22. Bicara Perusak Mimpinya

10 2 0
                                    

Bagi orang yang ceplas-ceplos dan selalu bilang apa adanya, pernahkah kalian berpikir bahwa omongan kalian dapat berpengaruh pada seseorang? Dalam berbicara memang lebih baik apa adanya tapi dalam menilai seseorang apakah konteks 'apa adanya' lebih baik? Daripada memberi penilaian lebih baik memberi saran.

Ada seorang anak bernama Aira, dia gadis pintar, rajin tetapi berasal dari keluarga tidak mampu, dan dia selalu berhati-hati dalam berbicara tetapi tetap apa adanya tidak lebih dan tidak kurang. Berbeda dengan Fani yang berasal dari golongan anak orang kaya dan selalu bicara seenaknya. Dia berfikir bahwa uang dapat segalanya termasuk masuk sekolah favorite tanpa adanya IQ memadai.

Dia teman sekelas Aira yang masuk sekolah itu jalur beasiswa. Rata-rata para siswa di sana bermimpi dapat bersekolah di luar negeri termasuk Aira. Tapi, Aira harus mengubur mimpi karena perkataan dan kenyataan, Fani dan teman-temannya selalu mengejek anak beasiswa termasuk Aira bahwa dia tidak akan sukses dan bisa sekolah di luar negeri karena miskin. Dan Aira memasukkannya dalam hati. Bukan karena baperan tapi dia melihat keadaan keluarga kalau sehabis SMA dia tidak kerja siapa yang menghidupi ibu dan adiknya karena ayahnya telah tiada dan ibunya tua yang sekarang masih kerja.

Tapi apa yang terjadi setelahnya, ada seseorang sesama beasiswa bernama Dian menyemangati Aira agar tetap mengejar mimpinya dan seorang anak beasiswa pasti bisa bersaing dengan yang lainnya. Dan, dengan begitu Aira tetap pada mimpinya mengejar beasiswa kuliah di luar negeri tepatnya Singapore sedangkan masalah ibu dan adiknya tetap bisa hidup dengan usaha kecil-kecilan di rumah dengan modal tabungan Aira.

Aira selain kuliah juga kerja part time karena tidak mau merepotkan ibunya. Sedangkan Fani, dia tidak bisa kuliah di luar negeri karena tidak bisa menyogok sehingga tetap kuliah di kampus swasta di dalam negeri. Fani, juga berpikir di mana pun dia kuliah toh juga nanti harta orang tuanya jatuh padanya karena dia anak tunggal. Tapi kita tidak pernah tahu kedepannya kan?

Untuk itu, jaga perkataanmu dan hargai orang lain karena lebih dari sekedar mulutmu harimaumu tetapi mulutmu dapat membunuh orang sekitarmu, karena luka batin dari perkataan terkadang lebih sakit daripada luka fisik yang kelihatan.

CERMIN by. habibanfsh
Blora, 30 Juni 2020

Bahana Rasa [ Completed ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang