"Burung merpati dengan kepakan sayap putih tiba
Membawa kabar bahagia dalam wujud surat pada paruhnya
Tapi gadis itu menganggapnya sebagai malapetaka,"
***
Bangun awal saat liburan tidak termasuk daftar favoritku, karena aku yakin Okaa-san akan memaksaku membantu di dapur atau di halaman, sementara kakak yang paling "kucintai" sibuk tidur di kamarnya sampai siang hari. Bila tidak disuruh bekerja, Otou-san akan mengajakku jalan pagi sekitar kompleks, dan aku akan mengajak Mirai bersama adiknya agar kami sengsara bersama karena tidak terbiasa berolahraga. Hanya ada dua kemungkinan saja yang kupikirkan saat aku menuruni setiap anak tangga dengan lambat. Tapi menerima sebuah surat entah darimana bukanlah sambutan pagi hari yang akan kuduga.
"Yuuna, kamu ambil tes di Akademi Houseki?" Pertanyaan Okaa-san sebagai bentuk sapaan di pagi hari membuatku melongo di tempat. Bukankah itu nama sekolah yang sama dimana Mirai dan Eri bersekolah?
Menyadari kebingunganku, Okaa-san memberikan sebuah amplop cokelat yang sudah dibuka talinya. Aku menyeret keluar inti surat yang mengingatkanku pada piagam yang kuterima di hari kelulusan.
"Ternyata kamu bisa, tuh! Makanya jangan menyerah dulu!" Ujar Okaa-san sambil menepuk pundakku dengan lembut, lalu berjalan kembali ke dapur untuk memasak sarapan kami.
Aku tidak mengerti. Bahkan sampai kubaca berulang kali, aku tetap tidak menyangka bahwa hari itu akan tiba secepat ini. Bagaimana mereka bisa menemukanku?
Surat yang dilapisi aura sihir itu tidak mampu menjawab pertanyaanku, karena mereka dilapisi sebuah mantra, jadi aku tidak dapat mengindentifikasi pemilik sihir tersebut. Aku tambah kesal saat membaca surat itu terdengar mengancamku bila aku mencoba membuang surat ini atau membakarnya.
Kepada saudari, Yuuna Moritake,
Anda diterima sebagai salah satu murid Akademi Houseki. Pertama, tolong datangi alamat yang ditujukan untuk menulis kehadiranmu sebelum tenggat waktu.
Kami sangat menantikan kehadiranmu di akademi ini,
Yunania.
Siapa pun pihak akademi yang mengirimkan surat ini, mereka diajak untuk bergulat di atas atap sebuah gedung detik ini juga. Mereka pasti sengaja mempertebal nama dengan penulisan katakana setelah kalimat penyambutan, seolah memintaku untuk mengingatnya. Sialnya, aku sangat ingat nama itu sebelum membaca surat itu seisinya, karena nama itu memang sudah ditujukan padaku sebelum surat ini diberikan.
Ada kertas di dalam amplop itu untuk menunjukkan tenggat waktu dan alamat dimana akademi itu berada.
Iya kali aku akan mengikuti apa yang mereka mau.
"Menurut Mama, apa aku harus menerimanya?" Tanyaku dengan pelan. Surat itu kuletakkan di ujung meja makan tanpa minat. Emosiku tambah tidak jelas kalau aku berlama-lama melihatnya.
"Kenapa kau tidak ingin menerimanya? Kau sudah berjuang, dan itu oportuniti yang bagus untuk memulai hal yang baru," ujar Okaa-san.
Masalahnya, aku tidak berjuang sama sekali untuk masuk ke akademi ini. Aku jadi merasa bersalah pada siapa pun yang mencoba mendaftarkan diri ke akademi itu, tapi tidak bisa karena mereka tidak memenuhi satu syarat paling penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fraudulent: Severed Memories
Fantasy[FANTASY + (Minor)ROMANCE] Yuuna pikir dia akan menyimpan rahasia terbesarnya seumur hidupnya, tapi pemikirannya salah. Kedatangan surat itu mengubah hidupnya 180 derajat. Karena itu, bukan dia saja menjadi target dari Kegelapan, melainkan teman-tem...