Setelah melewati pelajaran yang melelahkan akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, saatnya seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar sekolah.
"Ra!" panggil seseorang setelah melihat Adara keluar dari kelas
"Iya, kenapa kak?"
"Tadi Vincent bilang sama gue masih ada rapat, dan gue disuruh nebengin lo" ucap Tristan
"Gue pake ojol aja deh kak, gue ga mau ngerepotin lo"
"Yaelah gapapa kali, gue seneng-seneng aja kalo nebengin lo"
"Yang bener kak?"
"Iya, gue juga bawa motor kok, kan sama juga kayak ojol" ringis Tristan
"Okedeh, makasih ya kak"
"Gausah canggung sama gue"
"Iya"
Diparkiran
"Nih pake" ucap Tristan mengulurkan helm kepada Adara
Adara mengambil helm dan memasangkannya di kepalanya.
"Makasih kak"
"Kak, lo emang selalu bawa helm dua?""Ah engga, cuma akhir-akhir ini aja sih siapa tau ada cewe yang mau gue tebengin" goda Tristan "Ayok naek, keburu sore" lanjutnya
"A-ahh iya kak" ucapnya
"Kenapa gue jadi kepikiran kata katanya kak Tristan sih, gamungkin dong gue suka sama dia?" batin Adara"Ra, lo mau makan dulu ga?" tanya Tristan
"Apa kak?"
"Lo mau makan ga?!" tanya Tristan sedikit keras mengingat anginnya lumayan kencang sore ini
"Boleh kak, gapapa!" ucap Adara sedikit keras
"Oke"
Tristan melajukan motornya dengam kecepatan sedang. Ia mangajak Adara makan bakso di pinggir jalan
"Bang, bakso dua ya"
"Oke"
"Maaf ya makannya di pinggir jalan" ucapnya sambil berjalan mencari tempat yang kosong
"Lah emang kenapa?" tanya Adara bingung
"Ya kali aja lo gapernah makan pinggir jalan begini kan. Biasanya kan cewe cewe banyak yang gabisa kalo di ajak makan dipinggir jalan" ucap Tristan menatap Adara
"Sebenernya gue gasuka" ucap Adara
"Hah? Okedeh. Lo mau pindah? Ke kafe mana? Langsung kesana aja deh" ucap Tristan panik setelah mendengar jawaban Adara
"Iya sebenernya gue gasuka bakso manapun selain bakso deket komplek, gatau kenapa rasanya beda, tapi gue belom coba bakso ini sih, bakso sini langganan lo kak?" tanya Adara samb terkekeh melihat Tristan panik dengan jawaban nya sebelumnya
"Iya langganan banget. Gue kira lo beneran gabisa makan di pinggir jalan anjir, ngagetin aja si lo ra"
"Yaelah kak, gitu aja panik. Gue bukan tipe cewe kafe gitu kali, gue lebih suka makan makanan pinggir jalan, soalnya lebih murah. Kan lumayan uang nya bisa di tabung sebagian"
"Kalo gue? Lo suka gue ga?"
Adara kaget dengan penuturan kata Tristan, sejenak hening tanpa ada suara dari Adara yang menatap Tristan, hingga abang tukang bakso menyadarkan mereka.
"Mas, nih bakso dua. Eh tumben bawa cewe biasanya sama temen nya, atau engga sendiri, pacar nya ya?"
"Proses bang" kekeh Tristan sambil melirik Adara
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother and Sister💕
Jugendliteratur[On Going] Sebuah kisah perjalanan hidup kakak dan adik, yang hidup hanya dengan asisten rumah tangga, ibu dan ayahnya hanya sibuk bekerja dan bekerja tanpa memikirkan keadaan rumah ataupun keadaan mereka. Bahkan kakak beradik ini jarang sekali mera...