PART 57 - AKHIR DARI SEBUAH CERITA

456 38 8
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan comment ya...

__________

Seringkali terjadi kegagalan dan kesedihan
Dan aku sadar kita tidak bisa menghindarinya
Jika cinta adalah jawabannya
Aku akan mencintai semua yang ada di dunia ini


Suara berisik spatula yang di adu dengan wajan membuat Mario terbangun dari tidurnya, harum bau masakan langsung masuk ke dalam indera penciumannya kala dia terbangun. Dia melihat jam masih menunjukkan pukul 06.35 pagi, lalu dia langsung bergegas menuju dapur tapi matanya langsung terbelalak ketika melihat Elea lah yang sedang memasak di dapur, bahkan dia tadi berpikir jika itu adalah Mamanya.

"Kakak udah bangun ?" pertanyaan itu membuat Mario tersadar dari lamunannya.

"Ka-kamu-"

Tak menghiraukan perkataan Mario, Elea justru sibuk menata makanan ke atas meja. "Aku udah masak banyak hari ini."

Otak Mario masih mencoba memproses sikap Elea pagi ini yang sangat aneh. "Kakak ngapain diam disitu ? Lebih baik sekarang Kakak mandi lalu kita sarapan."

Mirana yang baru muncul pun juga dibuat bingung dengan sikap Elea pagi ini.

"Elea kam-"

"Pagi, Kak." Sapa Elea dengan ceria.

"Aku udah masak banyak pagi ini. Ada sayur bening, ayam goreng, sambal sama tahu goreng. Kalian mandi gih, abis itu kita sarapan bareng."

Mirana langsung menatap Mario seolah bertanya 'apa yang sedang terjadi disini ?'

"Kok kalian masih bengong sih, cepet mandi sana, keburu sayurnya dingin."

"Ah, iya-iya."

Setengah jam kemudian, mereka semua sudah duduk di ruang makan, bersama-sama menyantap makanan yang telah Elea masak. Mereka menatap ke arah pintu ketika melihat pintu terbuka.

"Mirana, ini Mama baw-" ucapan Sarah terhenti kala melihat ketiga anaknya sudah duduk bersama menyantap makanan di meja makan.

"Mama." kata Mario sedikit terkejut.

"Mama kira kalian belum makan, jadi Mama bawakan makanan." Sarah menatap mangkuk sayur yang dia bawa. "Kalau begitu kalian makanlah, Mama pergi dulu."

Sarah pun pergi dengan membawa mangkuk sayur yang masih utuh.

"Kak,"

Mirana menoleh ketika Elea memanggilnya.

"Panggil Mama dan Papa, suruh mereka makan." Mirana tersenyum dan mengangguk.

"Aku sudah selesai makan." Dan Elea pun pergi dari ruang makan, dan kembali ke kamarnya.

"Aku panggil Papa dan Mama dulu." Mirana beranjak dari duduknya untuk memanggil Edwin dan Sarah yang berada di unit sebelah. Tak lama kemudian mereka bertiga kembali dan makan bersama.

"Elea masih belum mau makan bersama kami ?" tanya Sarah yang menunjuk pada dirinya serta suaminya.

Mario dan Mirana hanya menggeleng sebagai tanda jawaban, Sarah dan Edwin pun hanya bisa menghela nafasnya.

Mirana memberikan piring yang sudah berisi nasi serta sayur ke Papa dan Mamanya, Edwin memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Rasa masakannya sangat enak, persis seperti masakan Bi Wati." Gumam Edwin

"Bi Wati mengajarinya dengan sangat baik." Balas Sarah.

Tak terasa sesetes air mata jatuh dari mata Edwin.

ELEA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang