Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author POV
Jaemin duduk termenung di taman belakang sekolahnya. Sejak kemarin ia gelisah, karena Mark belum menghubunginya sama sekali setelah sampai di Thailand. Ia juga tidak berani menghubungi Mark lebih dulu. Apa mungkin Mark masih marah padanya ya? Sebenarnya Jaemin sendiri bingung, Mark itu marah padanya karena apa. Apa karena dirinya memilih membantu Jeno daripada Mark? Tidak mungkinkan?
"Lebih baik aku menelepon Paman Jang." Jaemin sibuk dengan ponselnya mencari kontak Sekretaris Jang.
"Ya, aku menghubungi Paman karena aku khawatir. Kalian sama sekali tidak berkabar sejak kemarin."
"...."
"Tidak apa-apa Paman. Kalau begini aku tidak terlalu khawatir. Apa sekarang Mark sedang sibuk? Oh sedang sibuk ya?" Wajah Jaemin berubah kecewa mendengar penuturan Sekretaris Jang.
"...."
"Baiklah Paman. Tolong sampaikan padanya aku meneleponnya. Terima kasih." Jaemin menghela nafasnya kecewa. Apa Mark sesibuk itu sampai tidak bisa mengabarkan dirinya sudah tiba di Thailand dengan selamat?
"Kau baik-baik saja?" Jaemin terkejut saat melihat Jeno tiba-tiba sudah duduk disebelahnya.
"Aku baik." Jaemin berusaha tersenyum menunjukkan dia baik-baik saja. Walau sebenarnya Jeno tahu, Jaemin tidak dalam keadaan baik.
"Mengapa kau tidak ikut dengan Mark?" Tanya Jeno tanpa menatap Jaemin. Namja itu menatap air mancur yang ada di depan mereka.
"Eoh?" Jaemin menatap Jeno bertanya maksudnya.
"Biasanya setelah menikah pasangan kerajaan akan melakukan tugas Kerajaan bersama. Harusnya kau ikut dengan Mark kan?" Jaemin menunduk, entahlah ia bingung harus merespon apa.
"Apa karena Ratu Taeyong melarangmu ikut? Aku dengar beliau tidak menyukaimu sejak awal." Jaemin terkejut mendengar Jeno mengatakan hal itu.
"Entahlah Jeno aku tidak yakin dengan itu." Keduanya terdiam setelahnya. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
