END - Penyelesaian

19 6 0
                                    

"Baiklah, pasukan penyelidikan, ayo berangkat!"

"Siap!!"

Pasukan penyelidikan dadakan yang dibuat Bagas untuk menyelamatkan Rudi dan yang lainnya telah siap berangkat. Anggota 7 orang dengan Bagas sebagai pemimpinnya merupakan orang-orang yang sudah dipercaya dan dekat dengan sosok Dio sebagai ketua Agen Detektif Angkasa.

"Teman-teman, prioritas kita nanti adalah mencari keberadaan Rudi. Tapi untuk memaksimalkan waktu yang ada, kita akan terbagi menjadi 2 kelompok," jelas Bagas di perjalanan.

"Untuk apa dibuat dua kelompok, Gas?" tanya Indah.

Bagas menanggapi, "Kelompok pertama, tiga orang, akan menyelidiki sekeliling gedung. Untuk mencari bekas-bekas kasus, terutama korban. Nah tiga orang sisanya termasuk kamu Indah, ikut denganku. Kita akan menyelidiki isi gedung, kemampuanmu sangat dibutuhkan, Ndah."

Tak butuh waktu yang cukup lama, mereka pun sampai di TKP. Ari, Dito, dan Devan menjadi satu kelompok dan mulai menyelelidiki sekeliling gedung. Bagas, Indah, dan dua orang lain masuk ke dalam gedung.

"Tempat apa ini? Ada banyak darah!" ungkap Indah yang baru pertama kali masuk gedung.

"Ini seperti kasus pembunuhan," balas Bagas.

"Jadi kita harus apa, Gas?" tanya Indah.

"Untuk sementara, Indah! Kamu gunakan kemampuanmu untuk melacak keberadaan Rudi," pinta Bagas.

Dengan sigap Indah mengeluarkan alat untuk hack sama seperti milik Ria untuk membobol CCTV gedung dan melacak keberadaan Rudi. Dengan cepat Indah dapat membobol seluruh CCTV yang ada di gedung berlantai 50 tersebut, seperti halnya yang Ria lakukan sebelumnya.

Indah melapor, "Bagas! Ada kerusakan di beberapa CCTV yang ada di depan lift. Lantai 3, 4, 5, 6, 13, dan 23,"–mengamati sejenak­­–"Eh Gas! Ini di lantai 34 seperti ada bekas sobekan kertas tertempel di kamera CCTV, ada kemungkinan di sana terjadi sesuatu."

"Baiklah, kita bagi kita menjadi dua kelompok. Aku dan Indah akan di sini menyelidiki hal lain. Kalian berdua,"­–menoleh ke dua teman yang lain–"Lian dan Vio, naiklah ke lantai 34 dan laporkan apa yang terjadi di sana, mengerti?" tanggap Bagas.

"Siap! Mengerti, Kak!" jawab serentak Lian dan Vio.

Lian dan Vio merupakan anggota yang seangkatan dengan Ardi, jadi mereka sangat menghormati Bagas sebagai senior mereka dan sebagai penanggungjawab ADA sementara. Hubungan baik seperti inilah yang sebenarnya diharapkan oleh Dio dan teman-temannya. Namun, karena kesalahpahaman belaka, semuanya seolah menjadi hancur.

Lian dan Vio langsung masuk ke lift dan menuju ke lantai 34. Sedangkan Indah masih sibuk menyelidiki tiap-tiap kamera CCTV yang ada. Indah menemukan 1 hal janggal lagi.

"Bagas!" panggil Indah.

"Iya, ada apa, Ndah?" tanya Bagas.

Indah menjelaskan, "Di lantai 16, ada satu hal yang janggal. Perhatikan baik-baik, Gas!"

Bagas pun ikut memperhatikan CCTV-nya, "Eh itu kan? Pistol milik ADA, kenapa ada di situ? Pistol terbaru lagi."

Tampak di perangkat Indah, sebuah pistol yang tepat berada di bawah kamera CCTV yang ada di depan pintu lift lantai 16. Itu adalah pistol yang sebelumnya dibawa Ria untuk menyelamatkan Rudi dari Toni. Biarpun berakhir menggenaskan, rupanya Ria sengaja melempar pistol tepat dibawah kamera supaya ada yang melihatnya nanti. Sungguh pemikiran yang cukup cerdas di saat terakhirnya itu.

Pintu lift sudah terbuka, tandanya Lian dan Vio sudah sampai di lantai 34. Langsung saja Bagas dan Indah masuk ke lift untuk menuju lantai 16, tempat pistol itu berada.

No Time To LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang