Chapter 13

30 2 0
                                    

Lalu Jona menggandeng tangan Letta dengan erat. "Gue gandeng lo, biar ga kepeleset lagi. Hahaha." kata Jona sambil mengajaknya kembali ke mobilnya yang terparkir di depan warung soto tadi. Letta hanya menurutinya dan berjalan berdampingan dengan Jona.

×××××

Di waktu yang bersamaan saat Letta dan Jona pergi untuk makan soto, Dylan sampai di parkiran kantor Letta. Dan hujan sedang turun dengan derasnya, Dylan mencari-cari payung di dalam mobilnya, tapi dia tidak menemukannya.

"Haishh... Gue lupa bawa payung." kata Dylan setelah tidak menemukan payung di mobilnya. Kemudian Dylan melihat jam digital yang ada di layar LCD mobilnya, menunjukkan sudah pukul setengah lima sore.

"Udah jam segini, biasanya Letta lagi sama Katty di cafe kantornya. Gue telepon Katty aja deh, kalo Letta pasti ga bakal diangkat." gumam Dylan sendiri dan mencari-cari hp-nya.

"Aahh bego bego!!! Hp pake ketinggalan segala." ucap Dylan sambil menjedot-jedot kan keningnya ke setir mobil.

Tanpa berpikir panjang, Dylan langsung menerobos hujan dan berlari ke cafe yang satu gedung dengan kantor Letta. Sesampainya di dalam cafe, Dylan mencari keberadaan Letta dan Katty, tapi dia hanya menemukan Katty yang sedang sibuk dengan Laptopnya. Dengan keadaan basah kuyup, dia langsung menghampirinya dan duduk di depan Katty.

Katty terkejut, tiba-tiba ada Dylan yang duduk di hadapannya, "Dylan, lo ngapain kesini? Kok bisa kehujanan sampe kuyup gini?"

"Gue... HASYIIIMMM!!!" Dylan mulai bersin-bersin, iya dia ga bisa kena hujan sedikit pun dan gampang sakit kalau udah kena hujan.

"Bentar, gue ambilin handuk kering sama teh hangat." Katty meninggalkan Dylan untuk mengambil handuk kering dan memesan segelas teh hangat.

"Nih..." kata Katty ketika kembali ke tempat duduknya, memberikan handuk kering dan menyodorkan segelas teh hangat ke Dylan.

Dylan melepaskan jaketnya yang basah dan menaruhnya di kursi kosong sebelahnya, meraih handuk kering yang diberikan Katty tadi dan menyeruput teh hangatnya.

"Letta mana?" Dylan menanyakan keberadaan Letta dengan suaranya yang mulai bindeng.

"Udah pulang." jawab Katty singkat, karena dia langsung sibuk dengan kerjaan yang ada di laptopnya.

"Tumben ga kesini dulu?" tanya Dylan.

"Tadi pas mau kesini, kita ketemu Jona di lobby. Terus dia balik sama Jona." tanpa sadar Katty memberi tahu kalau Letta pulang bareng Jona.

"Pulang bareng Jona?! Kok ga lo larang sih?" Dylan kesal karena merasa keduluan Jona.

"Ya gue mana kepikiran buat ngelarang dia, toh dia juga pengen buru-buru balik." Katty sedikit kesal dengan ucapan Dylan barusan, karena seakan-akan dia menyalahkan dirinya kalau Letta pulang dengan Jona.

Dylan menaruh keningnya ke atas meja dan mengelap hidungnya yang mulai keluar ingus dengan tisu.

"Are you ok?" tanya Katty melihat Dylan dengan tatapan melas. Dylan menggeleng dengan lesu, menegakkan tubuhnya dan bersandar ke kursi.

"Tenang Lan, Letta ga akan berpaling dari lo." kata Katty berusaha menenangkan Dylan.

"Gue ga akan tenang kalo Letta lagi sama Jona."

"Letta tuh cintanya sama lo, gue yakin itu. Dia juga udah lama suka sama lo."

"Sejak?"

"Sejak lo selalu nemenin dia, pas bokapnya sama Vera pergi. Dia ngerasain semua yang lo lakukan ke dia itu tulus. Sejak saat itu dia mulai naruh hatinya ke lo. Percaya sama gue, Letta ga semudah itu tergoda sama pesona Jona." Katty meyakinkan Dylan kalau dia tidak bertepuk sebelah tangan.

You Are the Reason (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang