FanfictionEsther adalah seorang guru BK dari SMA Taruna 2. Banyak yang menginginkan dirinya, tapi ia hanya tersenyum dan tidak mengindahkan tanggapan mereka. Sampai pada akhirnya ia jatuh hati kepada salah satu muridnya. Apakah ia bisa menahan perasaannya ata...