dua puluh delapan

590 69 1
                                    

Ellen's POV

Aku melepas ponselku dari tangan dan melemparnya ke sofa. Sungguh sangat malas melihat Instagram baru-baru ini, hanya di penuhi dengan teman-temanku yang mengikuti giveaway uang. Aku menghempaskan tubuhku diikuti dengan helaan nafas yang keluar dari mulut.

Aku mengambil remot televisi yang berada di depanku lalu menyalakan televisi itu.

"Kasus hilangnya bocah berumur lima tahun yang hilang satu tahun yang lalu akhirnya terkuak. Seorang pria yang diketahui teman ayahnya itu menculik korban saat bermain di taman. Sekarang pelaku sedang diselidiki oleh pihak kepolisian."

"Wow, aku tidak menyangka kabar itu secepat ini tersebar. Baru saja tiga hari ia dibawa oleh Hangyul." Seungwoo duduk di sebelahku tanpa aku sadar ia sudah disini saat pertama kali aku melihat headline berita hari ini. Ia melayangkan tangan kanannya ke belakang leherku.

"Wanna date?" tanya Seungwoo dengan wajah sangat menyebalkan nan menggoda. Meskipun menyebalkan, seperti biasa ia tetap saja tampan. "Kau harus mengantar Wony dan Pyo, Woo."

Tiba-tiba saja, sebuah dentang bel membuat atensi kita berdua berpindah ke arah pintu. "Siapa yang pagi-pagi sudah datang kesini.."

Orang pertama yang terlintas di benakku ialah siapa lagi kalau bukan Kim Wooseok. Dan benar sekali, setelah pintu itu dibuka, pria dengan wajah mungil itu tersenyum lebar seperti matahari di pagi hari. "Halo pasangan muda! Hari ini aku akan menawarkan penawaran khusus."

Seungwoo mendengus pelan, menganggap tawaran Wooseok mungkin seperti penjualan skincare. "Kamu nggak tertarik, kak?"

"Apa? Sabun muka innisfree yang kamu beli kemarin?" Wooseok menggeleng tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya. "Aku mau mengantar Dongpyo dan Wony untuk sekolah. Kalian boleh bermesraan untuk hari ini!"

Aku langsung bertukar pandang dengan Seungwoo, kita tidak mengatakan apapun namun pikiran kita sepertinya bertukar ide. "Tidak." "Tentu saja!"

Ini sering terjadi, maksudku bukan Wooseok menawarkan kita untuk membeli produk perawatan wajah, ia hanya sekali-dua kali, melainkan pertukaran pikiran kita namun tidak satu pikiran.

"Terserah kamu aja Ellen, aku nurut," jawabnya pasrah, tidak berdaya.

Yah, sejak tiga hari yang lalu, Seungwoo membiarkan segala kekacauan di tempat kerjanya demi meluangkan waktu bersama Dongpyo. Wooseok tahu benar tentang fakta itu.

"Oh, ayolah kak Seungwoo. Aku yakin kalian belum pernah berkencan lagi, jangan lupa kau menerima laporan seluruh pengunjungmu mengomel," bujuk Wooseok lagi dengan wajah melas.

"Ellen?"

"Baiklah. Jangan terlalu memanjakan mereka dengan es krim, Seok." Wooseok sekarang terlampaui girang sampai ia melompat beberapa kali. Seungwoo mengernyitkan keningnya lalu bertukar pandang denganku.

"Kau setuju?" Ia menatapku dengan tatapan kamu-sungguhan-menyetujuinya?

"Ya, kenapa tidak? Aku akan membantumu di kantor, Seungwoo," jawabku sembari menatap matanya. Seulas senyum langsung terpapar jelas di air mukanya.

•••

Sekarang aku menuruti Seungwoo kemanapun ia pergi. Entah apa yang disembunyikannya dariku tapi kali ini aku disuruh memakai penutup mata. Bukannya malah ingin tau, malah aku tertidur sampai-sampai Seungwoo tidak sadar dan berbicara seorang diri. Itu sudah menjadi salah satu kebiasaanku, tertidur di mobil.

"Ellen, kita sampai."

Aku segera melepaskan penutup mata yang menghalangi pandanganku. Aku tidak berekspetasi tinggi sih, sudah kuduga ia membawaku ke kantornya.

the hot daddy -han seungwoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang