Bagian 34

918 52 2
                                    

Yoongi pun menarik tangan Maria masuk kembali ke dalam, dan meminta Maria untuk menolak ajakan dari Seok Jin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi pun menarik tangan Maria masuk kembali ke dalam, dan meminta Maria untuk menolak ajakan dari Seok Jin.

"Cepat katakan!" seru Yoongi pada gadis yang masih diam tidak enak.

Jin pun tersenyum mengusap pipi Maria, "Jangan memaksakan perasaan Maria, jika kamu merasa di kekang karena cinta yang belum tentu mencintaimu, mending kamu lepas dan lebih memilih orang yang mencintaimu."

"Ya! Apa maksud kamu berkata seperti itu, huh!" Yoongi menyergap perkataan Jin yang tidak semestinya ia katakan.

"Hah, apa kamu beneran tidak mengeti apa yang aku maksud, huh! Yang aku maksud adalah, berhentilah menekan perasan Maria dengan sikap sok kuasamu! Karena hal yang berurusan dengan hati, tidak akan pernah bisa dipecahkan walau dengan uang, bahkan sesisi dunia ini!" jabarnya tersenyum remeh.

Jin kini menyentuh dan menggengam tangan gadisnya begitu erat. Atensi Jin kini benar-benar melihat wajah gadisnya yang menunduk tidak percaya. "Maria, ayo kita mulai lagi... sejauh mana hubungan kita di masa lalu dan di sambung dalam masa depan."

Maria tersenyum, menatap wajah tampan Seok Jin. Ia terpatri dengan memori masa lalu yang begitu menyenangkan, "Aku tau masa lalu kita begitu menyenangkan... bagaimana kamu menjagaku agar aku tidak tersesat, kamu menjagaku agar aku tidak kegigit tangan kepiting kecil, kamu mengajakku berlari di pantai dan kamu menyelamatkan tubuhku dari pandangan orang lain karena telanjang. Itu adalah masa-masa yang sulit di lupakan, Jin."

"Maria, apa yang kamu katakan!" Yoongi mencengkram tangan gadisnya yang berubah, ia bahkan menceritakan masa indahnya dengan pria lain bukan untuk menolak ajak kan.

"Yoon, Jin benar... aku memang menyukaimu dan aku selalu menekan nya agar aku terlihat baik-baik saja. Tapi dalam lubuk hatiku, aku juga ingin di cintai sama seperti aku mencintaimu, tapi itu tidak mungkin terjadi kan? Kamu tidak pernah menganggapku lebih dari mainanmu, yang kalau rusak atau bosan bisa kamu buang begitu saja."

"Terus?!" Yoongi menjawab ketus.

"Yah, Jin mencintaiku, aku ingin bersamanya." Maria mencetus keras akan keputusannya.

"Yakin dia mencintaimu? Mana buktinya kalau dia mencintaimu? Apa dia pernah melindungimu dari pemerkosaan, apa dia pernah melindungimu dari siapapun yang menganggumu, lalu apa dia pernah menikmati tubuhmu atau bahkan kamu mendesahkan namanya, huh!?"

"Yoon!" Maria menyentak saat Yoongi membahas tentang persetubuhan mereka. "Apa sebegitu rendahnya aku sampai kamu berkata seperti itu?"

Jin terdiam saat mendengar bahwa wanita yang ia cari sudah bersetubuh dengan lelaki lain, "Apa benar itu Maria?"

"Benar, bahkan kami melakukannya lebih dari satu kali, dia terus mendesahkan namaku aku bahkan tau benar lekuk tubuhnya. Apa kamu pernah melihat tubuh nya, huh?" sela Yoongi tersunging remeh.

Maria hanya diam, karena apa yang di katakan Yoongi semuanya benar, bahkan dia sering bermimpi bersetubuh dengannya.

"Iyah, apa yang dikatan Yoongi itu benar, maafkan aku Jin." Maria menunduk dengan sesak didadanya.

"Jadi penantian aku itu percuma? Jadi pencarianku itu sia-sia, jadi aku bersikap dingin pada setiap wanita itu nggak berguna! Padahal aku berusaha menjaga perasaan kita, Mar!"

"Jin, maafkan aku... sungguh aku tidak tau kamu menungguku, aku tidak tau kalau kamu mencintaiku." Maria berkata dengan mata yang berkaca-kaca saat mengetahui pangeran kecilnya juga mencintainya.

Jin hanya diam, dia bahkan pamit kepada ibu Maria dan neneknya untuk pulang lebih awal. "Aku pulang tante, nek."

"Aa, J..." laju kata Maria terhenti saat Jin benar-benar melangkah menjauh darinya.

Maria kini menatap kesal ke arah Yoongi yang menceritakan tentang hubungan mereka pada Jin.

"Apa?!" sungut Yoongi saat melihat Maria melihatnya tidak biasa.

"Apa? Apa kamu bilang!? Kamu tuh kenapa sih, ada masalah apa sih kamu sama aku?" tanya Maria benar-benar kesal. Wajar jika Maria kesal karena Yoongi sudah menghancurkan hati pangerannya.

"Ya, Maria! Kamu itu bedek, tuli, apa bego!" katanya dengan penuh kekesalan.

Maria hanya plongoan dengan apa yang di bicarakan Yoongi padanya. "Budek, emang kamu ngomong apaan?" tanya Maria bingung. Maria pun lupa dengan perkataan nya, jika ia kan menolak ajakan dari Jin.

"Astaga, pengen aku ehh!" katanya gereget dengan wajah sok polos Maria.

Maria pun merengut kesal saat Yoongi mencubit wajahnya kesal. "Sakit!!" keluh Maria menepuk tangan Yoongi yang semakin kencang mencubit pipinya.

"Udah-udah, Nak Yoongi... makan dulu. Maria kamu juga makan. Ribut terus perasaan."

Maria pun mencuri pandangan kesal ke arah pria yang begitu dingin duduk di depan meja makan.

Yoongi yang melihat gadisnya terus merengut memandangnya membuatnya kesal akan pandangan itu. "Heh! Duduk, mau ngeliatin aku terus? Nanti copot tuh mata!"

Maria pun duduk di samping pria yang terus memandangnya sinis. Perasaan Maria benar-benar tidak enak saat melihat sikap Yoongi yang semakin dingin.

Mata mereka pun saling mencuri pandangan sampai atensi mereka berpindah begitu cepat, "Apa liat-liat!" ketus Maria.

"Lah, terus kenapa?"

"Ganggu tau nggak!"

Yoongi mengayunkan garpu di tangannya dan mengadu nya dengan kepala Maria. "Nih, yang namanya menganggu!"

"Aww, ya!" sentak Maria saat Yoongi mengadu kepalanya dengan garpu.

Melihat situasi yang seperti ini tentu saja membuat nenek dan ibu Maria menggeleng dengan sikap Maria dan tamunya, Yoongi yang berencana menginap semalam di rumahnya.

Raja MagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang