07.

2.6K 119 13
                                    

As we go on
We remember
All the times we
Had together
And as our lives change
Come whatever
We will still be
Friends forever

-Graduation, Vitamin C-

" After all of those things I did for you,  It's for love. I love you, and i don't regret or feel shame anymore about what I'm trully feeling about you"

- Kantantra to Kanira-

******************
Jakarta, 18 Tahun lalu. (Pov 3)

Kantantra berhasil mencetak gol menjelang detik-detik terakhir, menciptakan kemenangan telak bagi tim Basket SMU Jayaraya melawan SMU Parahiyangan.

Gemuruh teriakan penonton dari pendukung tim Basket SMU Jayaraya seketika membahana di sepanjang stadion utama Institusi Jayaraya. Semua orang berdiri untuk bertepuk tangan, nama Kantantra Wirajaya di elu-elukan.

"Kantantra it's our king!" Pekik para rekan setimnya. Mengangkat tubuhnya bersama-sama lalu melemparnya tinggi-tinggi.

Kantantra tersenyum lebar, tawa bahagianya mengudara. Ia berhak mendapatkan semua ini, karena dirinya jugalah, sekarang SMU mereka resmi menyabet juara pertama dalam ajang pertandingan Basket SMU tingkat Nasional, tidak hanya itu, Kantantra resmi bakal dinobatkan sebagai salah satu golden MVP  untuk kategori Sophomore.

Saat Kantantra diturunkan, orang pertama yang memeluknya adalah Mahendra Wiranaga, sahabat baik sekaligus Kapten tim Basket SMU mereka. Pemuda berdarah Indo-Cina tersebut langsung menariknya ke dalam pelukan.

"Kamu memang hebat, Tra!"

"Thanks man, semua juga berkatmu. Yang nggak pernah capek ngelatih aku"

"Tantra!!"

Suara seorang gadis semanis madu terdengar di udara. Kantantra dan Mahendra saling melepaskan pelukan, disanalah dia. Si Bidadari SMU Jayaraya, Amanda Mahadewi.

Sesuai namanya, Amanda dilahirkan dengan sangat sempurna. Amanda berdarah campuran, tapi sayang karena ia dibuang di depan panti Asuhan sulit untuk mengetahui dia keturunan Indonesia dengan orang mana.

Mata bulat lebar, hidung mancung, kulit seputih susu,  bulu mata panjang lentik, tubuh ramping nan berlekuk, dan rambut selegam jelaga yang memanjang mencapai punggung.

Saat Amanda berlari dari tribun penonton ke arah mereka, seketika para pemain Basket lain langsung membelah diri seakan tahu apa yang harus mereka lakukan. Memberi jalan pada gadis itu.

Kantantra membuka lebar tangannya saat Amanda berlari memeluknya.

"Selamat ya! Aku bangga banget sama kamu" katanya dalam pelukan si  pemuda .

"Makasih ya Man" Kantantra melingkarkan kedua tangannya dibalik punggung si gadis. Jantungnya berdegup keras setiap kali berada di dekat sahabat yang sudah dia kenal sejak berumur sembilan tahun itu.

Amanda adalah alasan utama Kantantra berlatih keras selama ini. Bukan Piala atau pun gelar yang  sesungguhnya ia incar, melainkan, hati gadis itu.

Melepaskan diri, Amanda tersenyum lebar. Kecantikannya selalu bisa membuat lutut Kantantra melunak seperti jelly.

" Sana, terima piala kalian"
Katanya menoleh pada yang lain.

Amanda lalu mendekati Mahendra, mengeluarkan sesuatu dari dalam saku roknya. Itu saputangan, keduanya tampak berbincang singkat.

Dalam sekejab, semua kebahagiaan Kantantra sirna, diganti rasa nyeri berdenyut di dada.

Mahendra mengambil saputangan dari tangan Amanda, mengucapkan sesuatu sebelum mengelap keringat dari atas dahinya. Kata-kata Mahendra membuat gadis dihadapannya tertunduk, malu-malu.

OM KANTANTRA (The Riot Series : Spin Off)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang