Kanira P.O.V
Aku mungkin lebay tapi nggak bodoh. Memutuskan pulang naik ojek motor online sebelum Om Tantra bisa mengejarku. Setibanya di Apartemen aku bergegas ke area ATM dekat minimarket, menarik uang tabunganku dari beberapa Bank berbeda. Mengingat satu Bank nggak bisa menarik banyak lewat ATM.
Menghitung jumlah uang yang sudah terkumpul, aku mengkalkulasi, rasanya ini cukup buat biaya hidup hingga aku lulus SMU.
Kalau begini aku harus merubah rencanaku. Selepas SMU aku akan mencari pekerjaan terlebih dulu.
Aku segera menuju lobi Apartemen dan beranjak menaiki lift, saat denting terdengar dan pintu membuka, kulongokkan kepalaku keluar. Suasana masih sunyi, tebakanku Bik Sumi sedang berbelanja di Pasar tak jauh dari sini, dan kemacetan membuat Om Tantra terjebak, itu juga kalau dia mengejarku.
Aku segera berlari menuju lantai dua, masuk ke dalam kamar. Membuka laci meja belajar bagian bawah lalu meraih si kuning, celengan berbahan tanah liat berbentuk Spongebob yang sudah kumiliki sejak masih kecil. Semua uang pemberian Oma Magda (diluar deposito) ada di dalam situ.
Tadinya kupikir baru akan kuhancurkan kalau mau kuliah, namun sekarang aku sangat membutuhkannya. Dan harga diriku membuatku nggak mau menyentuh deposito pemberian Oma.
(Iya aku tahu, aku tetap memakai uang celengan dan juga tabungan di atmku, hanya saja kalau terlalu idealis ntar aku nggak bisa hidup dong. Lagian kuputuskan mengambil uang ini bukan tanpa alasan, anggap saja harga yang harus dibayar Om Tantra karena sudah membohongiku)Mataku terpejam, menghitung sampai tiga dan...
Prankk!
Maaf ya kuning. Hiks.
Kuambil semua uang disana, semuanya pecahan puluhan ribu, dan rupanya tabungan belasan tahun ini jumlahnya nggak terduga. Uang ini cukup untuk membeli tiket pesawat ke Bali nanti.
Aku mengambil amplop putih dari meja nakas, membagi dua semua uangku. Mengambil tas ransel besar yang selalu kugunakan kalau camping, aku hanya membawa barang-barang yang betul-betul kuperlukan. Baju secukupnya termasuk seragamku, beberapa obat-obatan dari kotak P3K. Sekarang pandanganku teralih pada closet disebelah lemari, membukanya dan melirik beberapa perhiasan.
Kuputuskan mengambil beberapa, toh ini sudah jadi milikku kan. Terserah orang bilang apa kabur kok masih sempat-sempatnya mikirin harta benda, please deh aku cuma berpikir logis.
Emas-emas yang kuambil pastinya jenis emas kuning murni karena harga jualnya pasti tinggi. Memasukkan semua itu ke dalam satu kotak perhiasan kecil, dan memasukkan salah satu amplop berisi uang tadi ke dalamnya juga. Mengunci kotaknya lalu kuncinya aku jadikan bandul kalung dan kupakai di leherku.
Amplop lain kumasukkan ke salah satu sudut ransel, dan aku juga mengambil beberapa cash untuk memudahkan pembayaran nanti.
Siapa yang mengajariku semua ini? Terima kasih pada Oma Magda dan Bik Sumi.
Setelahnya aku masuk ke kamar mandi, dan mandi dengan sangat cepat. Memakai baju berbahan nyaman seperti celana jeans, sweater panjang berwarna putih serta sepatu kets.
Mengecek perbekalanku sekali lagi, seraya menguncir rambut, aku menyambar ransel lalu bergegas turun. Hal terakhir yang kulakukan adalah menuju dapur, mengambil cukup banyak makanan kering serta snack yang bisa kudapat.
Kalian benar ini penjarahan habis-habisan. Semua novel dan serial bergenre Apocalpyse itu mengajarkanku bagaimana bertahan hidup disaat kiamat, dan kamu menjadi satu dari beberapa persen mahluk yang masih bisa hidup. Dalam konteks sekarang, hidupku seorang saja yang kiamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM KANTANTRA (The Riot Series : Spin Off)
RomanceKanira Wirajaya. Gadis yang baru akan beranjak 18 tahun ketika semua drama dalam kehidupannya datang bertubi-tubi. 1. Pamannya, Kantantra Wirajaya yang selama ini sudah membesarkannya ternyata bukan keluarga kandungnya. 2. Kanira sendiri diam-diam...