Part 10🍂

513 59 99
                                    

"Senja, lo mau jadi pacar gue?"

"Hah? Maksud kamu?" Senja tergagap. Ini kali pertama ia ditembak oleh seseorang secara langsung. Biasanya ia hanya menerima pesan iseng dari orang-orang yang tak dikenal yang tiba-tiba menembaknya. Tapi, sekarang...

"Kamu bercanda, Jar?"

"Gue serius." Fajar menatap manik mata Senja dalam-dalam.

Senja mendadak blank. Otaknya serasa tak bisa mencerna keadaan.

"Tapi, kita--ehm maaf maksudnya pacaran nggak ada di prinsip hidup aku,Jar. Untuk saat ini." Senja menatap Fajar hati-hati. Fajar terdiam. Beberapa detik kemudian ia tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, astagaa. Sumpah. Lo lucu banget mukanya, Sen. Gue bercanda kali." Fajar terkekeh senang. Senja memberengut.

"Galucu, Jar. Lagian muka kamu serius banget sih. Aku pikir juga serius." Senja mendorong bahu Fajar dengan kesal.

"Yaelah, Sen. Kalo gue mau nembak lo juga tahu diri kali. Kita kan nggak deket juga," ucap Fajar. Senja hanya mengangguk, membenarkan.

Senja terdiam, menatap Fajar.

"Jar, kamu beneran bercanda, kan?"

Fajar pun ikut terdiam. Ia lalu menatap Senja sekali lagi. Senja mendadak kaku. Mukanya memerah ditatap seintens itu oleh Fajar.

"Lo mau gue seriusin, Senja?"

***

Fajar berjalan memasuki rumahnya dan langsung menuju kamar tidurnya. Ia menghempaskan tubuhnya di ranjang, berusaha melepas penat setelah seharian berada di sekolah. Tangannya meraih ponsel disakunya saat dirasa benda tersebut bergetar.

🐊Jomlo Squad 🐊

Jono
Uy, jar. Lo jadi nembak Senja kah?

Prasetya
Hooh, bre. Gimana? Butuh resep dari gue kaga?

Jono
Etapi, bro. Menurut pengamatan gue nih ya, tipe cowok Senja tuh ngga kaya lo, Jar. Lo terlalu lenjeh jadi cowok. Awokwkwk.

Tai klean semua

Prasetya
Apaan, ngapain gue jadi kena anjay? Noh Sujono.

Jono
Ape ha?

Fajar menutup ponselnya, tak lagi menimbrung obrolan di grup chat sompral itu.

"Setelah dipikir-pikir lagi, alasan gue nggak nembak lo kayanya tepat, Senja. Status pacar pun nggak menjamin lo bisa aman dari Bara. Status pacar juga nggak bisa bikin kita bersama tiap menit. Dan gue cuma takut. Gue belum bisa, Senja. Gue ngga mau lo jadi pelampiasan gue. Buat ngelupain dia." Fajar bergumam. Matanya menatap kosong langit-langit kamar dan perlahan terpejam, masuk ke alam mimpi.

***

Bara mengusap raut wajahnya kesal. Berminggu-minggu sudah berlalu. Tetapi, ia belum bisa mendapatkan Senja. Padahal, ia biasanya cukup waktu satu minggu untuk menjebak mangsanya.

"Sepertinya cara gue terlalu halus. Boleh deh besok gue coba cara yang kasar," gumam Bara.

"Gue cukup singkirin Fajar. Ya, penghalang satu itu emang sialan. Dan--" Bara terdiam sejenak. Ia lalu mendengus kesal.

Fajar dan Senja [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang