Chapter 4 ~ Persekutuan

1.9K 249 209
                                    

.
.
.
.
.

“Apa-apaan itu? Mereka bahkan mendiskusikan Doraemon dan Ratu Merah Cebol dengan serius begitu. Astaga, dunia macam apa ini?”

Wei Ying sudah berbaring telentang di atas ranjang kayu milik Lan WangJi. Sepenuhnya menyerah menguping pembicaraan Lan WangJi dan seseorang di luar sana yang makin lama makin absurd saja. Terakhir kali sebelum Wei Ying memutuskan untuk menyudahi aksi mengupingnya, mereka tengah membahas kemungkinan Ratu Merah dan Ratu Putih adalah kultivator seperti mereka. T_T

Wei Ying memandang langit-langit Jingshi, menopangkan lengan kanannya di atas keningnya sambil terus menggerutu. Entah kenapa dia tidak bisa tidur sekeras apapun dia mencoba. Aku tidak mungkin tidak bisa tidur karena di sini tidak ada guling, bukan? Karena normalnya, dia bisa tidur di mana saja dan dalam posisi apa saja bahkan yang paling aneh sekalipun. Dia bahkan merasa mampu tidur sambil jongkok atau berdiri. Yang tidak bisa tidur tanpa guling itu Jiang Cheng. Apakah Jiang Cheng sedang memikirkannya saat ini?

Sebuah perasaan bersalah menghampirinya. Berpikir bahwa Jiang Cheng mungkin sedang sangat kebingungan saat ini. bagaimana tidak? Dia menghilang selama berjam-jam! Di malam hari di tengah gunung yang dikelilingi hutan belantara. Lebih parahnya lagi, dia bahkan tidak tahu kapan dia bisa kembali. Puncak rasa bersalahnya adalah ketika dia mengakui fakta bahwa dia nyaman di tempat ini. Dia merasa berada di tempat yang tepat. Sangat sulit menjelaskan bagaimana perasaan itu muncul. Hanya saja dia merasa seperti sedang di rumah. Sial, apa yang sebenarnya terjadi?

Setelah merenung terlalu lama tanpa hasil, Wei Ying memutuskan untuk menunda pikiran melankolisnya dan mulai fokus mencari cara agar dirinya bisa terlelap. Sejurus kemudia dia menemukan ide.

“Aaa...aaaa.. ehm.” Dia mengetes suaranya.

Detik berikutnya dia mulai menyenandungkan lagu berbahasa asing, “lingsir wengi... sliramu tumeking sirnooo...

...

...

....

Satu lagu rampung. Namun, matanya masih melek sempurna. Pantang menyerah, kembali dia mencoba menyenandungkan lagu berbahasa asing lainnya sambil memejamkan mata,

Abdi teh ayeuna gaduh hiji boneka... teu kinten saena sareng lucuna... ku abdi di erokan... erokna sae pisan... cing mangga tinggali boneka abdi...”

“Wei Ying...”

Tepat di akhir bait lagu itu, Lan WangJi memanggilnya. Wei Ying membuka mata dan mendapati giok itu sudah berdiri di dekat ranjang dengan ekspresi datarnya. Wei Ying menunggu Lan WangJi mengucapkan sesuatu, namun tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut berbibir indah itu. Dia hanya memandang Wei Ying dengan tatapan yang tak terdefinisi.

Kulit pucat, ekspresi dingin, dan tatapan kosong. Great, Lan WangJi benar-benar mirip dengan hantu-hantu kecil yang berteman dengan Risa Saraswati di film Danur.

“Astaga Lan Zhan, kenapa kau harus muncul tiba-tiba tepat setelah aku menyelesaikan bait terakhir lagu setan ini?”

Lan WangJi masih terdiam dengan ekspresi yang sama. Wei Ying tidak tahan lagi, dia menggeser tubuhnya ke sisi ranjang menyisakan ruang kosong di sebelahnya, “Nah...” Dia menepuk ruang kosong itu sambil memandang mata emas Lan WangJi.

Lan WangJi, “Tidak.”

“Apa maksudmu tidak? Ini adalah ranjangmu. Kau harus tidur di sini. Aku tidak akan ngiler di pakaianmu atau apa. Jadi jangan khawatir.”

I'm Your Past and Your Future [Mo Dao Zu Shi] Fanfiction WangXian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang