"Ahmad! Lo ngapain di sini?"
"Nganu, ngerental PS."
"Yang bener lah, masa ngerental PS di perpustakaan."
"Lha itu tau, ya mau belajar lah," jawab Ahmad dengan dingin, lalu duduk di sebelah Annisa.
"Lo udah sering belajar di sini?" tanya Annisa penasaran.
"Lumayan, udah beberapa hari sih."
"Owhh, kalo gue baru hari ini sih, baru tau juga kalo ada perpustakaan senyaman ini di daerah sini."
"Owh. Yaudah lanjut belajar gih," ucap Ahmad untuk menyelesaikan percakapan mereka.
"Hmm, serius amat dah."
Hanya suara pergantian halaman buki menyertai mereka hingga tiba kumandang azan maghrib.
Ahmad beranjak dari singgasananya dan menuju musala yang ada di belakang perpus.
"Mau kemana lo?"
"Mau Salat Maghrib. Lo emangnya gak denger azan?"
"Buset dah nih cowok dingin banget," batin Annisa.
"Denger sih"
"Yaudah"
"Eh bentar, gue mau ikut juga," seru Annisa.
Ahmad meninggalkan Annisa sambil menggerakkan kepalanya ke arah belakang perpus.
"Et dah, tungguin napa!" mohon Annisa.
Setelah Salat Maghrib, mereka berdua melanjutkan pembelajaran mereka. Lalu, Ahmad memiliki ide untuk menantang Annisa mengerjakan soal lomba tahun lalu.
"Nis, gue tantang lo ngerjain soal lomba tahun lalu, gimana?"
"Ayo, siapa takut!" balas Annisa tertantang.
"Ini soalnya ya," cakap Ahmad yang langsung membagikan soal lomba tahun lalu.
"Siap"
Tak terasa mereka telah melewatkan waktu Salat Isya. Ahmad yang sadar hal itu langsung menghentikan pekerjaannya.
"Udah lewat waktu Isya, ayo salat dulu!"
"Owh iya, gw sampe ga nyadar." Ujar Annisa yang juga baru sadar
Ahmad dan Annisa lalu menuju musala tempat mereka Salat Maghrib tadi.
Saat tiba di sana, kondisi musala sudah sepi dan hanya ada satu wanita di sana. Wanita itu ialah salah satu petugas perpus yang mereka temui saat memasuki perpustakaan.
"Mau salat juga Bu?" tanya Annisa basa-basi.
"Iya dek"
"Bareng kita aja ya Bu, salat jamaah!" ajak Annisa.
"Boleh dek," Ibu itu mengiyakan ajakan Annisa.
"Bentar-bentar, kalo jamaah gue imamnya dong?" tanya Ahmad yang memasang ekspresi kebingungan sekaligus kaget.
"Ya iyalah, masa gue yang ngimamin elu? Kan gak lucu."
"Hmm, yaudah lah." Pasrah Ahmad
Mereka lalu mengambil wudu dan segera melaksanakan Salat Isya berjamaah.
Saat Ahmad memulai bacaan surah di rakaat pertama, Annisa sempat terkagum dengan suara merdu dan fasihnya bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan Ahmad.
Annisa tidak menyangka di balik dinginnya Ahmad dan omongannya yang kadang nyelekit, ternyata dia pribadi yang baik dalam ilmu agamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murid Pindahan (Hiatus)
Teen Fiction28 Mei 2020 [Sedang hiatus dan juga mulai merevisi] Sebuah kisah yang menceritakan dua murid pindahan berbeda daerah yang dipertemukan di suatu institusi pendidikan di Kota Lumpia. Ahmad seorang lelaki dingin asal Sulawesi yang menganggap percintaan...