(WARN!!! Bahasa semi baku, terdapat beberapa kata kasar, terdapat hal-hal kekerasan sehubung pembunuhan, mengandung unsur darah, benda tajam, dsb.)
10.01 PM
Haven menatap Maverick, "Aku khawatir denganmu, Mave. Aku hanya peduli padamu. Aku tidak mau kehilangan orang terdekatku lagi."
Haven sukses membuat Maverick membuka tutup mulutnya meski tak jadi berkomentar tentang apa yang Haven katakan beberapa saat sebelumnya. Ia kembali menutup rapat mulutnya tak lama setelah itu.
"Aku ... aku kehilangan keluargaku juga. Tapi ... kau ... apakah kau setakut itu kah kehilangan diriku?" Maverick berjalan kembali setelah berhasil menyuarakan jawabannya.
"Ya, tentu saja. Kita sudah bersama di sini sangat lama, kan? Aku tidak mau kehilangan lagi."
"Ah ... ya ... benar..."
"Mave? Kenapa ... kenapa kau mau melakukan ini? Adakah alasan utamamu yang sangat penting, di balik ini semua?" Haven berhenti berjalan.
"Kau akan tahu Haven, tentu saja aku punya, hanya saja tidak sekarang, aku juga punya privasi. Meski aku sepenuhnya yakin, semua sandiwara akan berakhir, segera."
"Hah ... aku sadar kenapa tidak ada perempuan yang mau denganmu kecuali jika hanya memandang fisik." Dengus Haven.
"Aku tahu, lagi pula aku tidak ingin akrab dengan mereka." Jawab Maverick lugas.
"Yeah, whatever... (Ya, terserahmu saja...)"
10.21 PM
Jadwal menjaga baru akan dimulai esok malam, saat ini semua guru kembali merundingkan keputusan mereka bersama kepala sekolah mereka. Setidaknya berusaha sedikit lebih bijak agar tidak perlu membiarkan siswa-sisiwinya terlibat dalam kejadian berat itu.
Dinginnya malam mencekam seisi ruangan kelas HHCR 1, Haven kembali membawa *hot pack, tapi ia tidak kembali bersama Maverick. Maverick masih ditahan guna berbicara dengan Sir Lawyer di ujung lorong. Terdengar samar-samar dari ruang itu.
Tak satu pun dari keempat pemuda itu yang bersuara. HP keempatnya telah mati daya, listrik juga secara tiba-tiba putus sambungan dari gedung yang mereka tempati. Kesunyiaan malam sukses membuat suasana semakin tak nyaman.
Mereka berusaha berbincang sesekali, berusaha mengurangi suhu yang sangat dingin. Suhu telah menyentuh 7 Derajat Celcius di dalam ruangan dan 5 Derajat Celcius di luar, sekolah mereka memang ada di sekitar pegunungan, suhu seperti ini sebenarnya sangat umum.
Zue, Frenand, dan Angga tampak saling merangkul. Mendekatkan diri pada satu sama lain. Menggenggam erat hot pack yang dibawakan Haven tadi, pembawanya sendiri turun lagi ke lantai 3 untuk mengambil beberapa barang darurat dari UKS.
Setidaknya ada yang akan menghangatkan mereka meskipun harus menunggu lebih lama. Karena sakit sebab kedinginan nyaris tidak ada bedanya dengan sakit karena kelaparan atau dehidrasi berat.
Bruk! "Ini selimut seadanya, pakai saja dulu."
"Thanks a lot, Haven... (Terima kasih banyak, Haven...)"
"Yeah, just use it. I'll wait for Maverick. (Ya, pakai saja. Aku akan menunggu Maverick)."
10.31 PM
"Ck, ke mana lah ini Maverick. Lama sekali dia. Aku keluar sejenak, menyusul Mave." Haven berdiri lagi, keluar kelas.
Rekan-rekannya tak peduli, saling berpelukan guna mengurangi rasa dingin yang menusuk rusuk mereka. Memang salah keputusan mereka untuk tinggal di HHCR 1. Ruangannya di lantai atas, dan tampaknya cuaca pun tak ingin bersahabat dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Called Ending [ ENDED ]
Mystery / ThrillerKarena tidak semua orang bisa mempercayaimu dan tidak semua orang bisa dipercaya. - Start, 29 Juni 2020. - End, 30 Agustus 2020. - Rombak I, 12 Juli 2021. - Rombak II, 12 Juli 2022.