Bagian 44

831 56 4
                                    

Jangan lupa votenya guys, gratis'kan? Coment pun agar aku semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votenya guys, gratis'kan? Coment pun agar aku semangat.

Oke kita langsung ajah, happy Reading ...

Part 44

***

Dengan semlirik angin yang sejuk, dan sebuah suasana penuh kesunyian, mereka saling bertatap mata, saling menunjukan kasih sayang mereka.

"Maria, entah kenapa aku bisa mencintai kamu seperti ini. Padahal di Korea banyak sekali wanita yang cantik, pintar, bahkan bisa memuaskan hasratku tanpa harus berjuang dan menunggu. Tapi untuk mendapatkan tubuhmu, aku terus bertarung melawan egoku... Maria, apa yang sudah kamu lakukan padaku sampai aku menjadi gila seperti ini?"

"Entahlah, yang jelas sekarang adalah kamu mencintaiku, dan kamu akan terus mencintaiku hingga seterusnya."

"YA, MARIA! Karena pembahasan ini sangat panjang, lebih baik aku tidur aku lelah," katanya sembari menidurkan kepalanya di paha Maria yang sudah siap menampung sadaran kepala Yoongi.

"Huh! Dasar Rama!" ejeknya.

Yoongi tertawa ia hanya menyipitkan matanya karena silau mentari yang menusuk pandangannya membuat Maria tertawa, "Apa kamu suka?" katanya dengan menutup sinar matahari dengan kapalanya.

"Masih kena tau, kiri dikit!"

Maria pun mengikuti instuksi dari Yoongi hingga akhirnya Yoongi menarik kepala Maria dan mengecup bibir itu dengan senyuman terindahnya.

"Ya! Ahh, kamu menyebalkan!" katanya dengan wajah yang memerah dengan apa yang Yoongi lakukan pada bibirnya.

"Bibir boleh marah, tapi kamu suka kan?"

"Nggak!" Maria mengerucutkan bibir dan memalingkan pandangan nya dari Yoongi.

"Ey!" Yoongi menduil dagu Maria yang merengut akan tingkahnya.

Netra Maria pun menangkap objek yang tidak terduga membuatnya dengan reflek menunduk. Maria langsung menunduk dengan cepat dan menghantam wajah Yoongi yang tepat di pahanya karena ada guru BK yang sedang keliling.

'SAKITT'

Maria dan Yoongi menahan tawa dengan rasa sakit di wajah mereka karena saling beradu dengan keras.

"Kamu nggak papah?" tanya Yoongi mengusap jidat Maria yang memerah.

"Sakit, Yon."

"Sukurin, haha." Yoongi pun bangkit dan memeriksa jidat Maria yang memerah, "coba liat sini," lanjutnya.

Suasana semakin hening, Maria menahan napas nya saat Yoongi meniup kepalanya. "Masih sakit," tanya Yoongi.

Maria hanya diam mendapat perlakuan hangat itu. Yoongi yang tidak mendapat jawaban tentu saja melihat wajah kekasihnya yang masih bingung akan apa yang ia lakukan.

'Cup'

Yoongi mengecup merah jidat Maria dengan seyuman begitu hangat. "Kok bengong, kenapa?" katanya bertanya.

"Yoon, kamu percaya sama aku, nggak?"

"Kenapa?"

"Yoon, aku mau pergi ke suatu tepat, tapi plis biarkan aku pergi sendiri. Aku janji, aku nggak akan macem-macem dan aku bisa jaga diriku sendiri... boleh, yah?"

Seketika Yoongi diam, dia melihat wajah Kekasihnya dengan seksama, "Nggak boleh!" tegasnya.

Maria diam menunduk, dia hanya ingin berbicara dengan Jin yang hilang seperti di telan bumi semenjak peristiwa itu. Perasaan Maria tidak karuan sebelum tau keadaan Jin yang sebenarnya. "Oh, oke."

Yoongi memandang wajah Maria yang menurun dan menariknya keluar sekolah untuk makan siang denganya, "Ayo ikut aku!"

"Kemana?"

"Udah ikut ajah! Kamu mau kena hukuman dari aku?" ancam Yoongi terus manarik tangan Maria hingga keparkiran.

