Bagian 41

867 53 9
                                    

_Jangan lupa vote and koment yang menarik yah_kawan.

***

Setelah cukup lama gadisnya di rawat, Yoongi masih di buat ketar ketir akan kondisi Maria yang belum ada kabar. Dokter pun tidak kunjung keluar, ia berharap dokter segera memberi kabar untuknya.

Hufft!

Napas keluar begitu sesak, Yoongi berjalan di depan pintu ruangan dengan rasa bersalah dihatinya.

'Srakk'

Pintu pun kini bergeser, salah satu suster berlari cepat melewati Yoongi yang berdiri menunggu kabar. Matanya kini mengikuti langkah duster yang masuk kedalam Ruanganan membuat Yoongi bertambah panik akan kondisi Maria. Tidak berselang lama dua suter kembali datang membawa tiga kantong darah membuat Yoongi bertambah panik.

"Maria, aku harap kamu selamat." Ia menunduk berdoa akan keselamatan gadisnya.

Selwsai Yoongi berdoa, Dokterpun datang dengan baju khas operadi berwarna biru. Kedatangan doketr tentu saja membuat Yoongi menunda isakannya.

"Dok, bagaimana keadaan Maria?" tanyanya sembari melurik kepintu ruangan.

"Maria selamat hanya saja salah satu ginjalnya terluka, jadi terpaksa kami mengangkat ginjal itu dan Maria harus bertahan dengan satu ginjal untuk seumur hidupnya."

"Apa, bagaimana bisa? Memangnya tidak ada ginjal pengganti?!"

"Bukan tidak ada, melainkan tidak ada yang cocok untuk Maria. Yah, ini memang berat, di usianya yang masih sangat muda, dia begitu rentan jika hanya memiliki satu ginjal."

"Maksudna?"

"Memiliki satu ginjal, meliki dampak mulai dari sering pusing, mual, sakit perut, yang pasti dia akan mudah sakit dan kemungkin terburuknya dia akan mengalami kematian. Sungguh di sayangkan ginjal di sini tidak ada yang cocok untuk Maria."

"Apa dokter bercanda, huh! Apa maksud ka.u huh bilang kematian akhirnya! Saya nggak peduli seberapa susahnya, atau seberapa mahalnya harga ginjal itu dan saya minta selamatlan Maria! Atau ru ah sakit ini akan saya tutup!"

"Tuan, kamu akan mencarinya. Kami hanya butuh pendonor... jika tidak ada maka Maria harus menerimanya."

"Yah, saya tidak mau tau. Kalau begitu bagaimana dengan ginjal saya?"

"Apa tuan yakin? Jika tuan melakukan itu, tuan akan mengalami kesulitan. Hidup dengan satu ginjal itu berat."

Yoongi mengusak rambutnya frustasi. Namun, di tengah perbincangan mereka, salah satu suster berlari memberikan info jika ada salah satu pasien baru saja meninggal dan memilik kecocokan dengan Maria.

"Wah seperti sebuah keberuntungan, bukan? kami akan segera melakukan operasi."

Tak! Tak! Tak!

Suara jarum jam terus bergerak begitu lama, Yoongi terus mondar mandir saat dokter tidak kunjung keluar untuk memberi kabar akan hasil operasi itu.

"Maria!" Yoongi melihat pintu yang terutup rapat sampai ia tidak bisa melihat apapun di dalam sana, "Maria, aku tidak mau kehilangan kamu, Maria. Aku sadar, kamu sangatlah berarti untukku."

Setelah dua jam, dokterpun keluar dengan baju penuh darah dengan keringat di keninggnya. "Yah, operasinya berjalan dengan lancar. Tapi, karena ini termasuk operasi besar, saya minta jangan buat dia stres, kalau jika itu terjadi maka akan berdampak buruk untuk dia."

Yoongi pun meminta izin masuk kedalam ruangan untuk melihat kondisi gadisnya yang habis terkena timah panas miliknya.

Yoongi memandang gadis yang kini tebujur lemah di atas rajang dengan wajah begitu pucat. Yoongi berjalan perlahan dan duduk di samping ranjang Maria dan berkata, "Maria, maafkan aku... maafkan aku, karena terus menyiksamu. Maafkan aku sudah mengabaikan cintamu, maafkan aku karena melampiaskan kekesalanku padamu, satu hal yang membuat aku tidak mengerti, mengapa aku bisa mencintaimu seperti ini, apa yang kamu lakukan padaku Maria?"

Raja MagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang