Bagian 3

3.7K 112 1
                                    

Yoongi menarik kasar Maria masuk kedalam mobilnya.

Maria hanya bisa menatap kesal dengan tingkah Rama rese ini! Walau begitu, dia harus menurutinya demi menjaga kesuciannya.

"Ya, Min Yoongi mau di bawa ke mana aku?" tanya Maria saat langkahnya tidak kunjung terhenti.

"Bawel yah, mau ke mana kek itu bukan urusan kamu. Tugas kamu itu cuma diem, nggak usah protes!" Yoongi menatap kesal saat gadis ini memiliki mulut yang seperti beo.

Maria hanya bisa merengut memandang pria yang kini mengemudi dengan kecepatan yang tidak lazim.

Dia gila!

"Heh, Rama rese! Maaf yah aku belum mau mati!" tegur Maria berteriak di telinga Yoongi.

Cit!!

Suara decitan bamper mobil jelas terdengar saat Yoongi menginjak rem mobil di tengah kecepatan laju mobilnya. Tatapan tajam dingin Yoongi pun terlihat saat Maria ngeluh kesakitan.

"Aduh, sakit!" Maria mengerang saat lengan kananya harus terbentur depan mobil.

"Enak nggak?" tanya Yoongi saat gadis beo itu mengeluh kesakitan.

"Sakitlah! Peke nanya lagi, dasar gila!"

"Makanya jangan bawel!" sentaknya.

Maria pun tidak berani menatap mata pria itu terlalu lama. Tatapan yang dingin itu, siapa juga yang akan tahan berlama-lama melihatnya!

Yoongi pun segera berpaling menghadap jalanan setelah selesai memberi pelajaran pada gadis yang tidak berhenti berbicara. Matanya memicing kesal dengan bibir yang mengunci dengan rapat.

Setibanya di depan gerbang, Yoongi menekan sesuatu yang ada di bawah setir mobilnya, dengan ajaib gerbang depan itu pun perlahan terbuka.

"Wah!" Maria di buat cengok saat melihat dalam gerbang itu. Rumah yang indah besar dan mewah, siapa pun akan tercengang melihat rumah itu.

"Turun!"

"Nggak mau!" tegasnya masih bertahan di dalam mobil.

"Turun sendiri, apa mau aku seret?" katanya memberi pilihan.

"Iya-iya, aku turun sendiri! Jauh-jauh!" katanya menyuruh Yoongi selangkah lebih jauh dari tubuhnya sekarang.

Yoongi yang tidak sabaran, dia menarik tangan Maria yang masih di dalam mobil dengan sedikit kasar.

"Pelan dong, sakit ini!" keluh Maria menyeimbangkan langkah panjang seorang Yoongi.

"Bikinin aku minum, sekarang!" serunya setelah puas menarik gadis berwajah polos itu.

Maria hanya tertegun bingung. "Heh! Jadi aku jauh-jauh ke sini cuma buat disuruh bikin minuman, doang? Hah, astaga!" umpatnya menepuk jidatnya kesal.

"Terus, kamu mau pekerjaan apa, huh?" tanya Yoongi menaikan satu alisnya, "ahh iya hampir lupa, abis bikin minum kamu harus layani aku, di ranjang, oke!" lanjutnya mengusir gadis itu yang masih mematung cengok.

"Heh! Kok gitu, maksud kamu apa ini, katanya kamu nggak bakal kaya gitu!" keluh Maria dengan wajah yang begitu kesal kerena sudah di permainkan.

"Udah jangan banyak ngomong, sekarang kamu bikini aku minuman, kalau enggak!" serunya mengancam.

"Iya, oke! Tapi aku nggak tau dapurnya di mana?" keluhnya bingung dengan rumah yang baru saja ia jajal.

"Tuh! kamu ke situ, lurus abis itu belok kiri." Yoongi dengan santai memberitahukan letak dapur rumahnya.

Maria mengehela napas gusar jika mengingat ancaman dari pria mager itu. Wajah gadis itu masih terlihat pucat setelah mengalami syok berat karena frist kissnya waktu itu.

Ternyata dia bukan hanya raja mager tapi juga penyiksa!

"Aduh kepala aku pusing banget lagi," keluhnya menjabak kasar rambut depannya. Maria yang sudah selesai segera membawa minuman untuk pria yang kini sedang rebahan di kursi panjangnya. "Ini!"

"Apa ini?"

"Lomen tea, kenapa emang?" katanya bertanya songong saat pria ini tidak tau minuman yang ia bawa.

"Denger, aku tuh alergi sama lemon. Ganti!"

"Heh, ahh oke ...." katanya segera masuk kembali ke dapur.

"Ehh ...." Yoongi pun terbelalak saat Maria tiba-tiba sempoyongan. Dengan sigap Yoongi memapah tubuh wanita yang kini hampir terjatuh dan masuk kedalam pelukannya.

"Weh beo bangun!" Yoongi pun merengut kesal karena dia belum sempat mengerjai wanita ini.

Yah, belum juga di colok, dia udah pinsan duluan!

Yoongi pun segera membawa wanita itu kedalam kamarnya. "Baru ajah kaya gitun udah pinsan ajah!" kritiknya sambil melihat gadis yang tengah terlelap.

Yoongi pun mengeluarkan kebiasaannya saat melihat orang tidur, maka naluri kemalasannya pun merontah, "Kok aku jadi ngantuk, tidur, aah!" lanjutnya langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang berdampingan dengan gadis berambut dark coklat ini.

Sorenya di dalam kamar, Maria membuka matanya perlahan. Rasa pening dikepalanya masih bertahan hingga ia membuka matanya.

"Aku di mana?" Maria bertanya sembari memegang kepala yang menyiksanya dari kemarin.

Akhhh!!

Maria pun berteriak saat mendapati wajah laki-laki tepat di samping wajahnya.

"Berisik!" Yoongi menyumpal mulut gadis yang berteriak kencang di dekatnya.

Maria pun terdiam saat mendapat sentakan dari pria yang masih tertidur. Seketika otak Maria pun berputar melihat sang penjahat tengah tertidur.

"Nah dia kan lagi tidur nih, mending aku kabur ajah ahh ...." Mendapat pemikiran itu, Maria perlahan menggeser tubuhnya menjauh dari pria yang sudah mengurungnya dari pagi.

"Ets! Mau kemana?" tanya Yoongi mencegat tangan gadis yang mengendap perlahan menjauh dari ranjang. Senyum evil Yoongi pun keluar begitu saja dari bibir tipisnya. Dengan penuh rencana licik Yoongi pun menarik tangan gadis yang mulai menjauh darinya.

Kyaa!!

Maria lagi-lagi berteriak saat Yoongi benar-benar menariknya kembali di atas Ranjang. Matanya membulat saat Yoongi perlahan mendekati tubuhnya. "Yoon, kamu mau apa?"

"Aku mau apa?" sahut Yoongi dengan nada sedikit erotis. Tangan panjangnya kini mulai masuk kebawah leher wanita yang nampak ketakutan.

Maria hanya mengikuti arah wajah pria yang kini tepat di samping lehernya. Maria Memejamkan matanya saat wajah pria itu mulai mencium telinganya.

Ibu aku takut!

Maria benar-benar di buat tegang dengan aksi yang di lakukan rama di bagian lehernya.

Yoongi yang melihat ekspresi gadis itu begitu tegang membuatnya sedikit tertawa, "Kamu harus tetap di sini temani aku, kalau kamu berani kabur, kamu tidak hanya tidur denganku tapi kamu juga harus melayaniku mengerti!" bisiknya mengancam membuat Maria meneguk salifanya begitu susah.

"I-iya," angguk Maria takut saat bibirnya mengecup pipi Maria yang memerah.

Yoongi pun tersenyum karena sukses dengan ancaman yang ia berikan pada gadis polos itu. Yoongi pun kembali tertidur dengan tangan yang masih melingkar di leher gadis cantik ini.

Raja MagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang