14. Sebatas Rasa

43 11 0
                                    

Hubungan antara kita hanyalah sebatas rasa yang tak akan bisa menyatu. Kau tahu kenapa? Karena hanya ada satu rasa suka di antara kita. Hanya ada satu perjuangan yang terjadi. Kau yang hanya menganggapku sebagai kakak namun sebaliknya, aku menganggapmu sebagai belahan dari hidupku.

"Kamu bisa merasakan?" tanyaku sambil mendekatkan tangannya ke dadaku.

Dia pun mengangguk sambil tersenyum. "Jantung kakak berdetak kencang."

"Kamu tahu kenapa?"

"Kakak habis marathon mungkin," ucapnya polos.

Aku melepaskan tangannya dengan halus sambil menghembuskan napas pelan. Sudah kuduga jawabannya tak akan mengarah keperasaan yang aku rasakan. Bagaimana caranya aku memberitahukan bahwa aku sangat mencintaimu. Tak akan mungkin jika aku harus jujur tentang perasaan ini. Pasti kamu akan menganggap bahwa ini adalah lelucon. Apalagi kamu hanya menganggapku hanya sebagai Kakak yang selalu menjaga kamu dalam kondisi apa pun.

Sebenarnya Dia sering mengucapkan rasa sayang dan cinta kepadaku. Tapi, itu bukanlah rasa cinta karena suka namun rasa cinta Adik kepada seorang kakak. Haruskah aku mengubah rasa cintaku ini menjadi rasa cinta hanya untuk seorang adik? Tapi kenapa aku merasa tak sanggup.

"Kakak, kok kakak nggak punya pacar sih? Emang enak apa jadi jomblo terus, kalo adek sih pengennya punya pacar kayak temennya kakak yang hidungnya mancung itu loh. Ganteng banget tau nggak sih kak." Dia kembali bersuara dan membuat dadaku sangat sesak. Bagaimana bisa dia menceritakan idaman pacarnya yang tak lain adalah temanku sendiri. Seolah harapanku untuk bisa memilikinya adalah impossible. Aku hanya membalasnya dengan senyum yang aku paksakan.

"Kalo hati inginkan seseorang di depannya untuk menjadi bagian dalam hidupnya, mengapa kakak harus mencari orang lain? Sayangnya seseorang itu hanya menganggap perasaan kakak hanya sebagai lelucon dan seseorang tersebut hanya menganggap kakak sebagai kakaknya sendiri."

Dia hanya manggut-manggut seolah mengerti apa yang aku katakan. Tapi, anehnya dia tak sadar bahwa orang yang aku ceritakan adalah dirinya. Sepertinya aku harus melupakan rasaku kepadanya. Aku sadar ini hanyalah sebatas rasa yang tak kunjung mendapat balasan.

"Hidup emang sulit ya? Kadang kita merasa bahwa hal yang sudah berada di depan kita bakalan mudah untuk diraih tapi, kenyataannya ya gitu susah."

"Emang  kakak mau raih apa?"

Aku hanya menggeleng sambil tersenyum hambar. Sudah cukup sepertinya aku menuangkan rasa cintaku buat dia yang tak pernah menganggapku dalam hatinya. Bukan aku hilangkan cintaku untuknya, hanya saja aku akan merubah rasa cinta ini sebagai cinta seorang kakak kepada adiknya. Sampai sini aku sadar bahwa tidak mudah untuk menggapai sesuatu, walaupun hal tersebut sudah berada di depan aku, terutama soal percintaan. Sekarang akan kuubah duniaku bersamanya tanpa harus melibatkan sebuah perasaan. Karena perasaanku hanyalah sebatas rasa yang tak terbalaskan. Senyum indah terus kuukir bersamanya di setiap saat.

CERMIN by. ekikrniasri
Cilacap, 29 Juni 2020

Bahana Rasa [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang