Chapter 10

32 2 0
                                    

Secuil lanjutan dari Chapter 7

Setelah Letta menutup telepon dari Dylan, dia langsung masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, untuk mendinginkan kepalanya yang memikirkan Dylan dan Jona. Setelah Jona menyatakan perasaannya ke dirinya, membuat dia berpikir apakah dia harus membuka hatinya untuk Jona jika Dylan tidak kunjung menyatakan perasaannya. Sampai Katty berkata "Jangan karena lo capek nunggu Dylan, lo terima Jona." dan itu membuatnya berpikir kembali.

"Apa iya gue yang harus bilang duluan ke dia, kayak yang disaranin Lia?" tanya Letta kepada dirinya sendiri. Kemudian Letta melamun di balkon kamarnya sambil menghisap beberapa batang rokok. Dan tiba-tiba terdengar bunyi panggilan masuk dari hp-nya, membuat Letta yang sedang melamun terlonjak kaget.

"Siapa deh malem-malem gini nelpon." gumam dia sendiri. Lalu Letta melihat layar hp-nya, memperlihatkan kalau Jona yang menghubunginya.

"Hola, Jona." sapa Letta ketika dia mengangkat telepon dari Jona.
"Hai, udah tidur?" tanya Jona, setelah dia mendengar sapaan dari Letta.
"Belum, kenapa?"
"Gue ada di lobby apart lo nih. Ganggu ga malem-malem bertamu di tempat lo?"
"Hah? Lo dimana? Di Lobby apart gua? Ga salah denger gue?" tanya Letta ga percaya.
"Hahaha... Beneran Lett, gue di Lobby apart lo. Gue bawa makanan kesukaan lo nih." jawab Jona.
"Tunggu ya, gue turun sekarang." kata Letta dan langsung menutup sambungan teleponnya.

Kemudian Letta langsung mengambil cardigan abu-abunya dan keluar kamar. Di ruang tv terlihat Lia sedang sibuk dengan Laptopnya, dia melihat Letta sedang terburu-buru.

"Mau kemana kak?" tanya Lia.

"Kebawah." jawab Letta singkat.

"Mau ngap—pain?" Letta sudah keluar apart-nya ketika Lia bertanya. Dan Lia langsung melanjutkan tugasnya, tanpa ingin tau apa yang akan dilakukan Letta.

×××××

Lobby Apartemen

Terlihat Jona sedang berdiri menunggu kedatangan Letta dan kemudian muncul sosok Letta berlari kecil menuju ke arahnya. Jona tersenyum melihat sosok yang akhir-akhir ini mengisi hati dan pikirannya. Letta sudah sampai di depan Jona dengan membungkuk dan menyentuh kedua lututnya dengan kedua tangannya untuk mengambil napas sejenak.

"Lo ngapain malem-malem kesini?" tanya Letta langsung setelah napasnya kembali normal.

"Emang ga boleh?" tanya Jona balik.

"Bukan gitu, ini udah malem. Besokkan lo perlu persiapan konser." kata Letta dengan melipat tangannya di depan dada, sedangkan Jona hanya tersenyum karena secuil rasa perhatian Letta terhadap dirinya. "Sendiri? Ga sama Cya?" tanya Letta ketika dia sadar Jona hanya sendirian.

Tuk... Jona menyentil pelan kening Letta.

"Yang ga ada malah yang ditanya." kata Jona.

"Hehehe..." Letta nyengir sambil menggaruk keningnya yang barusan di sentil Jona.

"Ada apa nih kesini malem-malem, bukannya istirahat buat besok?" tanya Letta sambil mengajak Jona menuju salah satu kursi dan meja yang disediakan oleh pihak apartemennya.

"Kita ga apa-apa ya disini? Lia lagi ngerjain skripsinya di atas, takut ngeganggu." kata Letta ketika mereka sudah duduk di kursi.

"Ini gue bawa makanan kesukaan lo." kata Jona, lalu dia meletakan kantong plastik yang berisi kentang goreng dan dua es krim yang dia beli di salah satu restoran junkfood saat menuju perjalanan kesini.

"Woah tau aja gue lagi laper, hihihi." kata Letta tersenyum cerah.

"Nih es krim lo suka rasa apa? Gue ga tau, jadi gue beli rasa coklat sama strawberry." kata Jona sambil mengeluarkan dua es krim sundae yang dia beli tadi.

You Are the Reason (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang