Chapter 14

32 1 0
                                    

Pagi hari
Kamar Apartemen Dylan

Sinar matahari pagi mengintip dari jendela kamar Dylan, membuat dirinya dengan terpaksa membuka matanya.

Dylan menyentuh keningnya dengan tangan sebelah kiri karena merasakan ada sesuatu.

"Hoaam apaan nih di jidat gue? Handuk?" Dylan mengambil handuk yang ada di keningnya dan meletakkan di atas meja sebelah kasurnya.

Lalu dia menoleh ke sebelah kanannya, karena merasakan gerakkan.

"Hmm.. Letta? Sejak kapan dia disini?" tanya Dylan ke diri sendiri setelah melihat Letta tertidur lelap di sebelahnya.

Dylan memiringkan tubuhnya menghadap ke Letta dan menumpu kepalanya dengan tangan kanannya, sejenak dia memperhatikan wajah Letta yang tertidur, menyentuh lekukan wajah Letta, merasakan hembusan nafasnya yang teratur dengan jemarinya.

"I miss you." bisik Dyla ke dirinya sendiri.

Dengan jemarinya dia menyentuh bibir mungil Letta, kemudian Dylan perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke Letta dan "Cup" Dylan sekilas mengecup bibir mungil tersebut.

Dylan tersenyum senang karena mencuri ciuman Letta saat masih tertidur pulas, kemudian dia mengelus pelan pipi Letta yang lembut.

Klek.. Tiba-tiba pintu kamar Dylan terbuka pelan, dan Jeff sedikit memunculkan kepalanya.

"Sosor teroooss.." ledek Jeff dengan suara berbisik.

"Sssttt!! Kenapa?" tanya Dylan dengan suara berbisik juga.

"Sarapan udah siap Tuan.. Lo bangunin putri tidur lo gih." kata Jeff kemudian menutup pelan pintu dan kembali ke dapur.

Saat Dylan akan membangunkan Letta, Letta mengerjapkan matanya dan membuka matanya.

"Dylan.. Udah bangun, udah ga demamkan?" tanya Letta dengan suara seraknya, lalu mengubah posisinya menjadi duduk dan menyentuh kening Dylan dengan tangannya.

"Udah mendingan.. Kamu dari kapan disini?" tanya Dylan sambil bersandar di dashboard tempat tidurnya.

"Dari semalam. Jeff pulang tengah malam kayaknya. Jadi semalaman aku jagain kamu sampai ketiduran." jelas Letta.

"Kamu.. Jangan sakit lagi yaa.." pinta Letta dan mendekap Dylan dari samping, merasakan tubuh Dylan masih sedikit hangat.

"Iya ga lagi."

"Lett.." panggil Dylan.

"Hhmm.." Letta pun menoleh.

"Maafin aku, udah marah ga jelas sama kamu." kata Dylan sambil menundukkan kepalanya.

"Aku juga salah, beberapa hari ini ngehindar dari kamu. Hmm..." kata Letta sambil menyentuh kedua pipi Dylan dengan kedua tangannya.

"Hmm... Jadii..." kata Dylan dengan menahan tangan Letta untuk tetap di kedua pipinya. Letta memiringkan kepalanya dan hanya melihat Dylan, menunggu Dylan melanjutkan kalimatnya.

"Jawaban pertanyaan aku yang sehabis konser Onewe apa?" tiba-tiba Dylan menagih jawaban Letta.

Braakkk!!! Pintu kamar Dylan tiba-tiba terbuka, membuat mereka terlonjak kaget dan saling menjauhkan diri. Memperlihatkan Jeff yang berwajah kesal.

"Hehh!! Malah mesra-mesraan.. Dikira gue babu disini?! Itu sarapan udah siap, gue mau ke Cafe bantu Bang Leo di dapur sana." omel Jeff ketika dia membuka pintu kamar Dylan, lalu melihat Letta dan Dylan masih di tempat tidur.

"Aku ke kamar mandi dulu." kata Letta sambil beranjak ke Kamar mandi di kamar Dylan.

"Ganggu aja lo!!" kata Dylan dan melempar bantalnya namun ditangkis Jeff.

You Are the Reason (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang