Aku berjanji, akan terus berjuang demi kedamaian dunia ini. Terima kasih, teman-teman ....
Senja masih menemani rasa sedih Rudi. Sosok Ardi yang muncul di depannya membuatnya memurungkan niat untuk juga mengakhiri hidup. Rudi masih duduk termenung di depan Toni yang kini sudah tak bernyawa.
Siapa aku? Rudi.
Apa yang kulakukan ini? Hanya melakukan hal yang aku anggap benar.
"Ton, aku harus apa?" ucap Rudi sambil menatap wajah Toni.
Tiba-tiba Rudi teringat sesuatu tentang Ria. Tepat sebelum Ria maju berkorban, Ria memberikan sesuatu ke Rudi untuk dibuka saat pertarungan selesai. Dilihatnya kertas yang diberikan Ria tadi, kertas itu berisi suatu petunjuk berbentuk kode.
Ada 8 deret angka, ada gambar pintu,3 buah pisau, lalu tengkorak, kira-kira apa ya? Rudi bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Setelah kembali mengingat beberapa hal yang dia alami sampai saat ini, Rudi mendapati satu hal. Pesan yang ditulis di potongan kertas itu hampir sama dengan pesan yang sudah pernah ia lihat dari Ardi saat pertama sampai di gedung.
Jika benar, berarti ini ada hubungannya dengan Ardi, pikir Rudi.
JEDUG!!!
"Aduh!!" lirih Rudi sambil memegang dadanya.
Tiba-tiba jantung Rudi terasa berhenti berdetak, tenaga Rudi sudah di ambang batas. Masih ada hal yang harus dilakukannya saat ini, tapi ia tak punya tenaga tersisa lagi.
Rudi menatap langit-langit, "Apa yang harus kulakukan? Di saat tenagaku yang sudah di ambang batas ini, aku tidak bisa berpikir jernih. Aku harus apa, teman-teman?"
Jauh dari lokasi kejadian, di kantor Agen Detektif Angkasa. Bagas, satu anggota ADA lain yang diberikan kepercayaan untuk menjadi penanggungjawab sementara selama Dio dan yang lainnya pergi. Bagas merupakan teman seangkatan Rudi, Bagas dan Rudi masuk ADA bersama-sama. Bagas gelisah, karena sejak pagi sampai sore Dio dan yang lain belum juga kembali.
"Indah! Bagaimana? Sudah mendapat kabar?" tanya Bagas ke Indah, salah satu anggota yang lain.
"Belum, Gas. Aku sudah menelepon Dio dan Ria, tapi mereka sama sekali tidak menjawab teleponnya," jelas Indah.
"Oh iya, bagaimana dengan Rudi?" tanya Bagas lagi.
"Rudi ya? Bentar aku coba telepon ...."
Indah mencoba menelepon Rudi.
Di lokasi kejadian, Rudi masih terduduk lemas. Berkali-kali Rudi mencoba untuk bangkit, tapi tetap saja tenaganya sudah terkuras habis, bahkan untuk berteriak pun sudah tidak bisa. Pandangan Rudi mulai buyar, kepala mulai pusing berat, duduk pun sudah tidak kuat.
Ardi, aku sudah tidak kuat lagi....
BRUKK!!
JEDUG! JEDUG!
KAMU SEDANG MEMBACA
No Time To Life
Misteri / ThrillerSebuah kasus baru yang membuat para agen detektif kesulitan menyelesaikannya. Mereka menemui pilihan yang sulit, korban pun terus berjatuhan. Jika mereka lari, korban akan terus bertambah, jika mereka bertahan, hampir tidak ada kemungkinan berhasil...