lima

5K 770 54
                                    

"Mama ndak boleh ninggal Wony sendili."

Lantaran kemarin aku meninggalkannya sendiri, Wonyoung bahkan tidak lepas dariku sebentar saja. Di toilet pun aku diikuti olehnya.

"Iya Wony, mama di belakang."

Wonyoung mengangguk paham dan berjalan mendahuluiku tanpa lupa setiap dua detik menoleh ke belakang. Tapi siapa sangka ibu-ibu penggosip itu masih mencari Seungwoo. Aku cepat-cepat mendekati Wonyoung agar mereka tidak sadar aku datang.

Namun rencana itu gagal ketika seorang bocah lelaki membawa balom berisi helium berwarna merah yang sudah menjadi kekhasan Pennywise. Alhasil, Wonyoung menangis lagi.

"Han Dongpyo!" teriak seorang pria dengan poni yang menutupi matanya. Aku heran bagaimana cara dia tetap bisa berjalan lurus meskipun poni yang panjangnya hampir sepuluh senti itu terurai di depan wajahnya. Ia Han Seungwoo, pria berponi indah.

Aku langsung tidak jadi menggendong Wonyoung malah menggagumi keindahan ciptaan Tuhan yang bersama anaknya itu. "Sudah kubilang! Berhenti bermain dengan balon merah!"

Seungwoo melirik kearahku namun cepat berpaling dan merebut balon Dongpyo. "Oh, ini toh bapak Seungwoo."

Wonyoung yang sudah agak tenang masih menempel di kakiku tapi pandangannya kearah ibu-ibu penggosip.

"Waduh," gumam Seungwoo yang kini dikelilingi oleh ibu-ibu penggosip. "Mama, Dodong kok dikepung?"

"Maaf ya ibu-ibu telah membuat anak anda menangis."

"Anak saya tidak bisa tidur karena kamu!" Eh? Wonyoung aja yang phobia banget sama namanya Pennywise bisa tidur.

"Bentar-bentar, maaf menyela." Seluruh mata sudah tertuju padaku. Saat itu aku benar-benar langsung menyesali apa yang kukatakan.

"Acara itu memang untuk pesta Halloween, tidak ada salah kan jika dia memakai kostum hantu?"

"Apakah dia tidak membaca temanya?"

Aku mencari kartu undangan acara pesta kemarin di tasku. Kartu undangan itu bernuansa halloween tapi tulisan dress-code itu kecil dan terpinggir di bawah bagian undangan.

"Menurutmu jika seseorang tidak membaca dress-code nya, apakah mereka mengerti bahwa temanya pangeran dan putri?" Mereka langsung diam.

Ya sebenarnya masalahnya ada di kartu undangan yang dibuat tidak jelas.

Salah satu ibu-ibu itu melepaskan nafas pendek dan membuang muka. Seluruh anggotanya ikut seperti budak.

"Makasih lagi, Lee Ellen."

"Sama-sama kok, aku hanya menegakkan keadilan."

Barusan apa yang kamu katakan Ellen? Keadilan? Apaan sih Ellen..

"Ah, kamu mengerti maksudku kan.. ya begitu..." Seungwoo memandangku dengan senyuman tanpa berkata apa-apa. Sialan, aku leleh.

"Nanti anak-anak pulang sekolah kita ketemu lagi ya?" Entah itu pertanyaan atau suruhan yang pasti aku mau ketemu dia lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti anak-anak pulang sekolah kita ketemu lagi ya?" Entah itu pertanyaan atau suruhan yang pasti aku mau ketemu dia lagi. "Ayo Dodong nggak boleh nakal ya di sekolah, baik-baik sama Wony ya..."

Dongpyo mengerucutkan bibirnya sambil mengangguk kepala. "Udah ayo masuk kelas," suruh Seungwoo dan detik itu juga Dongpyo berlari ke kelasnya. "Aku ada urusan di kantor yang harus aku selesaikan. Aku duluan ya."

Senyuman Seungwoo tidak lepas dari wajahnya hampir membuatku terkapar di depan ruangan kelas Wonyoung. Aku mengangguk dan Seungwoo hilang dari pandanganku. "Mama, cama papanya dodong aja! Kan Wony juga ndak punya papa, dodong ndak punya mama."

"Kalau saja omonganmu benar Won, udah aku kejar tanpa rem," balasku terharap Wonyoung yang sedang mendongak karena tingginya bahkan tidak sampai perutku.

"Lee Wonyoung, ayo masuk kelas!" Wonyoung berlari mengikuti ibu Haesam yang menjadi wali kelasnya.

Omongan anak-anak memang nggak bisa di percaya. Masih tidak realistis. Nyatanya pasti dia sibuk dengan istrinya setelah mengantar anaknya.

Ellen, Ellen.. mungkin kamu memang ditakdirkan untuk menghidupi Wonyoung sendirian.

•••

ini aku nulis apaan sih:") sbenernya amatir kan tulisanku:") maapkeun:( tapi makasih banyak yg udah baca🖤

tunggu chap berikutnya makasii

tunggu chap berikutnya makasii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the hot daddy -han seungwoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang