Masih di kantin. Zhella dan temanya duduk disana dengan makanan mereka masing-masing.
"Itu jaketnya si Hans ya Zhel?"
Tanya Vissa membuka obrolan di selah aktifitas makanya"Kok bisa ada sama lo jaketnya?"
Lanjut Yera melontarkan pertanyaan lagi kepada Zhella yang masih diam sambil menyantap makananya."Bianca aja yang udah lama ngejar-ngejar Hans gak pernah tuh di pinjemin jaket sama Hans. Kok lo bisa sih Zhel? Salut gue sama lo haha"
Sahut Lean."Hm iya bener banget. Jarang-jarang loh Hans deket sama cewe"
Ujar Yera
"Apa jangan-jangan lo ada sesuatu ya sama Hans?"
Lanjutnya lagiZhella yang sudah di lontarkan pertanyaan dari temanya pun meletakan sendoknya dan memberhentikan aktifitas makanya untuk sementara
"Kalian apaan sih? Gue gak ada apa-apa kok sama dia. Gue juga gak kenal siapa dia. Tau namanya aja baru tadi kalian sebutin"
Ucap Zhella menuding semua tuduhan dari sahabat barunya itu."Trus lo dapat jaketnya dari mana coba?"
Yera mencoba untuk memancing Zhella agar menceritakan sesuatu yang mungkin saja tidak mereka ketahui."Jadi, waktu itu gue hampir mati tenggelam. Untung aja dia yang nyelamatin gue"
Jelas Zhella"Hubunganya sama jaket apaan coba?"
Tanya Yera lagi berusaha menggali informasi."Baju gue basah, jadi dia pinjemin jaketnya sama gue. Gitu ceritanya!"
Jelas Zhella, menekankan bagian kata terakhir."Hm gituu yaa"
Ucap Lean dan Yera serempak.Tak lama setelah obrolan mereka selesai bel pertanda masuk pun berbunyi.
🌻🌻🌻
Saat ini para siswa maupun siswi sudah berada di kelasnya masing-masing.
Dan sepertinya kelas XI IPA 1 akan jamkos seharian. Sejak tadi tidak ada guru yang masuk ke kelas mereka kecuali guru piket yang datang untuk mengambil absen kelas.
Hans, Leo, Dev, dan Ryan kini sedang berkumpul di bangku paling belakang membentuk persegi lalu bercerita membicarakan hal yang tidak penting.
"Dev! Liat deh cantik banget calon pacar gue"
Ucap ryan sembari memperlihatkan foto perempuan yang ada di handphone nya kepada Dev."Halu aja dulu yan!"
Timpal Dev"Iri ya lo?"
Ucap Ryan"Iri buat apaan anjir?"
Ujar Dev sambil menggetok kepala Ryan.
Ed Leo griss
Bawain gue pocari cepet!
Lo ga mau kan ngerasa
bersalah sama gue?Zh edsel
Lo mau manfaatin gue?Ed leo griss
Sesuai perjanjianZh edsel
Iyaaa iyaa bentarLeo sibuk memainkan ponselnya, sesekali ia melihat ke arah Zhella yang tengah duduk dibangkunya dan terlihat sangat kesal karena ulahnya sendiri. Bagaimana pun, Zhella tampak sangat lucu jika sedang kesal seperti ini.
Leo mengukir senyumanya saat melihat tingkah Zhella yang malas-malasan berjalan untuk membelikanya minuman yang ia minta tadi.
"Leo? Lo ngapain senyum-senyum sendiri?"
Tanya Ryan saat melihat sahabatnya itu tersenyum."Lo lagi jatuh cinta yaa?"
Goda Dev."Engga!"
Jawab Leo dengan sikap dinginya."Aelah jujur aja napa si?"
Ujar Ryan"Hans sahabat lo udah mulai main cinta-cintaan tuh"
Lanjut Ryan mengatakanya kepada Hans.Selang beberapa menit Zhella tiba dikelas dengan sebotol minuman ditanganya. Ia menghampiri tempat dimana Leo berada.
"Nih! Minuman lo!"
