EPILOG

965 49 17
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan comment ya...

__________

Bawalah pergi cintaku
Ajak kemana pun kau mau
Jadikan temanmu, temanmu paling kau cinta
Disiniku pun begitu
Trus cintaimu di hidupku
Dilam hatiku sampai waktu yang pertemukan kita nanti

"Meski pun kita lelah di dunia yang kejam ini, mari tetap selalu bersama. Jangan pernah melepaskan tanganku."

"Udah berapa kali aku bilang, kalau aku gak akan pernah ngelepasin tangan ini apa pun yang terjadi..."

"Janji ?"

"Janji."

***

"Elea, Elea buka matamu..."

Perlahan kelopak mata Elea terbuka. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah ayu kakaknya Mirana. Mirana tersenyum manis padanya.

"Lihatlah betapa cantiknya kamu saat ini..." puji Mirana.

Lalu Mirana menyingkir dari hadapannya. Dia bisa melihat pantulan dirinya di cermin yang ada di depannya. "Lihat, kamu cantik kan ?"

Elea bisa melihat pantulan dirinya di cermin yang menggunakan sebuah gaun pernikahan berbentuk trumpet dress yang memperlihatkan punggungnya dan sebuah viel panjang yang melekat di kepalanya.

Apa dia akan menikah hari ini ?

"Sebentar lagi Papa akan datang menjemputmu." Ucap Mirana lagi.

Ceklek

Mereka langsung menoleh ke arah pintu yang dibuka. Sarah tersenyum pada mereka lalu berjalan mendekat ke arah Elea, dia mengelus pipi putih Elea.

"Anak Mama yang cantik sebentar lagi akan menjadi milik orang lain..." Setetes air mata mengalir turun membasahi pipi Sarah.

Tok tok tok

"Apa aku mengganggu ?" tanya Mario yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Kak, kemarilah, lihat betapa cantiknya adik kita..."

Mario berjalan mendekat lalu menatap adiknya yang sudah cantik dengan gaun pernikahannya.

"Aku tidak menyangka, adik kecilku ini sudah berani menikah. Hahaha..." Sarah dan Mirana ikut tertawa dibuatnya.

"Apa putri cantik Papa sudah siap menuju ke altar ?" Semua menoleh kala mendengar suara Edwin.

"Sudah, Ed. Putri kecil kita sudah siap untuk membuka lembar barunya..." jawab Sarah.

Edwin berjalan ke samping Elea. "Kalau begitu ayo pegang lengan Papa, Papa akan mengantarmu untuk membuka lembaran barumu."

Perlahan tangan Elea terulur untuk memegang lengan Papanya, lalu mereka berjalan beriringan keluar dari ruangan tersebut. Sebuah mobil sudah menunggu mereka dan akan membawa mereka ke gereja. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka berdua sampai di sebuah gereja, Edwin merasakan tangan putrinya yang bergetar langsung memegang tangan putrinya itu dengan sebelah tangannya.

"Tidak usah gugup, Papa ada disini." Elea pun hanya tersenyum. "Ayo kita keluar."

Mereka berdua keluar dari mobil, disusul Sarah, Mario dan Mirana yang berjalan di belakang mereka. Lalu pintu gereja pun terbuka, dari kejauhan Elea bisa melihat Arthur yang sudah rapi dengan menggunakan tuxedo berwarna hitam.

"Jangan takut. Papa memegangmu, tidak akan Papa biarkan kamu terjatuh."

Dengan perlahan mereka berdua berjalan di atas altar sedangkan Sarah dan kedua anaknya yang lain langsung duduk di tempat yang sudah tersedia. Elea bisa melihat teman-temannya melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum, dia juga bisa melihat teman-teman Arthur yang juga tersenyum ke arahnya, keluarga Arthur pun juga ikut hadir di acara ini, tapi matanya menangkap seseorang yang duduk di barisan depan, orang tersebut tersenyum lembut ke arahnya. Dia adalah Bi Wati. Mata semua orang yang ada disana hanya tertuju kepadanya yang sedang berjalan ke arah pengantin prianya.

ELEA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang