"Heeeyyy kalian ... berhentilah menatapku!" pekik Rayya sambil tetap mendekap bantal.
Yusa melirik ke arah Jojo dengan ekspresi seorang Menteri Keuangan yang menghadapi defisit anggaran dan inflasi 1000%!!!
"Joooo ... kok Rayaa tetap bisa melihat ... kan matanya tertutup?!" ujar Yusa merasa ada kejanggalan yang tak mampu ia cerna.
"Itu yang aku takutkan ... kalian gak sadar kan kalo aku menceritakan semua penglihatanku tadi dari balik dinding kamar ... padahal mereka menari di luar sana!" ujar Rayya ketakutan.
"Tadi malam pendengaranku yang mereka ambil alih ... sekarang pandanganku!" tambah Rayya.
Jojo nampak belum terlalu paham dengan situasi yang dihadapi oleh Rayya.
"Jo ... Rayya melihat semua peristiwa paranormal tadi bukan lewat kedua matanya," jelas Yusa.
"Memangnya ada orang yang bisa melihat tanpa mata?" tanya Jojo.
"Lho ini ... Rayya sedang mengalami keganjilan itu," jelas Yusa sambil menunjuk ke arah Rayya.
"Aku tak takut penampakan hantu ... tapi aku takut jika mereka mulai mengendalikan fungsi fisiologisku!" ujar Rayya menegaskan kecemasannya saat itu.
Suasana menjadi hening. Jojo dan Yusa mendadak kebingungan menanggapi pernyataan Rayya.
"Dasar iblliiissss ... setttaaaannn ...!!!" semangat perlawanan Rayya bangkit kembali.
"Jangan harap kalian mampu mengalahkanku!" ujar Rayya bersemangat.
"Yus ... Jo ... saat ini aku bisa melihat mereka dengan membuka atau pun menutup mata tanpa beda," jelas Rayya tentang keganjilan yang ia alami saat itu.
"Ayo ceritakan lagi kepada kami, Ray!" balas Jo tak kalah bersemangat.
"Jo ... ini bukan dermo-optical perception karena sejak tadi aku tak pernah menyentuh mereka," ujar Rayya menyampaikan apapun yang terlintas di benaknya.
"Ini mungkin manipulasi paroptic perception yang sengaja mereka lakukan kepadaku entah dengan cara apa," tambah Rayya lagi.
"Jangan-jangan justru itu kemampuan terpendam yang kamu belum sadari, Ray!" balas Yusa dengan wajah serius.
"Benar Ray," ujar Jojo menyetujui pandangan Yusa.
"Waduh ... demi Tuhan, aku gak butuh keterampilan beginian!" jawab Rayya dengan tetap memejamkan mata.
"Gillaa ... sekarang darah yang menetes dari bibir mereka mulai berjatuhan ke gaun si wanita," jelas Rayya datar menyampaikan observasi mata ketiganya.
"Mungkinkah mereka vampire?" tanya Jojo serius.
"Bukan ... mereka tak bertaring ... kulihat gigi mereka normal setiap kali tersenyum ke arahku," bantah Ray.
"Lantas siapa mereka?" tanya Yusa.
"Udah pasti jin, lah! dengan segala tipu dayanya," ujar Rayya menghentikan rasa penasaran kedua sahabatnya.
"Yasudah kita bacain Ayat Suci bareng aja sekarang, Ray!" tegas Yusa.
"Setuju ... kelamaan nih terornya," ujar Jojo.
Belum lagi baris pertama Ayat Kursi selesai mereka bacakan, tiba-tiba gangguan mahluk astral itu lenyap menghilang begitu saja.
"Alhamdulillah pandangan dan pendengaranku kembali normal," ujar Rayya.
"Kenapa gak dari tadi baca Ayat Kursinya, Ray?" tanya Jojo.
"Terus terang aku penasaran ... karena baru pertama mengalami sensasi aural dan visual seperti ini," jelas Rayya membuat kesal kedua sahabatnya.
"Yus ... Jo ... makasih banyak udah nemenin tadi," ujar Rayya menghapus rasa kesal sahabatnya.
"Yang penting mereka udah kabur sekarang," ujar Yusa.
"Belum tentu ... bisa jadi tempat mereka memang di sini!" bantah Jojo.
"Amit-amit!" ujar Yusa dan Rayya hampir bersamaan.
Mereka bertiga tetap terjaga hingga masuk waktu shubuh.
Pungki yang hendak sarapan pagi ditarik oleh Yusa ke kamar. Mereka bisik-bisik menceritakan garis besar kejadian semalam, khawatir terdengar oleh Priti.
"Seriusss?" tanya Pungki.
"Sumpah ... beneran, kok!" jawab mereka bertiga.
"Liat aja muka Rayya masih terlihat pucat," tambah Jojo.
"Ray usahakan bisa ke sini hari Minggu ... aku kenalin nanti dengan guru spiritualku," ujar Pungki menawarkan solusi alternatif.
"Wah ... aku udah balik," sesal Jojo.
"OK aku usahain," ujar Rayya menyanggupi.
Pagi itu Rayya pamitan pulang ke rumah agar bisa beristirahat total, setelah menyusun rencana keberangkatan mereka hari minggu nanti.
Rencana membahas mencari peluang kerja justru tertunda!
KAMU SEDANG MEMBACA
TARIAN BERDARAH
ParanormalRayya menyaksikan sepasang kekasih dari ras Kaukasoid sedang menari di ruang makan rumah sepupu sahabatnya. Mereka berputar searah dan terkadang setengah melayang. Mata mereka selalu menatap ke arah Rayya tanpa berkedip di tengah gerak tari mereka.