Ucap Zhella lalu meletakan minuman itu di meja."Ciee Leo! Kalian pacaran yaa?"
Goda RyanSemua orang yang ada di kelas saat ini pun juga ikut menggoda Leo dan Zhella. Sorakan dan teriakan yang memekikan telinga pun bermunculan.
"Gue ga pacaran sama Leo!"
Ucap Zhella berdiri dari tempat duduknya dan memukul mejanya sehingga membuat orang-orang terdiam.Vissa yang tadinya merasa cemburi dan marah pun sedikit legah dengan ucapan yang dilontarkan Zhella.
Vissa berharap semoga saja Leo tidak benar-benar menyukai Zhella.🌻🌻
"Hm udah rapi kali ya? Kek nya udah deh"
Zhella bicara dengan dirinya sendiri saat melihat dirinya di pantulan cermin wastafel sekolah.Zhella melangkahkan kakinya keluar dari toilet dan bergegas untuk pergi ke kelasnya. Zhella terus berjalan di sepanjang koridor. Memang kelas yang di tempatinya saat ini agak sedikit jauh dari toilet itu berada.
Zhella menundukan kepalanya sambil membenarkan roknya yang sedikit kusut tanpa memberhentikan langkah kakinya. Dan tiba-tiba saja
Bruk!
Zhella terduduk di lantai saat ia merasakan sesuatu menabrak dirinya. Eh bukan, dia yang menabrak sesuatu itu.
"Aw"
Zhella mengerang kesakitan ketika tubuhnya mendarat di lantai.Zhella hendak berdiri, namun ada satu tangan yang menawarkan bantuan kepadanya. Zhella menerima uluran tangan itu lalu menatap sang pemilik tangan. Zhella belum pernah melihatnya. Dia bukan dari kelas XI IPA 1 maupun dari XI IPA 2. Zhella belum pernah melihatnya sekalipun.
"Em maaf kak. A-aku gak sengaja"
Ucap Zhella setelah berdiri dengan bantuan tangan orang itu."Iya gak papa. Lain kali hati-hati kalo lagi jalan"
Balas orang yang di panggil kakak oleh Zhella iti.
"kamu Murid baru kan? Namanya siapa?"
Lanjut orang itu bertanya kepada Zhella."Zhella"
Jawab Zhella sambil menundukan kepala."Hm kenalin gue Reynand Bagashkara. Lo bisa panggil gue Rey"
"Bagashkara?"
Zhella mengerutkan keningnya sambil bertanya kepada orang yang sedang dihadapanya ini."Iya kenapa?"
Jawab Rey santay
"Udah gak usah heran gitu. Sekolah ini keluarga gue yang ngelolah nya"Dia adalah Reynand Bagashkara
Murid kelas XII IPA 1 yang merupakan kakak tingkat Zhella. Badanya yang atletis dan tampangnya yang terkesan seperti goodboy benar-benar memikat hati seluruh siswi disini di tambah lagi dengan Rey adalah anak pemilik sekolah. Arght! Sudah membuat jantung meleleh. Kalian harus hati-hati sama Rey ya!Hans baru saja keluar dari kelas. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang ingin ia lakukan, tapi ia hanya berusaha untuk menghindar dari Bianca yang terus mengganggunya.
Hans memberhentikan langkahnya saat ia melihat gadis yang ada dimimpinya itu mengobrol dengan kakak kelasnya sekaligus teman dan lawan main basketnya.
Sebenarnya Hans merasa penasaran dengan obrolan mereka, namun ia tetap berusaha untuk tidak peduli.
Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan mengurus hidup orang lain dan tidak akan membawa orang lain kedalam hidupnya.Zhella pun pergi menuju ke kelasnya. Sedangkan Reynand masih diam ditempatnya menatap kepergian Zhella.
'hm cantik juga'
Batin rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanszhella
Teen FictionKenangan, masa depan & mimpi. 3 hal yang terus menghantui seorang HANS EYRENS. Hidup tanpa kedua orang tua di temani dengan masa lalu yang kelam, terkadang membuatnya merasa frustasi. Ditambah lagi dengan masa depan yang suram datang di dalam mimpin...