Mungkin inilah akhirku, batin Dio saat merasa dia akan mati, kesempatan untuk menghindar benar-benar tidak ada.
SLEPP!!! (Pisau mulai masuk)
CRETT!!! (Darah keluar banyak)
Dug dug, dug dug (suara jantung yang semakin melemah)
Tiba-tiba ada Anto di belakang Dio, "A-Anto?"
"Ehehe, te-terima kasih, Ke-ketua," ucap lirih Anto karena kesakitan.
Anto yang semula terjatuh lemas, sadar akan Dio yang sudah diambang kematian. Entah kenapa tubuh Anto serasa bergerak sendiri dan dengan cepat berpindah ke belakang Dio, melindungi Dio dan menerima tusukan pisau dari Angga, tusukan itu juga mengenai jantung Anto.
"Kenapa, Anto?" tanya Dio dengan ekspresi sedih.
"Tu-tubuhku ... be-bergerak ... sendiri ... he-hehe. A-aku hanya ... me-nebus kesalah-" Belum selesai berbicara, Anto terjatuh.
SLEPP!!
Dengan santainya Angga mencabut pisau dari tubuh Anto, "Dasar, kalau mau mati bilanglah dari awal."
Terima kasih, Ketua, batin Anto di saat terakhirnya.
"Sialan kau Angga," balas Dio.
Angga menjawab, "Apa apa? Dia yang bergerak sendiri, untuk menebus kesalahannya dan mati."
"Hiaa!!" Tanpa basa-basi Dio langsung melayangkan pukulan ke Dio.
Dio dengan cepat menangkap pukulan itu, "Mau lanjut? Oke."
Adu pukul mereka kembali berlanjut. Dio tak bisa terlalu terlarut dalam kesedihan karena kematian teman-temannya, ia harus segera menyelesaikan ini.
Lantai 16, Rudi terpojok. Toni mendekat, menginjak tangan kiri Rudi, menodongkan pisau ke wajah Rudi, "Menyerah atau mati!"
DORR!!
Suara tembakan pistol terdengar dari arah tangga, membuat injakan kaki Toni melemah dan Rudi dapat meloloskan diri. Tembakannya masih meleset, tapi masih bisa memperbaiki keadaan.
"Siapa itu?" teriak Toni.
Datang dari tangga, seseorang yang tak asing bagi Toni dan Rudi. Orang itu adalah senior mereka, Ria.
"Ria?" ucap Rudi yang kaget.
"Iya ini aku, Rud," jawab Ria sambil memutar-mutar pistol menggunakan jarinya.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Rudi.
"Aku hanya ingin menyelamatkan temanku, itu alasan yang cukup, kan?" tegas Ria.
Rudi hanya tersenyum menanggapi kata-kata Ria barusan. Entah ada angin apa Ria bisa sesemangat sekarang.
"Tapi, darimana kau mendapat pistol itu? Bukankah kita tadi ke sini tidak bawa senjata?" tanya Rudi.
"Memang kita tidak bawa. Aku menemukan ini di perjalananku ke sini, Ardi yang membawanya dan sepertinya tidak sengaja terjatuh," jelas Ria.
Di lantai 8, tepat sebelum Ria menaiki tangga, matanya teralihkan dengan sesuatu yang berkilauan.
Apa itu ya? pikir Ria.
Setelah dihampiri, ternyata itu sebuah pistol. Diambilnya pistol itu, ia perhatikan pistol itu dan menemukan hal yang tak asing baginya. Itu adalah pistol yang bertuliskan "ADA New" yang berarti itu pistol milik ADA keluaran terbaru yang hanya dimiliki anggota baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Time To Life
Mystery / ThrillerSebuah kasus baru yang membuat para agen detektif kesulitan menyelesaikannya. Mereka menemui pilihan yang sulit, korban pun terus berjatuhan. Jika mereka lari, korban akan terus bertambah, jika mereka bertahan, hampir tidak ada kemungkinan berhasil...