11. Rencana Jafar dan Nita

19 4 2
                                    

Pembinaan pertama setelah terbentuknya tim dilaksanakan. Pembinaan itu diikuti oleh kedua tim yang telah terbentuk kemarin.

"Jadi, hukum permintaan itu menjelaskan bahwa korelasi atau hubungan antara harga barang dan permintaan itu hubungannya negatif atau berlawanan. Jika harganya tinggi, pasti permintaannya sedikit. Begitu juga sebaliknya," jelas bu Yani.

"Contohnya, kalo ada harga cabai 12.000/Kg dan di tempat lain harganya 10.000/Kg. Maka, saya jamin permintaan harga cabai 10.000/Kg lebih banyak daripada permintaan cabai 12.000/Kg. Sampai sini bisa dipahami?" tanya bu Yani.

"Paham Bu,"jawab kedua tim.

"Baiklah kalau sudah paham semua, pembinaan kali ini saya akhiri sampai di sini dulu. Masih ada sepuluh menit, silahkan bila masih ingin belajar bareng. Terima kasih, selamat sore," pungkas bu Yani.

"Sore Bu," jawab kompak kedua tim.

Setelah bu Yani keluar, mereka pun memulai diskusi mereka masing-masing.

"Far, Nit, gue ke kamar mandi dulu ya," ucap Tina.

"Oke kak," jawab Nita.

"Okee," jawab Jafar.

Diskusi yang dilakukan Tim I tampak sangat menyenangkan. Mereka bisa berdiskusi dan sambil ketawa-ketiwi tanpa ada beban. Bahkan sesekali terlihat kedekatan antara Ahmad dan Annisa. Jafar yang melihat itu, ekspresinya menjadi sedih bercampur kesal.

"Kak, lo cemburu ya liat kak Annisa deket sama kak Ahmad?" tanya Nita.

"Ah nggak lah, gw mah b aja," sangkal Jafar.

"Gausah bohong kak. Sebenernya gue juga gak seneng liat mereka berdua deket. Karena gue suka sama kak Ahmad sejak pertama kali liat dia," tutur Nita.

"Yang bener lu! Lu suka sama Ahmad?" tanya Jafar terkejut.

"Iya kak. Gini aja, gimana kalo kita kerja sama buat misahin mereka berdua?" tawar Nita.

"Emmm, boleh tuh. Gue setuju!" Setuju Jafar dengan tawaran Nita.

"Tapi jangan sampai orang lain tau, termasuk kak Tina. Jadi kita bahas ini nanti aja," ujar Nita.

"Okee siaap dek," balas Jafar.

Tina yang baru datang dari kamar mandi melihat Jafar sedang berbincang serius dengan Nita.

"Udah ngobrol apa aja nih kalian? Kayaknya serius banget," tanya Tina.

"Nggak kok kak, gue cuma nanya-nanya aja sama kak Jafar tentang hukum permintaan tadi," sangkal Nita.

"Iya, dia cuma nanya itu doang kok," tambah Jafar meyakinkan Tina.

Saat itu Tina tidak menaruh curiga sedikitpun kepada mereka.

***

Ekonomi One

Abian telah membuat grup "Ekonomi One"

Abian menambahkan Anda dan Anjes

Ahmad~
Wih udah ada grupnya.
Besok belajar bareng di Perpus yok!
Gue ada kejutan buat kalian.

Anjes
Kejutan apaan Mad?

Abian
Gassin lah

Ahmad~
Besok juga lo bakal tau.

Anjes
Hmmm...
Yaudah ... awas PHP!

Abian
Ati-ati kak, nanti Kak Annisa ngambek :v

Ahmad
Udah tunggu aja besok

***

Keesokan harinya setelah pulang sekolah, mereka sepakat untuk belajar bareng di perpustakaan daerah. Abian dan Annisa sudah sampai terlebih dahulu di tempat itu.

"Ahmad mana sih kok belum dateng juga?" tanya Annisa pada Abian.

"Ciee nyariin, udah kangen sama kak Ahmad," ejek Abian.

"Mau gue lempar buku?" tanya Annisa jutek.

"Eh eh jangan kak hehe, bercanda aja. Kemarin katanya itu buku kesayangan," ucap Abian

"Eh iya deng, sayang buku gue buat ngelempar lo," ujar Annisa.

"Pada ngapain sih kok ribut-ribut," tanya Ahmad yang baru tiba.

"Ini lho kak Annisa tadi-" tiba-tiba kakinya terasa ada yang menginjak.

"Diem gak lo!" ancam Wulan dengan suara yang lirih.

"Eh kenapa kok lo kesakitan gitu Bi?" tanya Ahmad heran.

"Gapapa kak, kaki gue habis kesandung meja tadi, masih sakit," jawab Abian berbohong.

"Owh yaudah," ucap Ahmad yang kemudian duduk di samping Annisa.

"Gue ke belakang dulu ya, dah kebelet nungguin si Ahmad dari tadi," ucap Annisa.

"Wihh gue ada yang nungguin ternyata," balas Ahmad dengan PD.

"Hahaha," hanya tawa yang terlempar dari mulut Abian.

"Au ah, gue ke belakang dulu," izin Annisa.

"Eh gue juga pesen makan dulu lah," ujar Abian.

Mereka berada di perpus di luar. Sehingga, mereka boleh membawa atau makan makanan di sana.

"Kak, gue lihat mereka lagi di perpusda," ucap Nita melalui sambungan teleponnya.

"Bagus, gue udah punya rencana buat Ahmad sama Annisa," jawab Jafar.

"..., .... ..., ...." Rencana yang begitu matang telah Jafar sampaikan kepada Nita.

"Oke, gue tunggu waktu yang pas buat ngelakuin semuanya," ucap Nita yang sudah paham dengan rencana Jafar.

"Oke, semoga lo berhasil. Ati-ati jangan sampai ketahuan." Pesan Jafar.

"Oke siap kak," balas Nita yang kemudian memutuskan panggilannya dengan Jafar.

Menunggu Annisa dan Abian yang dari tadi belum kembali juga, Ahmad terpaksa harus segera ke kamar mandi. Ia terpaksa meninggalkan tempat mereka tanpa ada yang menjaga barang-barang di meja tersebut, karena sudah tidak tahan lagi.

Melihat sudah tidak ada yang menjaga meja Annisa, Nita pun menjalankan rencananya. Lalu ia segera meninggalkan tempat itu.

-----------------------------------------------------------

Kira-kira apa ya yang dilakuin Nita? Saksikan kelanjutannya di part selanjutnya ya.

Maaf banget baru bisa publish ya guys, lagi sibuk banget soalnya hehe.

Tetap nantikan part-part selanjutnya ya.








Murid Pindahan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang