36. Bersua

19 5 0
                                    

Sudah satu jam aku menunggu, namun tak kunjung juga datang.

Dengan raut wajah cemas juga perasaan yang khawatir, aku senantiasa menunggunya di sebuah kursi di pinggir jalan dekat taman. Awan yang kian menggelap menandakan akan turunnya hujan, meskipun begitu, Ia tak kunjung pula datang.

Secara perlahan-lahan rintik air yang turun dari langit seakan menuansai hujan. Aku beranjak pergi dari kursi itu lalu kulangkahkan kaki-kakiku
menuju pohon besar yang berada di tengah taman. Sudah satu minggu lebih sejak hari itu, dirinya menghilang seakan ditelan bumi. Tak ada kabar juga kepastian membuat hati ini amat cemas.

“Di manakah engkau berada?” fikirku dalam hati seraya melihat isi chat di hp.

Pagi yang bernuasakan hujan, seakan menjiwai hatiku yang sedih, tetapi seusainya hujan turun terciptalah warna-warna indah yang membentang di atas langit. Hal itu seakan menunjukkan padaku, bahwa akan ada bahagia setelah sedih.

Dengan perasaan optimis juga tekad yang kuat aku pun memutuskan untuk pergi ke rumahnya. Meski jarak yang jauh, tak akan bisa menghalau rindu ini. Dan meski laut menghadang, tak akan bisa memutuskan janji suci kita.

Siang ini aku memutuskan pergi ke rumahnya. Berjarak 170 kilometer, mengharuskanku untuk berangkat sebelum sore karena jarak yang jauh untuk ditempuh juga harus menyeberangi laut dengan menggunakan kapal besar. Butuh waktu lima jam lebih baru aku sampai di rumahnya. Setibanya aku di sana terlihat rumahnya yang sudah kosong.

Aku menanyakannya ke para warga sekitar. “Maaf, Pak ... ke mana ya, Pak?” tanyaku.

“Maaf Mas ... sudah tidak lagi tinggal di rumah ini Mas, baru saja pindah kemarin,” ujar warga. Setelah mendengar itu hatiku sangat rapuh, air mataku pecah tanpa bisa terbendung lagi.

Dengan perasaan sedih aku memutuskan untuk segera pulang.
Namun karena hari yang sudah larut malam, kuputuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di hotel terdekat. Pagi harinya aku Check Out dari hotel itu, lalu melanjutkan perjalanan ke pelabuhan.

Setibanya di pelabuhan dengan sedih aku meninggalkan kota itu. Sekiranya butuh waktu 3 jam untuk sampai ke
daratan. Saat aku ingin menurunkan motorku, terlihat seorang wanita yang sedang berjalan menghampiriku, lalu Ia memelukku.

Dan saat lihat wajahnya, tiba-tiba terlukis manis senyum di bibirku.

CERMIN by. reihandra_
-

Bahana Rasa [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang