Saat ini Hans berada di balkon kamarnya. Hans menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Hans masih berfikir tentang kejadian aneh akhir-akhir ini.
Biasanya ia hanya bermimpi tentang orang tuanya yang meninggalkannya di masa lalu, tapi kenapa belakangan ini ia sering sekali memimpikan gadis yang bahkan sama sekali tidak dikenalinya.
Hans merasa sedikit aneh mulai dari ia menyelamatkan gadis itu di pantai.
Ia yang memimpikan gadis tersebut dan sekarang ia satu sekolah denganya bahkan satu kelas. Hans tidak ingin kejadian buruk menimpa orang lain. Cukup dirinya saja yang mengalami hal itu. Ia tak mau orang lain terlibat dengan mimpi buruknya itu."Gue ga ngerti sama apa yang terjadi sekarang"
Ucap Hans sambil menghembuskan nafasnya.
"Ck, engga! Gue harap Ini cuma kebetulan doang!"
Lanjutnya lagi menepis pikiran-pikiran negatifnya.Hans kemudian masuk ke kamarnya. Hans mendudukan diri di depan komputernya. Hans mencari kesibukan agar pikiran negatifnya bisa ia singkirkan. Hans memilih bermain game sebagai jalan alternatif nya.
🌻🌻🌻
Hari ini adalah hari kedua bagi Zhella duduk di kelas barunya. Dan ia sangat bersemangat untuk itu. Sebelum turun dari kamarnya, Zhella memasukan jaket hitam yang terletak diatas meja kedalam tasnya untuk di kembalikan kepada si empunya.
Setelah selesai dengan jaket itu Zhella langsung turun untuk melakukan sarapan seperti biasa. Kali ini Zhella tak melihat papanya. Hanya ada Kara mamanya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuknya.
"Morning Ma!"
Sapa Zhella sembari menuruni anak tangga."Morning sayang"
Jawab Kara lalu melihat ke arah Zhella"Papa udah berangkat ma?"
Zhella menarik kursi tempat duduknya."Udah, katanya mulai hari ini berangkat pagi karena banyak yang harus di Urusin di kantor. Jadi, papa gak bisa anter kamu ke sekolah"
Jelas Kara"Oh gitu ya Ma. Jadi, hari ini Mama dong yang harus nganterin Zhella?"
"Iya, mulai hari ini kamu Mama yang nganterin"
Zhella hanya membalas dengan angukan kepala. Setelah beberapa menit menyantap sarapan, Zhella langsung berangkat ke sekolah dengan di antar oleh Mamanya.
Selang beberapa menit saja Zhella sampai di sekolahnya. Setelah berpamitan dengan Mamanya dengan mantap ia keluar dari mobil tanpa rasa ragu dan nerfeous seperti hari pertama ia masuk ke sekolah.
Zhella terus berjalan di sepanjang koridor. Ia heran kenapa orang-orang terus mentapanya padahal ia sudah berada di sekolah ini sejak beberapa hari yang lalu.
"Dia anak pindahan yang masuk ke kelas IPA 1?"
"Pantesan masuk. Orang dia keliatan pinter gitu cakep pula"
"Oh gosh cakep banget. Bisa kalah nih si Bianca queenya Exelsains haha"
Begitulah bisikan-bisikan murid lain yang masih bisa di dengar oleh Zhella. Ia sedikit merasa terganggu dengan suara berisik itu.
Bianca yang berdiri di pojok sana menatap tak suka kepada Zhella, sebab ia terus dibandingkan dengan Zhella si anak baru.
Bel sudah berbunyi sedari tadi. Semua murid sudah masuk ke kelas masing-masing.
Seperti biasanya kelas yang ditempati Zhella saat ini tidak terlalu bising meski sedang jamkos sekalipun. Semuanya sibuk dengan tugas yang sudah di berikan oleh Daniel si ketua kelas tadi.
Kriiing!!
Setelah cukup lama berada di kelas akhirnya bel yang di nanti-nanti pun tiba. Semua murid sangat senang kala mendengar bel istirahat berbunyi.
"Kantin yuk!"
Ajak Yera kepada sahabatnya yang lain."Ayuk! Gue laper nih"
Lanjut Lean mengiyakan ajakan dari sahabatnya Yera."Zhella! Kamu mau ikut gak bareng kita?"
Tanya Vissa kala melihat Zhella yang tengah sibuk membereskan peralatanya."Hm boleh deh. Kalian gak keberatan kan kalo gue gabung sama kalian?"
Jawab Zhella kemudian"Ya enggak lah Zhel. Udah santai aja"
Ujar Verra setelahnya.Semuanya pun pergi ke kantin. Zhella senang bisa berteman akrab dengan orang seperti ini. Zhella membawa jaket hitam tadi ke kantin. Berharap ia bisa mengembalikanya kepada sanga pemilik. Sebenarnya Zhella ingin mengembalikanya di kelas, tapi segan rasanya karena akan ada banyak orang yang menyaksikanya.
"Eh lo ngapain kok bawa jaket segala Zhel?"
Tanya Yera yang merasa penasaran dengan jaket yang dibawa Zhella, yang sepertinya itu bukan jaket anak perempuan."Eum ini mau gue kembaliin ke pemiliknya"
Jawab Zhella ragu-ragu."Emang itu jaket siapa?"
Kali ini Vissa yang melontarkan pertanyaan"Aduh gue gak tau namanya siapa. Tapi orangnya ada di kelas kita"
Ujar Zhella"Di kelas kita? Kenapa gak tadi aja kasihnya pas jamkos?"
Tanya Nindi kali ini."Banyak orang soalnya, kan malu kalo diliatin sekelas"
Ungkap Zhella.Tak terasa perjalanan mereka menuju ke kantin pun selesai. Saatnya bagi mereka untuk menyantap makanan kantin. Zhella yang melihat keadaan kantin pun merasa tercengang karena kantin di sekolah ini sangat teratur dan tidak berantakan.
Kelimanya pun duduk di bangku yang sudah di tunjuk oleh Lean
tadi.
Mereka pun memesan makanan masing-masing. Mereka hanya perlu menunggu makananya tiba. kantin ini memang tak seperti kantin yang ada di sekolah lain dimana para murid yang pergi untuk mengambil makanan sendiri.Zhella hanya celingak celinguk memerhatikan keberadaan sang pemilik jaket yang sedang di pegangnya ini. Dan tiba-tiba saja pandangan Zhella jatuh kepada seseorang yang duduk di bangku pojok sana tak jauh dari tempat mereka berada.
"Eh bentar, gue kasih jaket ini ke pemiliknya dulu ya"
Zhella berkata sambil berdiri dari kursi tempat duduknya.Keempat teman barunya itu hanya menganggukan kepala pertanda membolehkan Zhella untuk pergi.
Vissa dan Yera memperhatikan arah kemana Zhella akan pergi. Dan ternyata langkah Zhella tertuju kepada bangku yang di tempati oleh Hans sekarang."Eh liat deh si Zhella! Dia mau ngasih jaket itu ke siapa ya?"
Tanya Yera sambil menunjuk ke arah Zhella."Kayaknya si Dev deh"
Ucap Lean santai
"U know lah Dev itu gimana. Pasti banyak cewe yang digodain sama dia"
Lanjutnya lagi sambil memutarkan kedua matanya jengah."Permisi!"
Ucap Zhella sedikit malu-malu lalu Hans, Dev, Leo dan Ryan pun sontak menoleh ke arah gadis yang tengah berdiri di dekat mejanya ini."Ini! "
Zhella yang mendapati tatapan heran dari orang itupun langsung menjulurkan tanganya seraya untuk memberikan jaket itu ke pemiliknya.
Namun, Hans tak menanggapi hal itu. Zhella pun terpaksa meletaknya diatas meja begitu saja."M-makasih!"
Zhella masih berdiri disana. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mereka.
"Zhel mau gabung disini? Duduk aja gapapa kok"
Ucap Dev sambil menepuk-nepukan tangan di bangku sampingnya yang masih kosong."Eh engga usah. Kalo gitu gur pergi dulu"
Ucap Zhella yang merasa salah tingkah lalu pergi berlalu meninggalkan tempat itu.Leo menatap Zhella dan Hans bergantian. Ia merasa ada sesuatu diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanszhella
Teen FictionKenangan, masa depan & mimpi. 3 hal yang terus menghantui seorang HANS EYRENS. Hidup tanpa kedua orang tua di temani dengan masa lalu yang kelam, terkadang membuatnya merasa frustasi. Ditambah lagi dengan masa depan yang suram datang di dalam mimpin...