Kantantra P.O.V
Sepandai-pandainya tupai melompat pada akhirnya akan jatuh juga.
Pepatah ini sungguh sangat cocok untuk situasiku sekarang. Salah satu hari terburuk kedua dalam hidupku setelah kematian Amanda dan Mahendra.
Segalanya terasa seperti potong film berputar cepat dalam kepala ini. Dimulai dari kedatangan Lizbeth ke kantor untuk memprovokasiku, diakhiri dengan Kanira yang, demi Tuhan, brengsek! Bagaimana dia bisa ada disana juga! Mendengarkan semuanya.
Seberapa banyak percakapan kami yang dia dengarkan?!
Belum pernah kulihat sorot matanya penuh kekecewaan seperti tadi, hatiku sakit sekali melihatnya. Dia langsung kabur tanpa banyak bicara atau mendengarkan penjelasanku. Aku berusaha mengejarnya tapi sial! Dia cepat sekali! Bagaimana dia bisa secepat itu dalam berlari?!
Saat aku kembali ke ruanganku, Alista Asisten pribadiku menangis seraya ketakutan. Ada sahabat Kanira juga disana, Alysya yang tampak salah tingkah sekaligus kebingungan setengah mati. Kanira bahkan meninggalkannya begitu saja disini.
"Bapak saya minta maaf. Tadi saya sudah berusaha mencegah Nona Kanira buat masuk Pak..." ekspresinya memelas. Suaranya lemah.
Aku mendesah, "Kalian tolong tunggu di luar dulu ya" kataku sesabar mungkin, membuka pintu ruang kerja pribadiku lalu membantingnya dibelakang seraya menguncinya.
Dan disanalah dia berada. Duduk dengan santai, punggung tersandar, satu siku ditopangkan pada pinggiran kursi, sebuah senyum keji samar menghiasi wajahnya.
Andai dia laki-laki sudah kugampar wajahnya karena perbuatannya barusan. Dia jelas-jelas tahu ada Kanira disini makanya sengaja mengatakan semua itu.
"Kau...sudah puas...sekarang!" Dadaku naik turun, setiap otot di kepalaku tegang seperti ditarik dari atas, wajahku begitu panas akibat emosi yang memuncak siap kutumpahkan.
"Well, well, drama tadi nggak bakal terjadi Tantra kalau dari awal kau mengaku segalanya pada Kanira"
" For God sake Lizbeth!! She was a child and she's not Amanda! " aku melesat maju menyebrangi ruangan, berdiri di depannya seraya menyemburkan lahar emosiku tepat ke wajahnya.
Lizbeth sedikit terkejut tapi tak gentar.
"Dia memang bukan Amanda, but that girl, more strong than her. And I know, you love her don't you. Just like the way you felt to her Mom? That disgusting Tantra"
"You know nothing Lizbeth! My feeling for her is more stronger than when I'm with Amanda" aku menuding-nuding wajahnya.
"Really. Are you pretty sure that's not another crazy obssesion again" dia berdiri, dijulurkan satu tangannya kemudian disentuhnya wajahku dengan tak tahu diri. "I know you better more than your self Tantra. Your feeling for Kanira it's another illusion..." bisiknya tepat di luar daun telingaku.
Aku sedikit mendorongnya dengan marah dan dia tertawa terbahak-bahak. Nyaring sekali. Tidak tahan lagi, aku bergegas menuju meja kerjaku. Mengambil coklat yang kuletakkan di bagian laci tengah. Tadinya aku tak mau menunjukkan ini pada Lizbeth sekarang karena ada beberapa hal lagi ingin kuselidiki untuk betul-betul memastikan, namun aku sudah tak tahan lagi.
Aku kembali ke tempatnya berdiri lalu melemparkan dengan keras ke wajahnya, membuat Lizbeth kaget. "Apa ini?"
"Buka itu dan kau akan tahu sebetapa mengerikannya kelakuan keluargamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OM KANTANTRA (The Riot Series : Spin Off)
RomanceKanira Wirajaya. Gadis yang baru akan beranjak 18 tahun ketika semua drama dalam kehidupannya datang bertubi-tubi. 1. Pamannya, Kantantra Wirajaya yang selama ini sudah membesarkannya ternyata bukan keluarga kandungnya. 2. Kanira sendiri diam-diam...