Maria hanya merengut dan langsung berjalan di depan Yoongi, "Ayo!" sergah Maria kesal.

Yoongi menggandeng tangan kekasihnya dan langsung ke depan mobil awal mereka bertemu.

"Loh, ini mobil kamu dulu kan, mobil kamu yang itu mana?"

"Mm- mobil baru aku ada, tapi karena ini hari special, aku mau jalan pake mobil ini, mobil ini sebenarnya udah aku jual dan udah ada yang beli juga, tapi aku ambil lagi dari pembelinya. Haha," tawanya.

"Nggak lucu! Kanapa kamu ambil lagi? Kasian tau pembelinya! Kamu kalau nggak niat di jual, yah jangan di jual dong."

"Bukannya gitu, awalnya mobil itu tuh nggak penting, sama kaya kamu, nggak penting. Tapi sekarang, mobil itu tuh penting, karena mobil itu adalah mobil pertama yang kamu naiki, di mobil itu pertama kali aku menjelajahi tubuhmu, di mobil itu aku selalu menggodamu dan di mobil itu, aku jatuh cinta sama kamu. Jadi, mobil itu banyak kenangan aku dan kamu, dan aku tidak mau mobil itu di pakai oleh orang lain."

"Kok kamu jadi kaya gini sih? Biasanya serem kaya singa kelaparan."

Yoongi merengut menatap Maria dengan tajam, "Aku gigit nih!" katanya merengut.

"Jangan! Kamu kan udah janji hayo."

"Abis kamu bikin aku kesel!"

Maria tersenyum dan langsung membuka pintu mobil namun tertahan karena Yoongi sengaja tidak membuka pintu automatic.

"Yoon kok susah! Buka dong panas ini!" omelnya dengan menghalangi sinar mentari dari pandangannya.

"Iya bawel!"

Yoongi pun membuka pintunya dan segera masuk kedalam mobil. Dengan suasan yang tidak jauh berbeda, Yoongi dan Maria hanya diam saling pandang. Sesaat suasana menjadi canggung saat mata mereka saling bertemu dan menukar hasrat terpendam.

"Ayo jalan! Malah tatap-tatapan, nanti kalo napsuku kumat tamat kamu Maria!" sergahnya menahan hasrat di kepalanya.

"Ya tahan! Kamukan udah janji!"

Yoongi memalingkan tubuhnya membuat Maria tersentak mengahantamkan punggungnya ke pintu mobil menghindari serangan Yoongi.

"Aku tidak tahan Maria!" katanya semakin mendekati Maria yang melirik kanan kiri, membuat situasi semakin panas dingin.

"Yoon, jangan gila deh."

'Kyaa!' Maria berteriak saat pintu mobil terbuka karena Yoongi lupa mengunci pintu. Yoongi dengan reflek menarik punggung Maria yang hampir terjengkang ke belakang.

"Hati-hati dong!" sentak Yoongi menarik tubuh itu masuk kembali kedalam mobil.

"Kamunya sih, bikin aku takut! Untung ajah aku belum jatuh ke bawah, kalau iya aku jatuh bisa pecah kepalaku!" Gumam Maria mengelus kepalanya yang selamat.

"Tapi kamu nggak papah kan?" Yoongi kembali bertanya sembari menatap Maria dengan intens.

"Yoon, aku boleh jujur nggak?"

"Boleh, apa?"

"Kamu kok jadi over gini sih, aku nggak nyaman tau. Biasanya kamu itu cuek, dingin, suka marah-marah, kasar, tapi sekarang, kamu ..."

"Jangan tinggalkan aku! Ini aku, aku juga tidak mengerti kenapa aku seperti ini," potongnya sembari memegang wajah Maria menatapnya dengan intens.

Maria terdiam, ia merasa bersalah karena sudah mempertanyakan hal tersebut, "Maaf yah, tenang saja aku tidak akan meninggalkanmu."

"Harus itu! Kalau kamu meninggalkan aku, aku pastikan, aku akan membunuhmu dan memasukanmu kedalam tanah dan aku tutup lubang itu menggunakan semen biar nggak ada yang tau kalau kamu itu udah mati!" ancamnya merengut.

"Jahat!"

"Bodo!"

Raja MagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang