Case #1

108 13 3
                                    

(WARN!!! Bahasa semi baku, terdapat hal-hal kekerasan sehubung pembunuhan, mengandung unsur darah, benda tajam, dsb.)

06.55 AM 

"Hai semuanya!" Dengan ceria, Zue menyapa rekan satu geng nya yang sukses membuat mereka langsung menatapnya dengan tatapan sinis.

"Huh? Kalian, sekali aja pasang ekspresi, bisa tidak sih? Yang baik, ceria, berekspresi lah intinya, yang natural saja!"

Angga menggeleng, "For what? (Untuk apa?). We do not need it thought (Kita juga tidak memerlukannya)." Zue memajukan bibirnya sebal. Meletakkan tasnya ke bangku nya.

"Oh ya, mana Maverick, tumben dia belum dateng?" Kompak, semua menggeleng tidak tahu. 

"Ck, kalian selalu begitu. Tidak pernah tahu di mana dia." Dumel Zue.

"Ya karena kita tidak perlu tahu dan itu sangat langka terjadi!" Protes Haven.

"Yeah, kau sangat bodoh Haven. Katanya dimabuk cinta, seperti dimabuk alkohol, meracau." Omel Zue balik.

Haven ingin melawan, tapi mulutnya terkunci oleh Frenand yang mengganti topik.

07.20 AM

CLACK!

Tidak lama dari percakapan tadi, pintu kelas kembali terbuka, menampakkan beberapa siswa yang baru saja tiba. Tentunya juga sosok tinggi pucat dengan ekspresi datarnya. yang dikenal sebagai Maverick Keyzack.

"Mave!"

"Maaf, aku sedikit terlambat, ya?" Pemuda itu menghampiri mereka. 

Meletakkan tasnya ke bangku kosong yang ada di samping Frenand. Kemudian duduk di samping pemuda itu tanpa basa-basi. Membuat Frenand terkejut meski tak merespon dengan kata-kata.

"Dih, tumben telat? Habis sarapan, ya?"

Maverick sekedar mengangguk sebagai jawaban, memang ia ini jarang sarapan, jadi benar saja jika ia telat dengan alasan sarapan. Karena kecepatannya memakan sarapan jauh lebih lambat dari kecepatannya makan siang dan makan malam.

"Eh, by the way ... kalian tahu tentang kasus pembunuhan akhir-akhir ini?"

Kompak semua menatap Frenand dengan tatapan setengah membunuh atau bisa diartikan, 'merusak suasana saja kau'. Meski Frenand hanya dengan polosnya tersenyum nyengir tanpa merasa bersalah.

"Aku tahu, kenapa?" Zue mengangkat pundaknya ringan.

"Nope, untuk apa kita mengurus kasus pembunuhan?" Tanya Angga heran.

Setidaknya ia memang berasal dari kelas kesehatan, bukan investigasi pembunuhan. Maklum jika mereka tidak tahu tentang kasus-kasus pembunuhan seperti itu. Bukan bagiannya juga untuk peduli pada kasus-kasus itu.

"Pembunuhnya ada di sekolah kita, bagaimana? Kalian tetap tidak peduli?" Kompak semua tercengang, minus Maverick yang sedang menjaga ekspresi datarnya.

"Aku diberi tahu oleh kepala sekolah, ia meminta kita untuk mencari tahu siapa pembunuhnya." Jelas Frenand.

Tak heran sih jika mereka yang ditunjuk, orang tua Frenand salah satu anggota organisasi penting yang menangani hal-hal seperti itu. Sejak tahun 2001 berdiri, organisasi itu mencetak banyak anggota intel yang juga telah direkrut oleh banyak perusahaan keamanan.

- ICE -

Kelas teratas atau strata tertinggi sekolah itu di antara kelas-kelas lainnya adalah High Hazard Case Research. Setara dengan kelas unggulan di sekolah pada umumnya. Kelas itulah yang menjadi markas dari kelima pemuda cerdas itu.

It's Called Ending [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang