Beberapa kali Zhella mencari cara agar bisa keluar, namun hasilnya nihil. Ia tak bisa menemukan jalan keluar, bahkan disini tidak ada celah sedikitpun. Yang ada hanyalah pintu dan dinding putih yang kusam. Disini tidak ada jendela, tidak ada fentilase sehingga membuat siapapun yang ada disini merasa gerah bahkan kehabisan nafas.
Bodoh sekali Zhella sampai meninggalkan handphonenya dirumah. Tak disayangkan benda kecil itu sangat diperlukan di saat-saat seperti ini.
Jika saja ia membawanya tentu Zhella sudah menelpon mamanya agar menjemputnya disini. Zhella merutuki kebodohanya itu.
Zhella penasaran apakah sekarang mamanya tengah mengkhawatirkan dirinya? Atau mungkin saja tidak, karena Zhella sudah bukan anak-anak lagi dan tidak bisa untuk dinyatakan hilang atau semacamnya.
🌻🌻🌻
Drtttt
Benda pipih itu bergetar di atas nakas pertanda bahwa ada yang menelpon. Sang empunya pun langsung mengambil dan mengangkatnya.
"Kenapa?"
"........"
"Bukanya besok?"
"........"
"Ok!"
Hans langsung memutuskan panggilan secara sepihak setelah mendengar penjelasan dari orang seberang sana.
Hans lalu begegas untuk pergi sesuai dengan intruksi orang tadi.
Dengan cepat Hans melajukan mobil sportnya.15 menit perjalanan akhirnya Hans sampai di sekolah, dimana seluruh anggota basket berkumpul untuk pergi ke tempat dimana mereka akan latihan gabungan.
"Akhirnya lo sampe juga!"
Ucap Dev saat melihat Hans menuju ke tempatnya berada."Kenapa gue gak dapet informasi kalo latihanya hari ini?"
Tanya Hans."Kita juga baru dikasih tahu sama pak Renold"
Jawab Ryan."Semuanya sudah ada disini?"
Pak Renold datang mengumpulkan anggota tim basket didikanya."Sudah Pak"
jawab mereka serempak."Ryan! Tolong ambilkan bola untuk kita bawa ke SMA Xavier"
Suruh Pak Renold"Loh, bukanya disana juga ada bola pak? Ngapain lagi kita bawa bola?"
Tanya Ryan."Kalo bapak suruh ambil, ambil ya Ryan!"
Tukas Pak Renold yang disambut dengan kekehan dari muridnya yang lain."Hans lu aja yang ambil, gue lagi mager nih"
"Kenapa gue? Kan yang di suruh sama Pak Renold lo"
"Lo kan kaptenya, jadi lo yang ambil hehe"
Ucap Ryan dengan kekehanya."Yaudah Hans kamu aja ambil bolanya!"
Ucap Pak Renold sambil memberikan seuntaian anak kunci."Baik pak"
Hans terus melangkahkan kakinya menuju gudang sekolah.
"Bentar, kenapa bolanya ada di gudang?"
Hans menghentikan langkahnya saat pertanyaan itu terlintas di kepalanya.
"Yaudahlah, mungkin Pak Renold udh mindahin bolanya kesana"
Lanjut Hans menepiskan pemikiranya.Sesampainya disana, Hans mengeluarkan kunci yang diberikan oleh Pak Renold tadi dari kantongnya.
Namun, sebelum hendak membuka pintu Hans teringat dengan mimpinya dua hari yang lalu.Kejadian dimimpinya sama persis dengan sekarang.
Hans benar-benar heran, mimpinya seperti spoiler kehidupan yang hanya diperlihatkan sebagianya saja tidak seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanszhella
Teen FictionKenangan, masa depan & mimpi. 3 hal yang terus menghantui seorang HANS EYRENS. Hidup tanpa kedua orang tua di temani dengan masa lalu yang kelam, terkadang membuatnya merasa frustasi. Ditambah lagi dengan masa depan yang suram datang di dalam mimpin...