Case #4

24 10 0
                                    

(WARN!!! Bahasa semi baku, terdapat hal-hal kekerasan sehubung pembunuhan, mengandung unsur darah, benda tajam, dsb.)

"Benar apa katamu, Angga. Tapi kita tidak tahu, ada berapa banyak pengkhianat yang berdiri di sini sekarang. Benar bukan?"

Angga menurunkan tangannya, kembali ke posisi Istirahat Di Tempat-nya. "Tidak semua pembunuh membunuh dengan alasan yang sama. Terkadang bahkan mereka memiliki alasan yang jauh di luar nalar."

Sir Andrew menarik papan tulis ke tengah lapangan. "Pembunuh biasanya membunuh dengan alasan kekurangan biaya hidup, balas dendam, rasa ingin tahu, dan ragam lainnya. Tapi tampaknya, motif pembunuh kita kali ini berbeda."

Melanjutkan ceramahnya akan hal yang ditanyakan Angga tadi, Sir Andrew tampak sudah lupa dengan apa yang seharusnya ia lakukan. Panas matahari yang menyengat membuat satu persatu siswa mulai lalai dari posisi barisan mereka.

Drap ... Drap ...

Dor!!!

Sebuah tembakan melesat, entah dari arah mana, mengenai bagian pundak salah satu siswa National Health Case Research Class (NHCR). Membuatnya terjatuh di kedua lututnya, tubuhnya lemas seketika.

"Hwaa!" Semua menepi, bagian kesehatan segera membantu siswa yang terkena tembakan.

Sebuah senyum miring terbentuk dari seseorang, sosok itupun satu-satunya yang tak menepi. Meski akhirnya, ia memutuskan untuk berputar balik. Seakan-akan ia peduli dengan lesatan peluru itu. Menepi bersama dengan siswa-siswi lainnya.

05.32 PM

Sesaat setelah bagian kesehatan menepi, Maverick segera mendekati siswa yang terkena lesatan peluru tersebut, memeriksa keadaannya lalu menatap gurunya yang masih tercengang dalam keramaian.

"Tunggu ... Sir Andrew? Apakah ada yang dirahasiakan dari tujuan upacara hari ini? Kenapa ia..."

Meski siswa itu terlihat kesakitan, siswa itu menggunakan rompi kevlar*  yang membuatnya selamat. Pertanyaan Maverick tak dijawab, Sir Andrew hanya diam. Kevlar itu memang belum secara resmi dirilis untuk siswa mereka, hanya dimiliki oleh guru dan staff keamanan.

"Baik, untuk seluruhnya! Tanpa penghormatan balik kanan bubar barisan ... JALAN!"

Brak... 

Semua pasukan dibubarkan, seluruh siswa diminta masuk ke kamarnya masing-masing dan hanya akan diperbolehkan keluar saat ada panggilan serta jam sekolah tiba. Jadwal baru yang dibuatpun dadakan dan masih berantakan.

Asrama A dan B yang semula kamarnya ditempati satu kamar satu anak digabungkan menjadi satu kamar dua anak untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tak diharapkan. Setidaknya bisa menolong sesama selagi salah satu terluka.

05.40 PM

Haven menarik kopernya ke kamar Maverick. Ia akan tinggal bersama Maverick, kamar mereka berpusat di ujung pojok belakang Asrama A. Kamar Maverick adalah yang terbesar karena letaknya paling pojok dalam blok Asrama itu, cukup untuknya dan Haven.

Tok Tok!

"Masuklah Ven! Aku tidak mengunci pintunya!"

Clack!

"Hah ... capeknya ... padahal kamar kita tidak berjauhan sama sekali lho..."

"Ck, kau saja yang lemah."

"Ish! Sejak kapan aku lemah?" Protes Haven, melotot sebal.

"Sejak tadi."

"Ck, kau menyebalkan ya? Kapan sih kau bisa serius?" Dengus Haven.

It's Called Ending [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang