Sekarang Hans dan Zhella sudah berada di UKS. Hans menidurkan Zhella di atas salah satu kasur. Hans melihat kiri dan kanan namun ia tidak melihat satu pun orang disana, Karena ini masih jam pelajaran.
Hans mencari kesana kemari obat yang bisa untuk menyadarkan Zhella. Setelah beberapa lama mengutak atik lemari, Hans menemukan satu benda yang dirasanya cukup berguna. Lalu, ia meraih benda berwarna hijau itu, kemudian kembali ketempat Zhella berada.
Hans menyodorkan benda hijau itu kehidung Zhella berharap gadis itu akan terbangun. Namun, nihil Zhella tak kunjung bangun juga. Lalu, Hans meraih air yang ia lihat di sampingnya dan mengambil air itu, kemudian menyemprotkan cipratan air tadi ke muka Zhella.
Sekali
Dua kali
Tak kunjung bangun juga.
Dan untuk yang ketiga kalinya. Akhirnya Zhella sadar dari pingsanya.
Zhella melihat sekelilingnya. Sedikit bingung kenapa ia sampai disini. Namun, ia teringat bagaimana ia pingsan di lapangan tadi. Kemudian Zhella melihat ke arah orang yang tengah duduk di sampingnya. Zhella terlonjak kaget lalu reflek mendudukan dirinya.
"Si-siapa yang bawa gue kesini?"
Tanya Zhella ragu-ragu menghadap ke Hans."Gue"
Jawab Hans singkat."Lo?"
Zhella kaget dan sontak berteriak
"M-makasih, buat yang kedua kalinya lo nyelamatin gue lagi"
Lanjutnya lagi."Tapi, kali ini gue yang bikin lo pingsan"
"Apa?"
Zhella kembali bsrteriak. Ia merasa heran dengan pengakuan Hans. Jika memang ia yang menyebabkanya pingsan, lalu kenapa Hans juga yang membawanya kesini?"Maaf"
Ucap Hans yang tidak di balas oleh Zhella.Canggung? memang. Hans dan Zhella tidak pernah bicara banyak. Lagi pula mereka juga tidak terlalu akrab.
Zhella kemudian berdiri dari duduknya ia ingin pergi meninggalkan UKS. Namun, sebelum ia melangkahkan kakinya Zhella merasakan sakit di kepalanya sehingga ia kembali jatuh.
Tapi, sebelum badanya menyentuh lantai Hans menangkapnya dengan sigap.Hans membawa Zhella kepelukanya. Zhella yang merasa kaget pun membulatkan matanya dengan perlakuan Hans yang seperti ini.
'aduh ini kenapa sih? Kok jadi deg deg serr gini? Pala gue kok gak sakit lagi?'
Batin Zhella"Zhella lo ud-"
Ucapan Lean terhenti saat melihat Hans dan Zhella."Kenapa?"
Tanya Yera yang baru saja sampai di tempat Lean saat ini dengan nindi dan Vissa di belakang nya."Oh gosh. Kalian ngapain?"
Yera kaget saat melihatnya.Reflek Hans langsung melepaskan pelukanya begitu pun dengan Zhella.
Kemudian Hans pergi melangkah meninggalkan UKS. Menghiraukan teman-teman Zhella yang ada disana.
"ywa ampun Zhel! Lo ngapain aja sama si Hans ha?"
Tanya Lean antusias saat Hans sudah keluar dari UKS"Lo...pacaran ya sama Hans?"
Yera menunjukan lagak curiganya sambil memain-mainkan jari telunjuknya."Lo kok gak ngasih tau kita?"
Tanya Vissa"Ck, apaan sih? Gue gak ada apa-apa kok sama dia!"
Zhella tak terima dengan dugaan-dugaan yang dilontarkan temanya."Bener lo gak ada apa-apa?"
Tanya Lean meyakinkan"enggak Lean!! Gue gak ada apa-apa kok. Serius!"
Ucap Zhella dengan nada pasrah lalu mengangkat 2 jarinya pertanda ia berkata jujur."Haha udah Zhel, jangan baper ya, Kita cuma becanda doang kok"
Ujar Vissa yang seakan menyadari suasana hati Zhella saat ini.
"Btw, gimana keadaan lo sekarang? Udh baikan belom?"
Lanjut Vissa mengalihkan pembicaraan."Mendingan sih. Tapi masih sakit dikit"
Jawab Zhella"Hm gimana kalo kita makan aja? Udah laper nih. Lo bisa jalan kan Zhel? Atau perlu gue suruh Hans dulu buat gendong lo kayak tadi?" ucap Yera Yang di balas oleh Zhella dengan tatapan malasnya "Hehe gak deng. Canda doang gue mah" lanjut Yera.
"Yaudah yuk kantin!"
Ajak Lean semangat.Kelima nya pun langsung berjalan menuju kantin, meskipun Zhella agak sesempoyongan untuk berjalan, namun dibantu oleh Vissa yang memegang tanganya untuk berjaga agar Zhella tak jatuh.
Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Bianca dan para antik-antiknya.
"Eh anak baru udah bisa jalan aja nih. Bukanya tadi lo pingsan ya?"
Ucap Bianca sambil memainkan rambutnya dan menatap Zhella tak suka.
"Oh atau lo cuma pura-pura doang, buat dapetin perhatian dari Hans? Yakan! Ngaku lo!"
Lanjutnya lagi."Eh Bianca! Mulut lo gak pernah disekolahin apa? Ngomong asal nyerocos aja!"
Lean tak terima dengan tuduhan Bianca terhadap Zhella."Gue gak ada urusan ya sama lo! Urusan gue tuh sama ini nih, cewek yang gak tau malu!"
Ujar Bianca sambil mendorong bahu Zhella dengan telunjuknya."Eh lo yang sopan dong Bi! Zhella masih sakit!"
Ucap Yera kemudian mendorong bahu Bianca untuk mewakilkan Zhella."Lo berani sama gue?!"
Tantang Bianca"Kalo iya kenapa ha?!"
Yera dan Lean membalas tantangan BiancaSedangkan Vissa terus memegang tangan Zhella yang masih terlihat agak lemah.
"Minggir lo berdua! Gue mau lewat!"
Bianca berjalan meninggalkan mereka di ikuti oleh 2 antik-antiknya.Sebenarnya ia sedikit ragu untuk berkelahi dengan Dita dan Verra yang notabennya adalah murid karate.
Disaat Bianca hendak pergi ia sengaja menyenggolkan bahunya dengan Zhella. Nindi yang berdiri paling belakang pun melihatnya lalu ia menjulurkan satu kakinya hingga membuat Bianca hampir saja terjatuh.
"Ops, gak sengaja"
Ucap Nindi."Ihs. Awas aja lo semua!"
Balas Bianca lalu melangkahkan kakinya dengan rasa kesal sekaligus malu.Lean,Yera,Vissa dan Nindi pun hanya tertawa melihat kepergian Bianca.
Sedangkan Zhella hanya geleng-geleng kepala saja melihat bagaimana sahabatnya ini melindunginya tadi."Udah yuk kantin!"
Ucap Lean kemudian mereka pun melangkah menuju ke kantin.🌻🌻🌻
"Hans! Gimana?"
Ryan sedikit berteriak sambil melangkahkan kaki untuk menghampiri Hans dengan di ikuti oleh Dev dan Leo."Apanya?"
Balas Hans"Ya tadi. Cewek yang lo bawa ke UKS"
"Oh"
"kok oh sih?"
"Terus apa lagi?"
"harusnya lo jawab 'oh iya dia udah bangun. Dia baik-baik aja kok' gitu napa?"
Ujar Ryan yang tidak dibalas oleh Hans yang langsung saja pergi meninggalkan mereka."Dia kenapa sih? Disamperin malah pergi!"
Tanya Ryan heran melihat tingkah Hans."Lo kali mukanya jelek banget!"
Ledek Dev."Ye nih bocah, nyari masalah terus sama gue"
Ryan memukul bahu Dev tapi pelan.
"Yo lo mau kemana?"
Lanjut Ryan yang melihat Leo sudah melangkahkan kaki entah kemana tujuanya."Gue juga mau pergi ah"
Ucap Dev yang juga ikut melangkah kan kakinya."Gue kok di tinggal sih?"
Ryan pun langsung bergegas menyusul teman-temanya.Disaat Hans hendak pergi menuju kelasnya ia bertemu dengan Reynand
"Gue dengar, Zhella pingsan gegara lo ya?"
Tanya Rey saat berhadapan dengan Hans."Iya"
Ucap Hans kemudian kembali melangkahkan kaki. Namun dicegat oleh Rey"Eh tunggu dulu. Kenapa buru-buru?"
"Dia udah gue bawa ke UKS, dan dia juga udah sadar sekarang dia ada di kantin, lo bisa nyusul dia"
Ucap Hans tanpa spasi sedikitpun
"Minggir!"
Lanjut Hans dingin."Cih dasar bajingan kurang ajar!"
Ucap Reynand mengumpat dengan perlakuan tidak sopan Hans kepadanya.Kemudian ia kembali berjalan sambil membenarkan kerah bajunya untuk menyusul Zhella ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanszhella
Teen FictionKenangan, masa depan & mimpi. 3 hal yang terus menghantui seorang HANS EYRENS. Hidup tanpa kedua orang tua di temani dengan masa lalu yang kelam, terkadang membuatnya merasa frustasi. Ditambah lagi dengan masa depan yang suram datang di dalam mimpin...