"Aku hanya punya dua kata untukmu, Ton. MENYERAH SAJA!!"
Rudi dengan cepat menghampiri Toni. Sebuah pukulan siap mendarat di perut Toni, dengan sigap tangan kiri Toni menangkap pukulan Rudi. Lalu mereka sama-sama mundur.
***
"Hehhh, tertangkap kau!"
Situasi di lantai bawah, penyusup yang menyamar menjadi anggota ADA masuk ke dalam lift, Anto dengan cepat lari dan berusaha ikut masuk ke dalam lift. Pintu lift mulai tertutup, sementara jarak lift dengan Anto masih lumayan. Anto pun akhirnya melemparkan dirinya sendiri agar lebih cepat menuju lift, dan beruntungnya ia berhasil masuk.
"Huft, dasar ...," ujar Anto ke orang itu dengan nada kesal.
"Kau cepat juga, ya? Sebagai anggota ADA," ungkap orang itu.
"Sial, apa yang kau lakukan pada temanku?" tanya Anto kesal.
"Aku? Aku tidak melakukan apa apa kok, cuman membunuh mereka saja," jawab orang itu dengan santainya.
"Hehhh, dasar!!" Anto mulai marah.
Tangan Anto bersiap memukul orang itu, tapi orang itu berhasil menangkap pukulannya.
"Hei, sabar nak sabar, aku di sini bukan untuk bertarung denganmu," tanggapnya begitu tenang.
Anto bertanya, "Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau bisa memiliki pakaian serta ID Card itu?"
Orang itu menjawab dengan simpel, "Sederhana saja, aku mantan anggota ADA, keluar tepat sebelum kamu masuk, Anto."
Siapa sangka ternyata orang itu adalah mantan anggota ADA yang di keluarkan. Angga, itu sebutan namanya waktu masih menjadi anggota ADA. Entah bagaimana bisa terjadi, Angga bisa kenal dengan Anto.
"Tapi, bagaimana kau tahu namaku?" tanya Anto.
"Kenapa aku bisa tahu? Aku tanya dulu ke kamu, kamu masuk ADA karena siapa?" tanyanya terlihat serius.
"Itu tidak ada hubungannya denganmu!" jawab Anto.
"Jelas ada, hahaha,"–ketawa jahat–"Anto, harusnya kau mengenal satu mantan anggota ADA lagi, namanya Toni."
"Toni, kau kenal dia juga?" tanya Anto yang mulai kesal kembali.
"Hahahaha, sudah pasti lah. Kau teman akrab Toni, kalian masuk bersama, dan aku yang merekomendasikan Toni untuk masuk ke ADA, tapi sebelum Toni berhasil masuk, aku dikeluarkan. Dan sekarang Toni ada di pihakku, dia pasti sedang bersenang-senang dengan ketua kalian di atas,"–berjalan ke tombol lift dan memencet angka 16–"dan aku akan menyusulnya."
"Sial! Aku tidak akan membiarkanmu, aku kan menahanmu di sini!" ujar Anto dengan posisi ingin menyerang Angga.
"Jadi kau mau mengajakku bertarung, sini kalau bisa." Angga dalam posisi bertahan.
Pukulan demi pukulan mendarat ke arah Angga, tapi Angga berhasil menahan semuanya. Anto mulai terlihat kesal karena semua serangannya berhasil ditangkis.
"Hei, kau kira aku sudah berapa lama di ADA? Ha? Aku sudah ada sejak awal-awal ADA terbentuk, aku sama-sama berjuang demi ADA bersama dengan ketua brengsekmu itu sejak dulu," jelas Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Time To Life
Mystery / ThrillerSebuah kasus baru yang membuat para agen detektif kesulitan menyelesaikannya. Mereka menemui pilihan yang sulit, korban pun terus berjatuhan. Jika mereka lari, korban akan terus bertambah, jika mereka bertahan, hampir tidak ada kemungkinan berhasil...