"Cihh! Aku baru sadar, harusnya aku membunuhmu dari tadi, Anto sialan."
Angga baru menyadari bahwa alasan dia melalukan semua adalah orang yang bernama Anto itu. Entah apa yang terjadi, ketika pertama bertemu Anto, hal yang paling diingat hanya saat Anto dan Toni masuk ADA bersama. Angga lupa seketika tentang kejadian yang membuatnya melakukan ini.
Perjalanan menuju lantai 34. Pisau di tangan Angga sudah bersiap dari tadi, namun ia tidak bisa melakukan itu sekarang. Tujuan Angga sekarang adalah membunuh si ketua, Dio yang sudah membuatnya dikeluarkan dari ADA, "Kau akan kuurus nanti, sekarang aku harus membunuh ketua brengsekmu itu."
Anto tidak bisa berbuat apa apa, karena dia masih lemas terkapar akibat pertarungan dengan Angga waktu masih di lantai bawah. Anto berharap semua ini segera berakhir dan kehidupan ADA kembali damai.
Ketua, maaf aku tidak bisa mengatasi orang ini, batin Anto.
Sleppp!! Crett!!!
Pertarungan Rudi dan Toni berhenti seketika setelah Toni menancapkan pisau di tangan kanan Rudi.
"ARGHH!!! Sialan kau, Toni! Apa yang kau lakukan? Ha!" Teriak Rudi kesakitan.
"Aku hanya ingin mempercepat pertarungan ini, Rudi. Temanku sudah selesai dengan urusannya, berari sebentar lagi tujuan kami akan terpenuhi. Tujuan atas dasar dendam, hahaha!" ungkap Toni.
SIal! Aku tidak bisa melepasnya, Rudi berusaha melepas tangannya, tapi tidak bisa karena pisau yang tertembus sampai ke tembok.
"Kau bisa saja melepasnya, tapi kau pasti akan kehilangan banyak darah, dan dengan begitu aku tidak perlu membunuhmu. Kau akan mati dengan sendirinya!" Perkataan Toni yang hampir membuat Rudi patah semangat.
"Hei Toni, sebenarnya apa tujuanmu melakukan ini semua?" tanya Rudi.
"Aku hanya ingin balas dendam ke kalian semua! Kalian yang telah membuatku seperti ini! Kalian yang membuat jurang kematian untuk kalian sendiri!" jawab Toni yang terlihat marah.
Rudi semakin bingung, "Apa maksudmu ha?"
"Tidak kah kau ingat kenapa aku dulu dikeluarkan?" tanya balik Toni.
"Bukankah itu kesalahanmu sendiri, yang sudah membunuh orang tidak bersalah waku itu?" tanya Rudi memastikan.
Toni semakin merasa kesal, "Membunuh katamu? Aku tidak membunuhnya! Tapi aku dibuat seolah aku membunuh orang itu, kalian tidak tahu, tapi aku waktu itu serasa ada yang mendorong dari belakang. Dan benar saja, di depanku ada warga yang harusnya di selamatkan, aku tidak sengaja membunuhnya karena ada yang mendorongku dari belakang!"
Kejadian malang menimpa Toni beberapa bulan yang lalu, tepat sebelum dia dikeluarkan. Ada kebakaran misterius di sebuah gedung, pasukan ADA diminta untuk menyelidikinya. Yang aneh dari kebakaran itu, meski sudah dipadamkan, api masih bisa menyala. Polisi menyimpulkan ada dalang dibalik kejadian waktu itu, jadi pasukan ADA diminta menyelidikinya. Dio, Toni, Rudi, dan Anto bersiap menuju lokasi.
Sampai di lokasi kebakaran, mereka berempat langsung masuk ke gedung yang masih dilahap api itu. Dengan berbekal pakaian anti panas, mereka berhasil masuk dan langsung menyelidikinya. Tak butuh waktu lama untuk mereka mengungkap pelaku kebakaran. Saat ingin membawa pelaku yang masih di dalam gedung, Toni dan Anto mendapati ada karyawan gedung yang masih berada di dalam, mereka pun menghampirinya. Toni berada di depan untuk menarik orang itu, dan berhasil. Namun, ada tangan yang mendorong punggung Toni, membuatnya kembali mendorong orang tak bersalah itu dan malah terjatuh dalam bara api dan terbakarlah orang itu.
Sejak kejadian itu, Toni dituduh telah membunuh warga tidak bersalah. Tuduhan itu dikeluarkan begitu saja sehari setelah kasus kebakaran usai. Dan Toni dikeluarkan dari pasukan ADA setelah itu. Toni kembali ke Angga, yang sudah lama dikeluarkan. Dua orang yang sama-sama merasa dikhianati sedang melakukan balas dendam saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Time To Life
Mystery / ThrillerSebuah kasus baru yang membuat para agen detektif kesulitan menyelesaikannya. Mereka menemui pilihan yang sulit, korban pun terus berjatuhan. Jika mereka lari, korban akan terus bertambah, jika mereka bertahan, hampir tidak ada kemungkinan berhasil...